Galih mengendong Puput keluar dari mobilnya menuju UGD Ruma sakit. Di bukany pintu UGD dengan kakinya dan membaringkan Puput di atas bragkas Rumasakit."silahkan keluar dulu mas, dokter akan memeriksa pasien dahulu" suster itu mengingatkan Galih.
Galih keluar dari UGD mondar mandir memkirkan Puput, Galih takut terjadi hal buruk dengan Puput. Galih belum benar benar meminta maaf dengan baik.
Suster keluar dari IGD "atas nama Nyonya Alinda Putri Syifabella"
Galih menoleh suster yang tadi menyuruhnya keluar, siapa yang suster itu pangil Galih melihat kanan kirinya memang tak ada orang selain dirinya.
Suster itu berjalan mendekati Galih "Pak, silahkan masuk"
Galih heran sejak kapan dia jadi bapak bapak "iya sus"
Galih masuk, terdapat dokter laki laki yang sudah lumayan berumur mempersilahkan Galih untuk duduk "istri anda kecapekan pak, apakah istri anda bekrja?"
Galih melongo tak percaya "apa istri sejak kapan gue nikahin Puput" suaranya dalam hati.
"oh.. iya dok""tak apa kalau memang harus bekerja tapi sebisa mugkin jangan terlalu di paksa, mugkin bapak sebagai suami harus lebih perhatian kepada Ibu Alinda untuk mengingatkan harus menjaga kesehatan juga memakan makanan yang sehat ini untuk kesehatan janinya juga bukan hanya untuk Ibu Alinda saja" jelas dokter itu
Galih menatap shock dokter yang dari tadi berbicara kepadanya "apa janin?" suara Galih dalam hati "maaf dok maksudnya?"
Dokter itu tersenyum ramah "selamat ya pak anda akan menjadi Ayah, apakah istri anda belum memberitahu?"
"Ibu Alinda sedang hamil 3 minggu pak, mohon di jaga kehamilan yang masih muda sangat rentang mengalami keguguran, Bapak bisa melihat Ibu Alinda tetapi sekarang masih belum siuman. Nanti setelah Ibu Alinda siuman anda boleh membawanya pulang. Jangan lupa mangambil resep yang saya tulis ini pak. Dan besok kalau periksa tolong ke bagian Poli kandungan jangan di UGD lagi" jels Dokter itu.
Galih tersenyum meningalkan dokter itu menuju ke arah Puput. Galih menatap lama wajah Puput dan berakir di perut rata Puput yang sudah tak memakai hodienya itu. Galih mengelus elus perut rata Puput, Galih masih bingung apakah yang ia rasakan sekarang. Ia bahagia atau sedih, jadi inilah hasil dari perbuatanya 2 bulan yang lalu. Dia dan Puput menghasilkan benih yang sekarang tumbuh berkembang di dalam perut Puput.
Galih duduk di samping Puput yang masih memejamkan matanya ini sudah jam 8 malam Galih memegang tangan Puput memikirkan bagaimana perasaan wanita itu, bagaimanapun juga sekarang di dalam rahimnya tumbuh benih hasil perbuatan mereka beberapa bulan yang lalu.
Tangan Puput bergerak, Galih dengan sigap menatap mata Puput yang mulai terbuka.
"Galih""iya, gimana? apa yang sakit?" tanya Galih dengan kawatir.
Puput melihat sekitar, ini bukan kamarnya maupun kamar Gita "aku di rumasakit?"
"iya, tadi lo pingsan" jelas Galih
"makasih udah nolongin gue Gal"
"sama sama, lo makan dulu ya?" tawar Galih sambil memegang makanan yang tadi di berikan oleh suster.
"gamau, gue gabisa makan nasi" Puput menolak suapan yang ada di depan mulutnya.
Galih meletakan kembali makanan di atas meja, mengambil buah jeruk dan mengupasnya "kalu ini lo mau?"
Puput menganguk menerima suapan dari Galih.
Galih ingin memberitahu tentang kebenaran yang baru tadi sore ia terima tetapi Galih tak tau bagaimana mengatakanya. Galih takut Puput tak menerim janin itu dan membenci Galih.
"Gal kok bengong"
Galih berdehem "put lo gak masuk angin"
"terus gue kenapa? dokter bilang apa sama lo?" tanya Puput penasaran.
Galih mengambil nafas panjang dan mengeluarkanya "lo masih inget kan perbuatan kita di club?"
Puput menganguk, walau dalam hatinya dia masih sangat muak mengingat hal itu.
"lo hamil put, itu anak kita!" jelas Galih.
Puput menatap terkejut Galih, tanpa ia sadari air mata turun ke pipi mulusnya. Mata Puput turun ke perutnya. Kedua tangan Puput menyentuh perutnya yang masih rata itu. Puput menangis sesegukan.
Galih memeluk Puput tanpa perlawanan dari Puput, Galih tau rasanya mugkin Puput sangat kecewa dengan keadaanya. "Put, maafin gue, gue bakalan tangung jawab"
"gue tau lo kecewa, lo marah, tapi ini udah terjadi Put. Jangan lo salahin janin itu dia gak salah, jangan salahin diri lo sendiri lo juga gak salah. Gue yang salah put, seandainya gue bisa menahan nafsu gue saat itu mungkin ini sem..."
Puput melepaskan pelukanya Puput menatap Galih, menyapu air matanya yang mengalir "stop Gal, ini semua bukan salah lo. Lo ga sengaja juga kan ngelakuin itu sama gue?"
Galih memegang tangan Puput "minuman gue sama lo ada obat perangsang Put, gue gabisa ngendaliin tubuh gue sendiri. Makanya maafin gue"
Puput menganguk mengerti "gue udah maafin lo"
"mending kita pulang sekarang"
"lo bisa jalan sendiri?" tanya Galih sembari membantu Puput dari ranjang.
Puput menganguk mengambil sepatunya yang ada di bawah tempat tidur.
"gue pakein" Galih mengambil sepatu Puput memakaikanya dan mengikatnya.Mereka berdua keluar ruangan dengan Galih yang mengandeng tangan Puput menuju ruang Apotek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
General Fiction"ini anak lo juga" wanita itu berkata sambil sesekali menyeka air mata yang turun dari mata indahnya. "...." laki-laki di depanya itu hanya diam.