Lion Heart

293 28 8
                                    

Pagi hari Joo Hyun terbangun, ia meraba bagian kasur si sebelahnya, Jun Myeon tidak ada, dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul delapan, dengan bodohnya ia memukul kepalanya sendiri.

"Jun Myeon pasti sudah berangkat, kenapa juga aku jadi sangat pemalas semenjak hamil" ia melihat ke arah perut buncitnya lalu mengelusnya.

"Pagi anak eomma, kalau sudah besar tidak boleh malas ya, eomma sayang Su Hyeon" Joo Hyun berdiri perlahan lalu membuka tirai jendela itu dan melihat ke arah pekarangan rumah.

"Loh, mobil Jun Myeon masih ada?" iya mobil itu masih terparkir di depan rumahnya.

Joo Hyun segera keluar dari kamar dengan rengekannya mencari wujud suami tampannya itu.

"Jun" Masih belum ada jawabnya.

"Suho" masih belum juga terdengar balasan untuknya.

Akhirnya Joo Hyun berjalan menuju ruang tamu dan menemukan Jun Myeon yang mengangkat koper dengan Na Eun yang berjalan di samping suaminya itu.

Tanpa basa basi bibir bawah Joo Hyun sudah maju terlebih dahulu sesaat setelah ia berdiri di depan Jun Myeonnya yang ternyata juga memegang tangan Na Eun.

"Joo aku bisa jelasin" itu kata Jun Myeon sebelum air mata Joo Hyun jatuh.
"Jelasin apa? Jelasin kayak semalem? Aku ga butuh penjelasan kamu!" Na Eun yang bingung akhirnya buka suara.
"Eonni kenapa?' padahal Jun Myeon udah nengok ke arah Na Eun sambil geleng-geleng maksud jangan di tanya.
"Kamu sendiri?" Joo Hyun bertanya agak ketus.

Sebelum Na Eun berhasil menjawab ada sosok lain yang datang memecah ketegangan situasi itu.

"Selamat pagi nunna aku yang cantik, kok tegang banget sih wajah nya? Aku titip Na Eun semalem ya, besok aku jemput, hari ini aku ada pertemuan sama client di busan, lalu ada sedikit jamuan makan malam, jadi terpaksa nginep di sana, boleh ya nunna" Joo Hyun yang terperangah oleh tingkah Myung Soo hanya mengangguk heran sebagai tanda ia tidak mempermasalahkan kehadiran Na Eun di rumahnya pagi ini.
"Terima kasih nunna" Joo Hyun hanya mengangguk lagi.

Myung Soo langsung mendekap sebentar istri cantiknya, mengecup puncak kepala Na Eun, turun ke kening wanitanya, ke dua matanya, turun lagi ke hidungnya, lalu ke pipi kanan dan pipi kiri istrinya itu, lalu ke dagu, terakhir bibir ranum itu.

"Aku pergi dulu ya sayang, kalau ada apa-apa bilang sama Joo Hyun nunna, sama Jun Myeon hyung, yang terpenting jangan lupa langsung kabarin aku" jelas Myung Soo.
"Iya, udah ih, malu di liatin" Myung Soo tidak lupa berjongkok menyetarakan tingginya dengan perut Na Eun.
"Kesayangan appa, appa pergi dulu ya, jagain eomma ya sayang" lalu mengecup pelan perut Na Eun yang masih rata itu, yang tentunya berbalut dengen baju.

Na Eun mengelus pelan kepala Myung Soo lalu Myung Soo kembali berdiri dan mengecup singkat bibir Na Eun lagi.

"Aku pergi ya" kata Myung Soo yang cuma di angguki oleh Na Eun.

Lalu Jun Myeon kembali mengangkat koper Na Eun ke kamar tamu dengan Joo Hyun mengekori suaminya.

"Tadi itu Na Eun hampir jatuh makanya aku refleks pegang tangannya Bae, kamu jangan marah gitu dong" bisik Jun Myeon yang cuma di hadiahi anggukan kecil oleh Joo Hyunnya, karna jujur saja ia masih tidak dalam mood yang baik.

Setelah meletakkan barang-barang Na Eun, niat nya Jun Myeon mau langsung berangkat bekerja saja, toh Joo Hyun juga belum mau berbicara dengannya. Tapi ternyata salah, Joo Hyun mengekorinya sampai ke pekarangan rumah tapi Jun Myeon masih tidak paham apa keinginan istrinya.

"Aku pergi ya" Jun Myeon hanya berkata demikian dan hendak membuka pintu mobilnya, tapi Joo Hyun mulai menangis.

"Hiks" Jun Myeon terhenti lalu memejamkan matanya sejenak sebelum menoleh ke arah Joo Hyun.
"Kenapa lagi sayang? Aku salah ya? Alu minta maaf ya" lalu ia mendekap Joo Hyunnya, terasa bahwa wanitanya itu menggeleng.
"Aku mau juga, seperti Na Eun" oke Jun Myeon bingung.
"Aku rasanya ingin membawamu saja ke kantor kalo nangis terus sepertinini sayang, aku tidak tahu kau mau apa? Hm?"
"Kau bahkan tidak berpamitan seperti Myung Soo" oh, begitu.

Akhirnya Jun Myeon mencium seluruh wajah Joo Hyun persis yang Myung soo lakukan pada Na Eun, puncak kepala, kening, pipi, hidung, dagu, tidak lupa dengan setiap ucapan sayang sebagai tambahan setelah satu kecupan ia lakukan, terakhir berlutut untuk mencium anak mereka, Su Hyeon.

"Baik-baik di rumah ya, jika ada apa-apa segera hubungi aku, aku mencintaimu" lalu mengecup bibir Joo Hyun sebelum benar-benar pergi.

Dan tanpa sadar, ada sepasang mata yang menyaksikan mereka dengan senyum merekah.

"Ternyata eonni lucu ya, apa aku akan menjadi semanja itu juga saat kehamilanku besar nanti" gumam Na Eun.

Tidak perlu waktu lama, Joo Hyun sudah masuk ke rumah dan tatapan tidak senang dari Joo Hyun masih ada untuk Na Eun.

"Eonni sudah makan?" tatapan tidak senang itu berubah jadi sendu dengan gelengan yang menurut Na Eun cukup imut di lakukan oleh wanita tiga puluh tahun.
"Aku membawakan eonni subway, eonni suka?" tapi Joo Hyun akhirnya membuka suara.
"Isinya?"
"Ham, aku tidak memasukkan ayam ke dalamnya, aku tahu eonni tidak bisa makan ayam, cha" Joo Hyun menerima subway dari Na Eun lalu duduk di samping Na Eun di ruang tamu.

"Maaf ya atas perlakuanku" itu Joo Hyun sambil mengunyah subway pemberian Na Eun, Na Eun belum bersuara dan masih mendengar pengakuan Joo Hyun.
"Aku cemburu padamu Eun" Na Eun terbelalak.
"Bagaimana mungkin eonni cemburu padaku?"
"Well, salahkan hormon tapi memang Jun Myeon pernah suka padamu kan" Na Eun lalu kembali terdiam.
"Kau sendiri bagaimana? Percaya dengan Myung Soo?"
"Per-caya"
"Kalau percaya kenapa ragu? Laki-laki itu memiliki hati seperti singa, kau tidak boleh memercayainya Eun, apa kau tidak curiga? Myung Soo bermalam di Busan, dengan siapa? Apa client nya laki-laki atau perempuan? Tarulah Myung Soo tidak melirik perempuan lain, bagaimana jika perempuan otu yang menggodanya?"

TBC-120420

The Two Kims ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang