Protect You

110 28 3
                                    

Haloo semuaa..

Jgn lupa vote dulu:))

Lagu utk menemani,
SHINee_aside

Happy Reading~

***

Sesuai tekadnya tadi, saat ini Metta sudah sibuk berjalan disepanjang toko-toko dan restaurant yang baru buka. Ia sudah memasuki beberapa restaurant tapi belum ada satupun yang menerimanya juga.

Mendadak kepala Metta terasa pusing.  Mungkin karena ia kelelahan dan belum makan apa-apa. Ia hanya sempat makan roti dan itupun hanya setengah karena membaginya pada Angel yang keseleg, meminta gadis itu menelan bulat-bulat sisa rotinya. Tapi setidaknya Angel baik-baik saja.

Metta sendiri bingung sekarang harus bagaimana. Ia tidak mungkin pulang padahal belum mendapat pekerjaan apa-apa. Tanpa sengaja Metta melihat sebuah lembaran yang tertempel di dinding dekat salah satu restaurant yang baru saja ia masuki dan telah menolaknya untuk kesekian kali. Di lembaran itu menunjukkan dibutuhkan pelayan di sebuah bar yang ada di World Hotel.

"Semoga gue bisa dapat pekerjaan disini" sahut Metta penuh tekad. Ia kembali melanjutkan perjalanan menuju alamat dimana World Hotel berada.

Sesampainya disana, Metta agak kaget saat mendapati ternyata bar tersebut merupakan salah satu bar yang beroperasi di malam hari, tempat dimana banyak orang datang untuk sekedar minum-minum. Kebanyakan dari mereka berasal dari kelas atas.

"kamu sudah cukup umur untuk memulai pekerjaan disini, jadi apa kamu bisa langsung mulai bekerja malam ini? Gajimu 2 juta per bulan, kerja mulai jam 6 sore sampai jam 12 malam, bagaimana?"

Pekerjaan yang sungguh terdengar menggiurkan tapi tetap saja kan, Metta masih anak SMA, dan bekerja dibar hingga selarut itu benar-benar menakuti Metta.

"Kenapa? lo gak mau?" Sahut seorang Pelayan wanita didepannya ini. Bahkan seragam pelayannya pun terlihat seksi sekali. Apakah Metta juga harus memakai seragam yang sama dengan milik cewek ini??

Tapi kalau Metta tolak, Metta gak yakin bisa dapat pekerjaan lain dalam waktu yang cepat. Akhirnya Metta mengangguk tidak yakin, "ya tentu saya mau kerja disini"

***

Jam sudah menunjukkan pukul 01:00 dini hari. Metta menepuk-nepuk bahunya karena pegal. Ia sendiri sebenarnya masih sangat ngeri jika mengingat pekerjaan yang tadi dilakukannya. Ada banyak pria-pria paruh baya pemabuk yang datang. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang menggoda Metta tapi syukurnya tidak ada hal yang terjadi.

"Lo darimana hah?"

"Ahhh!!" Metta berteriak kaget dan langsung jongkok didepan rumahnya. Ia menutup kedua telinga dengan tangan rapat-rapat sambil memejamkan mata.

"Ini gue, sorry kalau bikin lo kaget" perlahan Metta membuka matanya dan langsung mendapati Radi berjongkok didepannya juga dengan raut wajah bersalah. Wajah mereka kini sangat berdekatan. Dengan segera Metta berdiri disusul Radi. Gadis itu cepat-cepat mengalihkan pandangan enggan menatap Radi lama-lama karena perasaan deg-degan yang dirasakannya lagi.

"Bukan urusan lo kan"

"Gak baik anak perempuan baru datang jam segini" nada suara Radi terdengar tajam. Jujur Metta jadi teringat perkataan Angel saat pulang Sekolah tadi bahwa Radi sepertinya tipikal orang yang dingin, bahkan sedingin kulkas dirumah Angel. Kalau dipikir-pikir lagi, Metta juga merasa seperti itu walau terkadang cowok itu bisa berubah jadi sangat manis.

"Lo sendiri ngapain ada disini?"

Radi menelan ludah susah payah, ia sendiri tau Metta belum ada dirumah saat melihat jendela kamar gadis itu gelap sejak tadi. Dan diam-diam Radi menunggunya diteras rumah. Tapi saat berhadapan langsung dengan Metta, membuat Radi sendiri bingung mencari alasan. Tidak mungkin kan Radi jujur atau bisa-bisa gadis itu besar kepala dan sudah pasti akan mengejeknya nanti. Ah serba salah..

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang