Di dalam rumah, kamar Puput terdapat tiga perempuan yang tengah mebantu Puput mulai dari Gita yang memoleskan makeup, Mama Rahma yang membenarkan gaun yang di pakai Puput dan Bunda Ira yang mengagumi kecantikan anaknya itu dengan kamera ponsel yang sedari tadi ia gunakan untuk memotret Puput.Sedangkan Galih yang sedari tadi gelisah takut ijab qabulnya tidak bisa sekali nafas.
"ealah bos tegang amat lo" ucap Dika mendekati Galih yang sedang duduk menunggu kedatangan Puput
"lo belum nikah jagi kagak tau rasanya" ucap Galih
"santai Gal lo pasti bisa, baca dulu aja buat latihan" nasihat Bagas.
Galih mengangguk membacanya dengan komat-kamit membuat Dika tertawa lirih karna banyak orang yang sudah datang.
Acara ijab qabul dan resepsi di adakan di tempat yang sama yaitu di cafe Galih. Bagas benar-benar pintar menyulap cafe itu menjadi tempat pernikahan, tak salah Galih memberikan wewenag kepada Bagas."pengantin perempuanya sudah siap?" tanya seorang penghulu.
"masih di luar pak sebentar lagi sampai" ucap Ayah
Di ujung jalan Puput berjalan di antara Gita dan Kiki. Puput sangat cantik mengunakan gaun yang di buat oleh mama Rahma. Gaun itu sangat pas ada di tubuhnya.
Galih menatap ke arah Puput mengaga tanpa berkedip. Puput sangat cantik, Galih tak tau kenapa selama ia kuliah tak pernah melihat bahwa Puput secantik itu. Karna memang Galih buka tipe cowok yang suka memandangi banyak wanita, ia tipe yang cuek. Teman wanita saja ia tak punya. Tapi memang Galih di sukai banyak wanita, siapa yang tidak terpana dengan ketampananya, tubuhnya yang tinggi badanya bagus, mandiri kaya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
General Fiction"ini anak lo juga" wanita itu berkata sambil sesekali menyeka air mata yang turun dari mata indahnya. "...." laki-laki di depanya itu hanya diam.