Stress - 스트레스

272 27 9
                                    

Joo Hyun memaksa Na Eun nya makan sebelum pulang ke rumah, bahkan mengancam tidak akan mengajak Na Eun pulang ke rumah sebelum Na Eun mau makan. Iya, Na Eun bahkan tidak nafsu untuk menyantap makan siang.

"Eun ga boleh gitu lah, kamu tuh sekarang bukan cuma ngehidupin diri kamu sendiri loh, iya mungkin kamu belom laper, iya, mungkin kamu ga nafsu makan, tapi kamu ga boleh egois untuk milih buat ga makan Eun, baby kamu laper itu, jangan buat dia kekurangan nutrisi, okay?" bujuk Joo Hyun panjang yang akhirnya membuat Na Eun mengangkat sendoknya itu.

Iya, tapi itu terlambat, bujukan Joo Hyun berhasil tapi kondisi itu berubah. Sendok itu sudah bergerak naik dari genggaman Na Eun ke arah mulutnya namun tidak berhasil memasukkan makanan ke dalamnya.

"Argh" teriak Na Eun refleks meremas perutnya yang terasa tegang, sakit, keram, ia tidak bisa mendefinisikan rasa sakit itu bahkan ia hanya mampu meringis.
"Eun, astaga" ya mau bagaimana Joo Hyun juga tidak mungkin menggendong Na Eun yang sakit itu.

Joo Hyun tidak habis akal, ia menelepon Paman Hwang untuk menyusul mereka ke food court agar bisa membatu Na Eun ke mobil dan segera mengabari Jun Myeon.

"Halo Jun"
"Iya honey? Ada apa? Kenapa suaramu begitu? Is everything alright?"
"Kamu lagi di kampus apa lagi praktek di rumah sakit kampus?"
"Kebetulan aku abis lunch sama Ji Soo jadi masih di rumah sakit nih, kenapa babe? Kamu kangen?"
"Aku ke sana sekarang, sama Na Eun, perut dia sakit, aku rasa dia kontraksi karna dia dari tadi ga mau makan Jun, aku takut"
"Sht, ga boleh negative thinking gitu, aku sama Ji Soo tunggu kamu sama Na Eun di lobby ya sayang, everything will be alright, kamu tenangin Na Eun dulu"

Joo Hyun mengangguk dalam panggilan teleponnya yang terputus itu, berjalan cepat di samping Paman Hwang yang membopong tubuh Na Eun yang lemah dan masih meringis.

"Eun, sayang, sakit sekali ya?" Joo Hyun ikut berair melihat keadaan adik iparnya.
"Eonni" Na Eun yang sedikit terguncang di gendongan Paman Hwang tidak bisa berkata apa lagi.

Joo Hyun membantu membuka pintu mobil agar Paman Hwang bisa membaringkan Na Eun di kursi penumpang dan setelah menutupnya lagi Joo Hyun bergegas ke pintu sebelahnya, duduk di sana, mengangkat kepala Na Eun agar tertidur di atas paha nya.

"Na Eun sabar ya, sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit, okay, yang kuat ya dear" melihat kondisi Na Eun akhirnya air mata itu menetes juga dari Joo Hyun.
"Aku tidak apa-apa eonni, hanya keram saja yaampun, jangan menangis, harus jawab apa aku pada Jun Myeon oppa kalau di tanya istrinya ku apakan sampai bisa menangis" masih sempat-sempatnya Na Eun tertawa.
"Pabbo, dasar anak nakal, setelah ini tidak ada lagi yang namanya kau tidak nafsu makan, apapun alasanmu, kau harus makan Na Eun-ah, jangan pikirkan orang lain, pikirkan dirimu dan juga bayimu, ingat, dia belum bisa hidup sendiri, ia mengandalkan dirimu, ibunya" Na Eun tersenyum melihat kepedulian tulus dari sudut mata Joo Hyun.
"Terima kasih eonni, aku menyayangimu"
"Na do"

Sesampainya di rumah sakit, Jun Myeon sendiri yang sudah siap dengan Ji Soo yang membawa kasur dorong untuk pasien, Jun Myeon sendiri yang mengangkat adik iparnya dan meletakkannya pelan di kasur itu sebelum Ji Soo dan petugas lainnya membawa Na Eun ke UGD terlebih dahulu, Joo Hyun menemani dan Jun Myeon mengurus administrasi, walau ini rumah sakitnya, ia tetap harus menjalankan segala sesuatu sesuai dengan prosedur.

"Na Eun akan di rujuk ke dokter obgyn, di sini ia akan di infus terlebih dahulu, ruangan sedang di siapkan, sebaiknya hubungi Paman Hwang untuk mengambil pakaian ganti untuk Na Eun, lebih baik ia di rawat di sini terlebih dahulu sampai kondisinya stabil" kata Jun Myeon yang di angguki oleh Joo Hyun.

Sekarang Na Eun sudah di ruangan, dan tadi juga dokter sudah memeriksanya, Jun Myeon sudah kembali ke universitas karena ia ada kelas sore, dan Ji Soo baru datang ke ruangan Na Eun untuk menemaninya juga, karena sejak tadi Joo Hyun yang menjaga Na Eun.

"Jadi apa kata dokter tadi eonni?" tanya Ji Soo pada Joo Hyun.
"Na Eun terlalu banyak pikiran, ia harus bedrest dan tidak boleh stress"
"Nah, dengar kan eonni, relax saja okay" kata Ji Soo yang di angguki oleh Na Eun.

"Oh iya, Myung Soo oppa tidak di beritahu?" celetuk Ji Soo yang di diamkan oleh kedua eonni itu.

"Wae? Aku saja yang telepon kalsu begitu" Ji Soo menelepon oppa nya itu.

"Oi, Myung Soo, di mana kau?" iya dia memang seperti itu pada Myungie.

"Dasar tidak tahu diri, dulu sebelum dapat di kejar-kejar, sekarang sudah di hamili tidak bertanggung jawab, aku menyesal memiliki darah yang sama denganmu pabbo"

"Apa pekerjaan tidak bermutu mu itu lebih penting dari pada istrimu yang sedang berbaring tidak berdaya di rumah sakit hah?"

"Iya, istrimu itu sakit, dia di rawat, dan itu karenamu"

"Kalau mau tahu keadaannya datang sendiri dan lihat, pulang bodoh, apa sih pentingnya kerjaanmu itu, kehilangan tender tidak akan membuat kita miskin kan"

"Masih tidak mau pulang?" Na Eun lama-lama muak mendengar percakapan telepon dua Kim ini, ia merampas telepon Ji Soo lalu berbicara satu arah pada penerima telepon di seberang sana.

"Aku tidak apa, kau tidak perlu pulang, aku dan anak ku baik, ku harap kau tidak usah pulang"

"Selamanya" lalu telepon itu Na Eun tutup tanpa persetujuan orang yang terhubung dengannya di seberang sana.

TBC-230420

The Two Kims ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang