Sama seperti pagi pagi sebelumnya Puput selalu terbangun pukul 04.00 merasakan gejolak yang ada di perutnya. Puput berjalan cepat menuju wastafel kamar mandi "hooeekk.. hooekk" hanya cairan bening yang keluar.
Galih yang mendengar suara orang muntah langsung bangun dari tidurnya. Semenjak kemarin Galih tidur sekamar dengan Puput bedanya Galih tidur di sofa yang berada di dalam kamar Galih.
Galih memijat tegkurap leher Puput sambil mengucir ramput Puput supaya tidak kotor.
"udah?" Galih kawatir.
Puput hanya megelengkan kepalanya "mau muntah tapi gabisa" Puput menangis di tumpuan wastafel.
Galih kasihan melihat Puput yang tersiksa setiap pagi hari.
Galih mengangkat badan Puput ke dalam ranjang king sizenya, Galih ikut naik ke samping Puput memeluk Puput yang kecil dari belakang membuat Puput malu tapi juga nyaman "Gal""ssttt, mending lo tidur lagi gue gak bakal ngapa-ngapain"
"gue cuma nyoba nenagin anak kita" Galih tersenyum.
Puput tersenyum malu dengan perilaku dan kata kata Galih. Puput sangat nyaman rasa mualnya benar benar hilang, kini ia tahu bahwa anaknya sangat menyukai Ayahnya yang dekat denganya.
Galih mendengar dengkuran halus dari Puput itu artinya Puput sudah terlelap.
Galih mengusapusap perut rata Puput "bobo lagi ya"Pagi harinya Puput sedang memasak untuk sarapan Galih, Galih bilang bahwa hari ini dia ada kuliah pagi maka dari itu Puput masuk ke kamar melihat Galih yang masih tertidur pulas dengan posisi yang masih sama seperti saat cara peluk-peluk subuh tadi.
"Gal bangun""Galih bangun"
"Sayang bangun" Puput mengelus elus pipi Galih.
Galih memegang tangan Puput "morning kiss"
Puput melepaskan tanganya melemparkan bantal dan guling secara bersama sama ke arah Galih "ck, cepet bangun, mandi sana, gue udah masakin"
"inget kuliah pagi" Puput berjan keluar kamar.
"ck, belom jadi istri aja udah galak lo" Galih bangun menatap Puput.
"lo bilang apa?" Puput kembali ke arah Galih memukulmukul lengan kekar Galih
Galih menarik Puput sampai ia terduduk di atas pangkuan Galih "gue bilang lo cantik"
Puput menatap Galih membulatkan matanya, jantungya kembali berdebar kencang mugkin Galih bisa mendengarkan saat ini. "iya gue emng cantik"
Puput berlari meningalkan kamar Galih dengan sedikit berlari ke arah dapur.
****
Sebelun Galih ke kampus Galih mengantarkan Puput dulu ke rumah Bunda Ira.
Puput berjalan ke arah ruang keluarga, di sana sudah ada Gita yang berjalan menuju ke arah Puput "kenapa Put lo nyuruh kita ngumpul?""Dimas ada gak?" mata Puput mencari ke semua ruangan.
Gita mengeleng dan mengandeng tangan Puput ke arah Bunda Ira dan Ayah Damar yang telah menunggu Puput di ruang keluarga. Semalam Puput sudah memberitahu Gita bahwa pagi ini Puput ingin berbicara penting kepada Orangtuanya. Maka dari itu Bunda Ira dan Ayah Damar sudah menunggu Puput.
Puput datang ke arah Orangtuanya menyapa mereka dan duduk di depan mereka bersama Gita.
"maaf Ayah jadi gamasuk kerja gara-gara permintaan Puput"Ayah Damar meletakan ponselnya ke atas meja "kamu itu ngomong apa?"
"yang punya perusahaan kan Ayah, terserah Ayah kan mau masuk jam berapa aja"
Puput menganguk mengerti "Puput kesini mau berbicara penting, maaf kalau selama ini Puput belum menjadi anak yang baik untuk Ayah sama Bunda. Maaf juga kalo gue selalu bikin lo susah Git"
Gita memukul lengan Puput "lo ngomong apasih? intinya aja gausah bikin penasaran"
Puput menghela nafas mulai menceritakan kejadian 2 bulan yang lalu bersama Galih. Puput juga menceritakan perilah alasan Galih mengajaknya untuk menikah.
Gita memperhatikan Puput bercerita dia sudah menduga bahwa ini akan terjadi.
Ayah kelihatan sangat marah dan Bunda shock dengan perkataan Puput "Laki-laki itu sekarang dimana Put" Ayah menatap tajam Puput."ada Yah sekarang Galih ada kuliah pagi" Ucap Puput takut
"bawa laki-laki itu besok kesini Ayah mau memberikanya pelajaran" Ayah berlalu meningalkan mereka.
Bunda mendekati Puput memeluk Puput membelai wajahnya "kamu gapapa kan"
"Bunda maafin Puput" Puput menangis di pelukan Bunda Ira.
"sudahlah, kamu jangan nangis lagi, semua udah berlalu inget kamu sekarang gak sendiri kan" Bunda Ira mengelus lembut perut Puput.
Gita tersenyum "gue bahagia kok dapet ponakan"
"lo mah gue gimana aja tetep bahagia" Puput kesal.
"udah dong jangan nagis"
"lo kerja gak Put?" Gita mengingatkan
"eh kamu masih kerja Put?" Bunda Ira protes karna Puput dalam keadaan hamil muda.
"iya Bun tapi besok abis nikah sama Galih Puput berhenti kok Bun" ucap Puput
"yaudah tapi kamu jaga kesehatan ya jangan lupa banyak minum sama cemilan yang sehat sehat besok Bunda ajarin kamu bikin makanan sehat" ucap Bunda Ira dengan semngat
Gita berdiri "udah ah, ayo Put gue telat kalo lama lama"
Puput dan Gita berlalu meningalkan Bunda Ira. Puput akan beragkat bekerja bareng dengan Gita yang akan pergi ke kampus.
****
Siang ini selesai kuliah, Galih mengajak teman-temanya berkumpul di warung burjo yang berada di sekitar kampus mereka. Walau Galih memiliki cafe sendiri tapi Galih jarang ngumpul di cafenya.
"udah lama lo pada?" Galih duduk di samping Diki yang masih kosong.Diki mengunyah mienya "belum bos mie gue aja baru dateng"
Galih menganguk mengerti "gue mau ngasih tau sesuatu"
"jangan bilang Puput hamil" Reza menebak sambil memasukan putung rokok ke dalam asbak.
Galih yang ingin menyalakan rokoknya pun berhenti. Galih terkejut bagaimana Reza bisa tau "tau darimana lo?"
"jadi bener?" Bagas penasaran.
Galih menghisap rokoknya mengeluarkan asapnya dengan tenang "bener"
"tu kan apa gue bilang pasti lo masukinya gacuma sekali kan Gal?" Ejek Reza.
Dika menepuknepuk bahu Galih "bos gue emang topcer"
"terus rencana lo sekarang giamna Gal?" Bagas bertanya
"gue bakal nikahin Puput secepatnya" Galih kembali membuang asap rokoknya.
Reza tepuk tangan meriah "selamat bos"
"emang si Puput mau lo ajak nikah? Bukanya lo temuin aja dia kagak mau ye?"
Galih menatap Reza "semalem aja dia tidur di apartemen gue"
Dika, Reza dan Bagas terkejut "lo apain lagi si Puput Gal?"
"ck, tidur doang"
"kemarin Puput pingsan, gue gamau dia sama anak gue kenapa napa jadi gue nyuruh dia pindah tingal di apartemen gue" jelas Galih
Dika mengeleng gelengkan kepalanya "bapakable banget lo bos"
"banga gue punya abang kayak lo"
Galih menatap Dika jijik "sejak kapan lo jadi adek gue?"
"sejak si Kiki gue jadiin istri bang" Dika tertawa.
"gue mutilasi lo berani deketin adek gue" ancam Galih
"Gue ga di restuin gal? Padahal kan gue baik" Muka dika sok imut melihat Galih dengan lembut
"Sampe gajah bertelor juga gabakalan" Kata galih
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
General Fiction"ini anak lo juga" wanita itu berkata sambil sesekali menyeka air mata yang turun dari mata indahnya. "...." laki-laki di depanya itu hanya diam.