Cerita ini akan lebih menggambarkan kedua tokoh dari Kim Myung Soo dan kakaknya, Kim Jun Myeon yang nantinya akan memasuki fase marriage life bersama pasangan masing-masing yaitu Son Na Eun dan Bae Joo Hyun. Kalau tertarik dengan kisah sebelumnya, b...
maaf tadi ada kesalahan saat mempublish, sehingga pemberitahuan pertama tidak terbuka, sekarang chapter ini sudah rampung, silahkan dibaca para readersnim.
Mendengar nama itu tidak di pungkiri membuat pikiran Na Eun bukannya berkurang tapi malah bertambah. Iya, Joo Hyun melihat jelas raut wajah itu dan tentu saja mengkhawatirkan keadaan Na Eun sekarang.
Joo Hyun tergerak memeluk Na Eun lalu mengusap punggungnya teratur.
"Kamu ga usah sedih, nanti Myung Soo pulang biar eonni pukul dia kalo berani sakitin kamu, cup ya sayang"
.
Di sisi lain, Jong In yang baru saja mengakhiri pembicaraan dengan kedua ipar nya itu kini kembali mendapat pesan dari kakak sepupunya.
'Jong, kalau bisa itu Myung Soo kamu samperin suruh telepon Na Eunnya, Jun Myeon hyung udah bisa bayangin deh gimana nangis kejernya si Na Eun, mana dia lagi sama Joo Hyun, ga tau deh istri hyung itu meredakan, memper parah atau malah ikutan nangis, kamu bantuin selesain masalah mereka ya'
Itu pesan yang Jong In terima dari Jun Myeon.
"Huh, mereka yang menikah, mereka yang bermasalah, kenapa jadi aku yang kena" Jong In membatin karena ia juga masih lelah baru saja selesai mengambil kamar dan menata barangnya serta Myung Soo.
Walau bersungut, Jong In tetap pergi menyusul keberadaan Myung Soo dengan Ji Yeon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata Jong In tentu saja terbelalak melihat adegan ini dan bodohnya dia malah memotret keadaan dan terkirim begitu saja ke Na Eun.
"Hyung!" setelah teriakkan itu terlepas dari mulut Jong In, Ji Yeon baru menegakkan diri dari senderannya itu. "Ah, hyung, seharusnya kau meluangkan waktu sebentar untuk melihat ponselmu? Mungkin?"
Myung Soo langsung berdiri dan manjauh dari lokasi meninggalkan Ji Yeon dengan Jong In berdua.
"Ku harap kau bisa membatasi diri, aku tahu kau memiliki masa lalu dengan hyungku, tapi sekarang situasi berbeda Yeon, Myung Soo hyung sudah menikah dan memiliki istri yang sedang mengandung buah hati mereka, ku harap kau menghargai itu" terang Jong In pada Ji Yeon yang menanggapi nya hanya dengan menaikkan kedua bahunya.
.
Ternyata kisah sedih tangis-tangisan di dalam ruang Na Eun itu tidak menutup kepergian Joo Hyun ke Miu Miu.
'Hei, aku tidak memaksanya, aku sudah menanyakan pendapatnya tadi'
a little flashback
"Ya sudah, jangan menagis lagi Eun, kita pulang saja Ne? Eonni tidak apa kok kalau tidak jadi belanja" Joo Hyun bicara seolah teguh tapi wajahnya tidak memadai, bahkan sangat melas. "Aniya eonni, kita ke Miu Miu saja, aku juga butuh hiburan, dari pada di rumah, malah nanti makin teringat dengannya" ini lah percakapan sebelum mereka sampai di Miu Miu seperti sekarang.
flashback off
Joo Hyun menggerayangi toko itu dan hampir membeli semua product yang terpajang di sana, sementara Na Eun hanya duduk di bangku tunggu sambil melihat beberapa sepatu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benar, sepatu itu lucu, dan yang terpenting tidak memiliki hak tinggi, karena ia harus lebih berhati-hati sekarang, dan lebih baik untuk tidak memakai hak.
"Sepertinya yang ini bagus, mari kita coba" monolog Na Eun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Na Eun tersenyum karena sepasang sendal yang sekarang bersemayam di kakinya terlihat indah dan cocok, ya walaupun sebenarnya memakai apa saja juga dia itu cocok cocok saja, bukan?
"Ternyata tidak salah ikut eonni belanja, ini cukup menyenangkan" ia memandang kakinya dengan tersenyum.
Joo Hyun mendatangi Na Eun dengan beberapa orang pegawai yang sudah membawa segala rupa barang yang di tunjuk Joo Hyun.
"Bagaimana Eun? Sudah memilih barang yang kau inginkan?"
Na Eun hanya mengarahkan pandangannya pada kakinya yang sedang memakai sendal itu.
"Aah, kau menyukai sendal yang kau pakai?" Joo Hyun langsung mengarahkan salah satu pegawai.
"Tolong ambilkan yang baru untuk sendal itu ya" pegawai itu hanya mengangguk setelah melihat ukuran kaki Na Eun.
Joo Hyun sekarang duduk di sebelah Na Eum lalu merangkul pelan pundak iparnya.
"Apa lagi Eun?" Na Eun hanya menggeleng. "Hah? Kau di traktir eonni hanya mengambil sepasang sendal, astaga Na Eun" Joo Hyun hanya mampu menggelengkan kepalanya.
Obrolan kecil itu terdistrak dengan dering ponsel Na Eun.
🎶 nae mameun dumhdurumdumdum 🎶
"Halo" iya Na Eun tahu siapa yang menelepon dan Joo Hyun melihatnya antusias. "Ada apa Eun?" "Aku merindukanmu" "Hanya itu?" "Ya terus? Salah aku merindukanmu?" "Bukan salah sayang, tapi kan aku sedang bekerja" "Aku tahu kau sedang bekerja, tapi aku tidak suka kau berinteraksi dengan perempuan lain apa salah aku cemburu?" "Sayang, ini kan hanya soal pekerjaan" "Hanya soal pekerjaan katamu? Iya aku paham kau sedang bekerja sama dengan perusahaannya tapi dia itu pernah menjalankan hubungan denganmu sebelumnya, itu yang aku tahu" "Terus apa mau mu?" "Mau ku? Kau pulang dan batalkan kerjasama dengan perusahaan itu jika wakil dari perusahaan itu tidak bisa di ganti" "Mana bisa seperti itu, profesionalitas kerja ku di pertaruhkan di sini" "Ya sudah, kalau tidak mau putuskan hubungan kerja dengannya, putuskan saja hubunganku, tidak usah pulang sekalian, aku bisa menghidupi diriku dan 'dia' dengan keringatku sendiri" "Terserah padamu, aku lelah Eun"
Telepon itu terputus dengan Na Eun melihat foto kiriman Jong In.
"Bajingan, tenang saja Eun, Jun Myeon dan aku tidak akan membiarkanmu kesulitan, kami akan selalu ada bersamamu dan membatumu, jangan khawatir ya sayang"