Dalam suatu hubungan, gak mungkin gak ada kerikil kecil yang menghadang kan????
.._________..
Vote komen ya jgn lupaa!!! Baca smpe author note dbwh^^
Lagu utk menemani,
DAY6_zombieHappy Reading~~
***
Tak terasa hari demi hari berlalu.. besok hari terakhir ujian yang diadakan di SMA Tunas Bangsa. Metta dan Radi, keduanya saat ini tengah belajar bersama dirumah Radi. Metta sendiri tengah fokus membaca bukunya. Beda halnya dengan Radi yang fokusnya terganti pada mimik wajah serius tunangannnya sejak 30 menit terakhir. Gadis itu begitu serius, bahkan sampai tidak sadar Radi memperhatikannya lekat-lekat.
"Di kamu gak laper?" Metta mengalihkan perhatiannya dari buku, menoleh kearah Radi yang dengan terkejut langsung cepat-cepat meraih buku yang tergeletak diatas meja dengan asal.
Melihat tingkah ajaib tunangannya, Metta jadi tersenyum sendiri, "lagi belajar apa Di?"
"Biologi..aku pusing banget dari tadi gak masuk-masuk juga ke otak aku" sahut Radi, ia pura-pura menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil sesekali membolak-balik halaman buku yang baru saja diraihnya itu.
"Kamu mau tau kenapa pelajarannya gak bisa masuk-masuk juga ke otakmu?" Radi mengangguk dengan antusias, dengan cepat Metta meraih buku biologi ditangan Radi lalu membaliknya dan menyerahkannya kembali ke tangan Radi, "bukunya kebalik, ya jelas gak akan paham isinya" sahut Metta terkekeh.
Radi hanya tersenyum, astaga, malu sekali dirinya sekarang ini. "Kamu ngapain sih liatin aku dari tadi? Aku ngeh kok cuma malas negurnya, eh kamu nya gak sadar-sadar..."
"Abis aku gemes sama kamu Ta.. punya tunangan kok bisa gemesin gini sih, jujur aku masih gak nyangka kamu udah jadi tunangan aku sekarang"
Metta tersenyum samar, "harusnya yang ngomong gitu aku Di, kan aku gak ikut persiapan, tau-taunya udah diajak tunangan aja sama kamu, mana dihari yang sama juga, aku kan sampe speechless... gak bisa ngomong apa-apa lagi tau"
"Tapi gak nyesel kan tunangan sama aku?" Tanya Radi, ia selalu saja mempertanyakan hal yang sama, apakah tindakannya kemarin saat menggelar pesta pertunangan terlalu terburu-buru? Apakah Metta sekarang menyesalinya? Astaga ada banyak sekali pikiran buruk berseliweran dibenak Radi sampai sekarang meski sudah lewat kurang lebih seminggu setelah pertunangan itu dilangsungkan.
"Astaga" Metta meletakkan buku biologi ditangannya, menggeser duduknya lalu mendekat kearah Radi. Posisi mereka yang sama-sama duduk dilantai pun mempermudah Metta untuk menatap mata Radi lekat-lekat. Gadis itu bahkan menangkup wajah Radi, sambil menyelami sepasang mata tajam milik sang tunangan. "Dengerin aku ya Di, supaya kamu gak nanya-nanya lagi" sahut Metta pelan. Ia menarik napas lalu segera menghembuskannya, "aku gak pernah nyesel sedikitpun tunangan sama kamu, dan gak akan pernah menyesal, aku bahagia, dan akan selamanya begitu... jadi jangan cemaskan apapun lagi, oke?"
Mendengar ucapan manis Metta, tentu saja Radi tersenyum senang. Ia mengangguk tak lupa senyum malu-malu menghiasi bibirnya. Metta terkekeh pelan, ia sadar betul sisi menggemaskan Radi itu selalu berhasil menggetarkan hatinya, membuat hatinya berdetak tak karuan. Astaga.
"Kenapa tadi? Kamu laper Ta?" Radi ini tipikal cowok yang peka, buktinya ia masih mengingat pertanyaan awal Metta yang bahkan Metta sendiri lupa tadi mau bilang apa.
Dengan antusias Metta mengangguk, "aku laper banget.."
"Mau makan apa? Aku baru ngeh kita belum makan malam" Tanya Radi, ia mengelus pipi Metta menyalurkan rasa sayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Say I Love You [END]
RomanceMetta Anastasya yang notabenenya cewek populer dikalangan anak-anak SMA Tunas Bangsa suatu hari kedatangan tetangga baru. Metta pikir tetangga nya itu adalah sosok yang baik hati seperti apa yang orang-orang katakan, tapi saat bertemu dengannya Mett...