Siang hari ini Puput di sibukan dengan pekerjaanya menjajakan unit apartemen "jadi giamna pak? apa bapak jadi membeli aparteman yang ini? lokasinya sangat strategis loh pak, di sekitar aparteman bapak bisa dengan mudah menjangkau sekolah, mall, kampus, kantor, cafe dan juga ada pantai buatan yang sangat indah bila bapak mau berlibur sejenak bersama keluarga?"Laki-laki ini sangat serius menatap Puput hingga dia terhipnotis oleh kecantikan dan keseksian Puput "gimana kalau saya beli tapi saya tingalnya sama kamu aja?"
"maaf pak? mksudnya?" ucap Puput sambil menahan amarahnya, dia sangat tau bahwa laki-laki di depanya ini sedang mengodanya untuk bermesraan. Apa dia pikir Puput seorang jalang.
Laki-laki 26 tahun itu berdecik tak suka dengan cara bicara Puput "kamu gak usah pura-pura gak tau Put, aku tu suka sama kamu, mau berapa lama lagi kamu nolak aku? aku bisa ngasih segalanya buat kamu, kamu gak perlu bekerja cukup diam di rumah dan layani aku sebagai suami kamu"
Puput geram, wajahnya merah menahan amarah seandainya dia tidak sedang bekerja dia akan benar-benar memukul laki-laki itu "maaf pak bukanya saya sudah pernah menjawab? kalau tidak ada yang di tanyakan saya permisi, selamat siang"
Puput bangkit dari tempatnya yang tidak lama laki-laki itu mencegah kepergian Puput dengan sedikit menarik pergelangan tanganya "apasih fan? gue harus kerja. kalo lo mau ngobrol gak di sini gue sibuk"
Laki-laki itu bernama Ifan dia adalah teman Puput, mereka telah berteman lama sampai akhirnya Ifan menyadari bahwa Ifan memiliki perasaan lebih terhadap Puput tetapi Puput hanya mengangapnya sebagai kakak.
"kapan kamu mau ngobrol sama aku? hm? aku chat kamu ga pernah kamu bales aku telfon kamu gak pernah nagkat, aku ke kontrakan kamu ga pernah ada, segitu sibuknya kamu?" kesal Ifan saat Puput menghempaskan tanganya, mencoba melepaskan tanganya dari Ifan.
"iya gue sibuk banget, lo tau sendri kerjaan gue ga cuma di sini, gue masih nyelesaiin skripsi. wajar dong gue sibuk" Menarik tanganya dan melipatnya di dada.
Ifan membuang nafas lesuh "sisain waktu buat aku biar kita bisa ngobrol sebentar put"
"sory gue harus kerja lagi, selamat siang" puput pergi dengan sedikit berlari memasuki kawasan mall dan bergabung dengan teman-temanya.
"ck sial, lo harus jadi milik gue put harus" kesal Ifan sembari berlalu pergi menuju parkiran mobil.
****
Di tempat yang berbeda di kediaman Galih Widya Rajendra anak konglomerat dari pengusaha kaya nan sukses Putra Rajendra tengah sibuk dengan para teman-temanya yang berdiskusi untuk pesta yang akan mereka adakan untuk Galih.
"gal lo yakin nih mau boking club gak pake cafe lo aja?" suara Reza yang amat tidak suka apabila sahabtnya ini mengadakan ulangtahun di sebuah club malam
"gue udah ngomong sama lo, gue bukan bocah yang ngadain ulangtahun di cafe, lagian gue gamau anak-anak pada tau tu cafe punya gue" kesal Galih, pasalnya galih ingin pestanya ini meriah dan bebas
Reza menganguk pasrah dengan keputusan Galih "ck, bagus x anak-anak pada tau, cafe lo jadi nambah rame?"
"rame banyak ngutang rugi gue, ajak tu anak-anak yang banyak asal lo gak kebanyakan tidurin jalang aja disana" ejek si Galih karna tau kebiasaan Reza yang sudah mendarah daging itu
"bangzat lo, gue tidurin orang milih-milih juga bos, gak sembarangan" sambil melempar bantal ke arah Galih yang ia gunakan untuk berbaring.
Tawa laki-laki di kamar galih pun pecah "lo sewa kamar gal buat si Reza"
"lo juga mau gas? bawa cewek lo mau tidur di mane lo? sofa apa kamar?" Galih mengambil kacang yang ada di tangan Bagas untuk dia makan sendri
"anjing lo, gue ga sebangzat Reza sory, gue bener-bener jagain si Kirana. Dia bakal gue ajak enaena kalau gue udah jadi suami dia" tersenyum bangga kepada teman-temanya.
"emng lo doang Gas temen gue yang paling bener" menepuk nepuk bahu Bagas yang terlihat sangat atletis.
Tibatiba pintu kamar Galih terbuka dan melihatkan seorang laki-laki yang datang sambil membawa kantong kresek "lo bilang apa Gal? bagas doang temen lo yang paling bener?"
"buset lo dateng-dateng nyolot nyet" ucap Reza yang langsung berdiri di hadapan Dika
Dika yang baru datang pun langsung menjatuhkan diri ke dalam kasur kingsize milik Galih "apa lo za ude yang paling bener lo ngatain gue monyet"
"gue gak ngomong lo monyet nyet" Reza yang sedikit emosian melemparkan kulit kacang ke arah Dika
Galih yang merasa kamarnya sebentar lagi akan menjadi medan perang pun menengahi "eh lo bedua klo mau perang mending balek sono"
"si bos jangan marah lah bos, gue kesini bawa berita nih buat lo" Dika yang langsung duduk di samping Galih
Galih yang penasaran langsung menghentikan ps nya dan menatap Dika penasaran "berita apaan?"
"Cantika pacar lo selingkuh bos" ucap dika serius
Galih dan teman-temnya pun terkejut, karna selama ini hubungan Galih dan Cantika baik-baik saja dan menuduh Dika hanya membawa berita hoax semata.
"tau dari mana lo cantika selingkuhin gue?" menatap tajam Dika dengan sedikit meredam emosi.
Dika yang sudah mengetahui tabiat bosnya pun menelan ludah sambil bernafas menengkan diri sebelum membranikan diri untuk memberitahu "kebetulan selingkuhany dia tu temenya sepupu gue bos, jadi kemarin gue ke cafe sama sepupu gue dan ternyata di cafe itu gue ketemu sama Cantika tapi cantika kagak liat gue bos gue jauhan dari dia, pas gue liat dia gandengan sama cowok gitu. karna gue penasaran gue jadi deketin mereka dan parahnya pangilan mereka sayang sayangan bos.. "
Belum selesai bercerita Galih meremas tangan Dika "sumpah lo? siapa nama tu cowok berani berani dia deketin cewek gue"
"sabar bos dengerin Dika selesai cerita dulu" ucap Bagas menenagkan
Dika yang akhirnya terlepas dari cegkraman maut Galih pun langsung melanjutkan ceritanya "tapi bos pas gue tanya sepupu gue emng si cantika itu udah lama pacaran sama Baron, kata sepupu gue udah setahun bos. berarti kan lo yang selingkuhanya cantika bos, lo kan sa... ma... can..."
Prang gelas yang dari tadi di atas meja sekarang sudah berceceran di lantai berserakan dengan karpet dan Reza
"awas lo Cantika Baron, gue gak akan maafin" senyum evil Galih terangkat.
Ih Galih serem ya kalau marah, jgan lupa ya bintangya, tunguin next ceritanya.
Makasihh :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
General Fiction"ini anak lo juga" wanita itu berkata sambil sesekali menyeka air mata yang turun dari mata indahnya. "...." laki-laki di depanya itu hanya diam.