11- Mulai Membaik

411 26 0
                                    


Sebulan sudah Puput melaui hari-harinya dengan biasa. Seolah olah tak ada apa apa yang pernah terjadi di dalam hidupnya.

Pagi ini pukul 04.00 pagi Puput bangun dari tidurnya karna merasa terganggu dengan gejolak aneh yang di alami perutnya. Buru buru Puput menuju kamar mandi untuk memuntahkan gejolak aneh dari perutnya itu.

"hooeekk, hooeekk..." Puput memegangi kepalanya yang terasa berat, kakinya yang tak mampu menumpu tubuhnya sedikit terhiyung ke samping. Dengan sigap Puput bersender di tembok kamar mandi. Perutnya yang bergejolak memintanya kembali untuk memuntahkan isi perutnya.
"hoooeekk, hoooeekk..."
namun tak ada yang keluar, hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya.

Tak biasa Puput bangun sepagi ini, biasanya Puput bangun pukul 05.00 atau 05.30. Yang langsung ke dapur untuk membuat sarapan sederhana. Tapi kali ini Puput benar benar tak kuat berjalan, ia kembali membaringkan tubuhnya di kasur setelah meminum air untuk melegakan kerongkoganya yang kering.

Puput mencoba kembali tidur tetapi Puput tak bisa, alhasil Puput tiduran sembari memainkan ponselnya, dilihatnya chat masuk dari pria yang kini memasuki hidupnya yang tak lain adalah Galih. Galih selalu datang ke kontrakan Puput yang berakir tak di bukakan pintu oleh Puput. Bahkan selama sebulan ini hampir 10 kali Galih mendatangi kontrakan Puput dan juga tempat kerja Puput. Tetapi entah kenapa Puput masih tak suka melihat wajah laki laki itu. Walau Puput tau ini murni bukan kemauan dan kesalahan Galih.
Mugkin nanti atau lusa Puput yang akan menemuainya.

Dirasa sakitnya mendingan Puput berjalan ke arah dapur dilihatnya makanan di dalam kulkas, sumpah hari ini Puput benar benar malas makan nasi. Di ambilnya roti sisa kemarin dan menuangkan susu coklatnya ke dalam gelas.

Puput berjalan lambat ke arah laki laki yang sedang menghitung uang di depan mesin kasir.
"tambah parah aja muka lo Put" ucap Damar rekan kerjanya di swalayan.

"masuk angin gue" mengambil alih pekerjaan Damar yang telah berakir.

Damar mengambil tolak angin yang ada di rak bagian obat obatan, di beriaknya tolak angin itu kepada Puput "nih minum, lo udah sarapan kan?"

"makasih mar, udah kok" Puput tersenyum menerima tolak angin tersebut.

"beneran hari ini hari terakir lo di sini?" tanya Damar memastikan, pasalnya di grub karyawan swalayan tersebut Gita sudah berpamitan dengan karyawan yang lainya.

Puput menoleh ke arah Damar "bener lah, jagan kangen gue lo" canda Puput.

"pd amat lo"

"baek baek ye Put, lo kalao ada apa apa jagan sungkan minta tolong gue!" pinta Damar.

Puput menganguk "makasih Mar lo udah baek banget sama gue selama ini"

Damar tersenyum berjalan keluar meningalkan Puput "gue duluan, jangan lupa minum air yang banyak"

Puput tersenyum sambil mengangukan kepalanya. Rencananya hari ini ia akan keluar dari swalayan ini. Ini sudah tahun ke 5 nya Puput bekerja di swalayan ini. Puput tak inggin mengambil kontrak lagi karna Puput sudah lulus kuliah, Puput akan melamar kerja di perusahaan Ayah Gita. Dulu sewaktu masih SMA Puput memang di suruh masuk ke perusahaan Ayah Gita karna Puput yang sangat keras kepala ingin hidup mandiri tanp menyusahakan orangtua Gita yang ingin menampungnya. Puput menolak karna Puput rasa bekerja sebagai manajer tentu bukan pekerjaan yang bisa anak SMA lakukan. Maka dari itu Puput memilih bekerja sebagai kasir di swalayan 24 jam dekat kontrakanya.

****

Galih  memarkirkan mobilnya ke dalam bash mall, ia berjalan cepat ke lift untuk menemui Puput. Ini sudah ke 11 kalinya Galih mencoba berbicara kepada Puput tapi Puput selalu menghindarinya.

Mata Galih mencari cari keberadan Puput. Perempuan itu jam segini pasti sudah mau pulang jadi Galih pikir ia akan mengantarkan Puput pulang.

"Put, plis dengerin gue dulu gue mau kita ngomong baik baik" pinta Galih

Puput yang sedang membagikan brosurpun terganggu oleh kedatangan Galih ini, ia memikirkan Galih kasihan dengan usahanya selama ini. Puput yang sedang lelah itupun mengangguk
"lo tunguin gue di sana, 15 menit lagi kerjaan gue kelar"

Galih menganguk mengerti, meningalkan Puput dan masuk di stand minuman membeli minum untuk menunggu Puput.

Puput mengambil hodie miliknya memakainya, melepas sepatu haknya dan mengantinya dengan sepatu converse. Sunguh sebernarnya Puput tak suka memakai sepatu hak itu sunguh menyiksa kakinya. Puput berjalan menemui Galih yang sedang berdiri meminum ultramilk sembari melihat ke lantai bawah mall.

Puput menepuk bahu belakang Galih "gue udah kelar"

Galih melihat Puput dengan tatapan aneh sambil menempelkan tanganya di dahi Puput "lo sakit?"

"eh.. gue masuk angin aja" tegas Puput.

"muka lo pucet, udah minum obat?" entahlah Galih juga tak tahu kenapa dia jadi sangat perhatian dengan Puput.

Puput yang merasa di perhatiakn secara berlebihan mengerjap ngerjapkan matanya "u.. udah gue tadi minum tolak angin"

"gue anter lo pulang" Galih mengandeng tangan Puput menuju parkiran.

Puput merasa tak kuat dengan beban badanya, ia memegangi kepalanya yang sakit. Tiba tiba matanya kabur tak melihat apa apa selain warna hitam.

Di bash mall Galih terkejut dengan pingsanya Puput, Galih segera membuka mobilnya, memasukan Puput di bangku penumpang dan melajukan mobilnya ke rumasakit terdekat.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang