26 - Rayuan

255 16 1
                                    


Satu minggu sudah Puput kembali ke dalam apartemen nyaman mereka. Semenjak kejadian itu Galih sangat menjaga Puput dengan posesif.
Bahkan saat ia kuliah, Galih selalu menelfon Puput setiap duajam sekali, Puput sudah bilang tak usah seperti itu tapi Galih bilang itu untuk kebaikan Puput dan Bayi mereka.

Saat ini usia kandungan Puput sudah menginjak 14 minggu. Puput sudah jarang mendapat jatah mual paginya, pelanpelan Puput juga sudah memakan nasi walaupun tak tiap hari.

"Gal kamutu kebiasaan deh, lepasin sepatunya dulu kenapa sih?" Puput kesal

Galih baru saja pulang dari kampusnya dan langsung asik fokus dengan Gamenya sambil mengangukan kepalanya tak tau mendengar apa maksud Puput apa tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galih baru saja pulang dari kampusnya dan langsung asik fokus dengan Gamenya sambil mengangukan kepalanya tak tau mendengar apa maksud Puput apa tidak.

"Gal jangan bikin aku emosi ya" Puput melipatkan kedua tanganya.

Galih ingat dua hari yang lalu waktu Puput mengatakan hal yang sama kepadanya Puput langsung mengambil laptopnya dan mematikanya langsung. Ia tak mau hal yang sama terjadi kali ini, ia bakalan di maki temantemanya apabila hal seperti kemarin terjadi pasalnya saat ini Galih sedang asikasiknya main Mobile lagend.
"iya mama, ini aku turun lepasin sepatu dulu".

"gitu kan enak, jadi akunya gausah nguras tenaga buat marahin kamu" ucap Puput

"iya iyaa" ucap Galih

Puput duduk di sebelah Galih memeluknya sambil melihat Galih memainkan Mobile Legendnya.
"Gal nanti aku ijin pergi ya"

Galih menghentikan kegitan tanganya "mau kemana?"

"pergi sama Gita, udah lama lo Gal aku ga hangout sama dia" Puput memperlihatkan wajahnya semanis mugkin.

"perginya keman?" Galih penuh selidik

"ngemall, makan, nonton" ujar Puput

"kamu nanti kecapean gak?" memulai aktivitasnya kembali

"enggak Gal, nanti kan klo capek aku berhenti" ujar Puput

"mau jam berapa perginya?" tanya Galih

"sekarang!" Puput menatapGalih

Galih menaikan alisnya "oh kamu meluk aku manja manja itu ada maunya"

"enggak, aku kan emang mau meluk kamu" ucap Puput

Galih meletakan laptopnya, melepaskan handsadnya dan menatap Puput, tanganya mengelus elus perut Puput.
"iya boleh, lagian kan kamu juga bosen di rumah terus"

"mau pergi sama mama ya nak, nanti kalo mama genitganit sama cowok kamu jitak aja ya mama" ucap Galih kepada calon anaknya.

"hey, kamu ngajarin gak bener tau Gal" ujar Puput

"yaudah aku ganti, nanti kalo mama genitgenit sama cowok kamu telpon papa ya, biar papa langsung bawa mama pulang" ralat Galih.

"diperut aku gaada handpone Gal" Puput tertawa

"kita komunikasi gapake handpone" ujar Galih

Puput mengerutkan alisnya "terus?"

"pake telepati, kekuatan antar anak dan papa" Galih tertawa.

"idih gakjelas kamutu" Puput berdiri dari kasur menuju lemari pakaian mencari cari baju yang nyaman untuknya. Karna ia tak mau menyiksa anaknya.

"mau kemana?" tanya Galih

Puput menghentikan langkahnya "kamar mandilah"

"disini aja kali" ucap Galih masih fokus dengan gamenya

"gamulah" Puput masuk ke dalam kamar mandi dan memakai bajunya. Ia sangat malu yang benar saja Galih memintanya ganti pakaian di depan mukanya. Selama nikah inipun mereka belum pernah melakukan itu. Galih tak pernah memintanya, dan Puput belum siap melakukan itu, mugkin dia akan lebih mempersiapakn diri untuk halhal seperti itu bagaimanpun Galih adalah suaminya ia berhak mendapatkannya dari Puput.
Puput keluar dari kamar mandi dan mendapat plototan dari Galih.

Puput keluar dari kamar mandi dan mendapat plototan dari Galih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Put duduk sini"

Puput menurut duduk di atas ranjang.
"kenapa?"

Galih mengambil sepatu vans putih milik Puput, Galih berjongkok di depan Puput memepaskan sepatu sendalnya dan mengantinya dengan sepatu vans.
"kamu gausah pake sepatu ginian lagi, ntar kepeleset"

Puput berfikir ia lupa tak memikirkan tentang sepatu
"ahh... aku lupa"

"makanya ada aku yang selalu ingetin kamu" ujar Galih mengikat sepatu Puput

Puput berdiri mensejajarkan badanya dengan Galih, memeluk tubuh Galih yang lebih tinggi darinya itu.
"Gal maksih, aku beragkat dulu ya"

"cium dulu" Galih mensejajarkan mukanya dengan muka Puput

Puput kaget malu juga "apaan kamu tu Gita udah nunguin aku di depan"

"aku gabakaln ijinin kamu kalo kamu ga cium aku dulu" ucap Galih

Puput meghela nafasnya "yaudah mana yang di cium"

Galih tersenyum penuh kemanangan "jidat pipi mulut"

Puput mengerjap ngerjapkan matanya "hah?"

"kalo gamau gausah pergi" ancam Gaih

"iyaa iya" Puput menelan ludahnya susah payah ia mencium jidat, pipi kanan kiri dan terakir bibir Galih

Di bagian bibir Galih memegang pingang Puput, melumat bibir Puput yang membuat Puput terkejut dan akhirnya ia mengikuti permainan Galih sampai mereka berdua kehabisan nafas.

"Gal lipstik aku hilang tau" protes Puput

"kamu tingal pake lagi aja" Galih tersenyum.

"ih kamu mah, yaudah aku beragkat dulu" Puput keluar aprtemen.

Gita sudah menunggu di depan apartemen Puput, Puput bilang ia tak perlu masuk cukup tungu du luar saja.

"lama amat buk?" protes Gita

"ck, servis dulu" Puput mengeluarkan kaca dan listiknya lalau memakianya di bibir

Galih menjalankan mobilnya "servis apaan? wc?"

"Galihlah" ucap Puput

Gita terkejut "lo enaena di kamar gitu sedangkan gue nunguin lo enaena? wahh bangke ye anda"

"mana ada, tadi Galih minta cium dulu" Puput memasukan lipstik dan kacanya ke dalam tas

"wahh panas pasti sampe tu bibir di kasih listik ulang" Gita tertawa

Puput malu "panas sampe kebakar gue"

Mereka pun tertawa bersama dan menuju mall untuk bersenang senang berdua

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang