Ketika Puput kembali ke area kerjanya Puput di kejutkan, Galih yang ternyata menunggunya di lestoran cepat saji. Puput melihatnya karna toilet tempatnya bersembunyi tadi bersebelaham dengan lestoran cepat saji itu. Puput memutar arah agar tak ketahuan Galih. Entahlah semenjak kejadian semalam Puput malas untuk ketemu Galih."hey" Ifan yang datang menemui Puput lagi.
"kenapa?"
"ayo aku antar pulang!"
Puput berfikir keras, sebenarnya dia benar benar tak suka dan tak mau lagi bertemu Ifan semenjak laki laki itu menyatakan perasaanya dan mengajak Puput untuk menikah. Bagaimanapun juga bagi Puput Ifan adalah sosok kakak yang sangat ia sayangi, Puput tak mau mengubah status itu karna rasa sayangya tidak akan bisa berubah jadi cinta. Tapi untuk menolak ajakan Ifan pulang bareng sepertinya ide yang bagus. Puput bisa lebih cepat terhindar dari Galih.
"boleh deh, gue ambil tas dulu"
Puput berjalan menuju stan tempatnya bekerja, memakai hoddie untuk menutupi bagian tubunya dan menganti sepatu haknya dengan sepatu. Puput berpamitan dengan rekan kerjanya sembari memakai tas selempangya."kamu udah makan belum?" tanya Ifan perhatian.
Puput menoleh "Fan, gue mau lo ajak pulang cuma karna gue maunya lo bener bener anterin gue pulang doang bukan berarti terus kemana mana"
"iya udah maaf ya, aku keluarin mobil dulu kamu disini aja" ucap Ifan yang melangkah memasuki mobil pajeronya.
****
"makasih fan" membuka pintu mobil Ifan tetapi tanggan Puput di cekal oleh Ifan.
"kamu lagi ada masalah?"
"gue gapapa" Puput melihat ifan
"maksih udah nanya"
Ifan menghembuskan nafasnya, mengusap ngusap pucuk kepala Puput dengan sayang "kalau ada apa apa cerita ya, aku tetep bakalan jadi abang kamu"
Puput tersenyum penuh arti, inilah yang di harapkan Puput, Ifan memperdulikanya sebagai adik bukan seorang kekasih "makasih Fan, lo hati hati ya"
Ifan melajukan mobilnya meningalkan pekarangan kontrakan Puput.
Di seberang jalan seorang laki laki tengah duduk di motornya mengamati rumah yang tidak lain adalah rumah Puput. Dari selama di mall Galih terus mengamati Puput mulai dari dia masuk toilet, keluar tolilet, ngobrol dengan laki laki yang Galih tak tau pasti dia siapa hinga laki laki itu mengantarkan Puput pulang. Galih mengeluarkan Ponselnya dari jaket yang ia pakai "Hallo Za, lo udah terima kan foto yang gue kirim"
"...."
"lo caritau aja informasi sebanyak banyanya tentang cowok itu"
"...."
"lo mau apa? ntar gue kasih, tingal bilang aja lo. Asal yang manusiawi aja"
"...."
"yaudah besok siang temuin gue di kampus habis kelas gue kelar"
"...."
Galih menutup ponselnya, dia sagat penasaran siapa sebenarnya laki laki itu.
****
Puput membuka pintu kontrakanya, menyalakan lampu yang sedari tadi mati.
"anjay, lo kagetin gue Git"
"sejak kapan lo di kontrakan?"
Puput duduk di sofa sebelah Gita.Gita menjitak jidat Puput
"heh sakit tauk""salah siapa lo ngilang?"
"gue nyari nyari lo tau ga dari kemarin, bingung gue lo gue telfon ga d angkat, gue chat ga d bales, gue ke kontrakan lo ga ada siapa siapa"
"kemana lo, bilang sama gue"
Puput yang mendengar kemarahan Gita menunduk sambil menangis sesegukan.
"ma ... maaf Git""he kok lo nangis sih, gue marah kan gue kawatir sama lo"Gita memeluk tubuh Puput.
Puput menangis di pelukan Gita dan menceritakan dengan jujur apa yang ia lakukan dengan Galih kemarin malam.
"ha, put seriusan?"
"siapa yang ngelakuin itu?, bilang sama gue biar gue laporin polisi" marah Gita yang tak terima dengan nasib sahabatnya itu.
"udahlah Git, gue udah coba nerima, ini juga bukan salah Galih ataupun gue ini murni kan kita ga sengaja" Puput masih nanagis.
Gita menepuk nepuk bahu Puput "Put maafin gue kalao gue ga ngajak lo ke pesta laknat itu pasti ini semua gak akan terjadi sama lo"
"Git stop, ini juga bukan salah lo, ini musibah gue pelan pelan udah nyoba nerima" Puput meyakinkan Gita.
Gita menghela nafas "tapi maslah terbesarnya, gimana kalao lo hamil anaknya Galih?"
Deg, Puput diam tidak berfikir sampai sana, ia terlalau bersedih kemarin karna kehilangan harta berharga dalam hidupnya "gak mugkin Git, kita ngelakuin cuma sekali gamugkin lagsung jadi"
"lo kan ga nyadar Put"
"emng cuma sekali kalian tidur bareng tapi apa cuma sekali doang si Galih masukin itunya ke elo?"
"gue kira sih lebih" jelas Gita
Puput menalamun mengingat ingat apakah kemarin mereka melakukanya berkali kali, sunguh Puput tak ingat sama sekali.
Gita mengambil rantang dan menaruhnya di atas meja "udah gausah di pikirin, mending lo makan sekarang, Bunda tadi masakin ini buat kita"
Puput mengambil alat makan di dapur dan meletakanya di atas meja "Bunda tau banget gue belum makan malem"
"iya, bunda juga kawatir sama lo makanya gue bakal nginep di sini malem ini" Mengambil piring dan mengisinya dengan nasi.
"bunda tau gue gapulang?" tanya Puput
"gue ngasih tau karna gue panik + bingung. sampe bunda mau lapor polisi kalau lo ga ketemu hari ini" terang Gita
Puput memasukan suapan pertamanya ke dalam mulut "sory, jagan bilang bunda dulu ya Git yang masalah gue sama Galih"
Gita menatap Puput menghentikan acara membuka rantang makananya "ga bakalan kalau lo ga ngijinin, tapi jangan suka ngilang lagi ngerti ga, kalau ada apa-apa tu cerita sama gue jangan suka di pendem sendiri"
Puput mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
General Fiction"ini anak lo juga" wanita itu berkata sambil sesekali menyeka air mata yang turun dari mata indahnya. "...." laki-laki di depanya itu hanya diam.