Salah Paham

100 20 2
                                    

Haloo akhirnya ak up lagi..

Jangan lupa vote dulu

Lagu utk menemani,
SHINee_sleepless night

Happy Reading~~

***

Metta melirik Radi yang tengah duduk diruang kerja nya, yah sejujurnya Metta sendiri juga bingung, tapi Radi sendiri yang menyebut ruangan itu sebagai ruang kerja. Meski Metta yakin itu hanya sebuah ruangan khusus untuk Radi agar cowok itu bisa khusuk saat menyendiri.

Ia melirik jam yang masih menunjukkan pukul 9 malam. Tapi anehnya ia tidak mengantuk sama sekali. Malah sekarang ia kelaparan. Tapi karena insiden yang terjadi sebelumnya, Radi benar-benar melarang keras dirinya pergi ke dapur lagi. Yaps menyebalkan memang.

Mau tak mau Metta berjalan mendekat, "Di gue sebenernya...." ucapan Metta terhenti saat ia melihat Radi memasukkan selembar foto dengan gerakan secepat kilat dan memasukkannya kedalam laci.

"Ngapain lo masuk kesini? Kan udah gue bilang, gue emang ngasih lo izin tinggal disini, tapi jangan seenaknya masuk ke dapur, apalagi ruang kerja gue kayak sekarang ini"

Metta mendumel pura-pura mengikuti apa yang Radi ucapkan dnegan mimik meledek. Radi yang melihatnya hanya bisa menghela napas, "mau lo apa sih?"

Radi benar-benar aneh, meski Metta sudah tau sejak awal, tapi hari ini cowok itu benar-benar bertingkah sangat aneh, gimana tidak? Ia bisa bersikap manis lalu tiba-tiba saja sekarang berubah jadi menyebalkan. Ahhhh..

"Lo tuh kenapa sih? Marah-marah gak jelas, terus berubah baik lagi, terus kasar lagi, lo itu maunya apa? Kalau gak ikhlas gue tinggal disini, cukup bilang aja, gue pulang sekarang!"

Metta menghentakkan kakinya kesal, lalu segera berjalan keluar. Radi mengusap wajahnya kasar, pertemuannya dengan orang itu benar-benar berhasil mengusiknya.

Radi memutuskan untuk mengejar langkah gadis itu, tapi terhenti saat ia lihat gadis itu sudah berjalan masuk kedalam rumahnya sendiri sambil berlari tadi. Gadis itu nampak mengusap wajahnya kasar.

Radi menghela napas lelah, lagi-lagi ia mengacaukan segalanya.

***

Minggu pagi ini Metta sudah menunggu didepan rumahnya sendiri, sebab Sean sahabatnya telah berjanji akan datang hari ini. Mereka sudah bertukar nomor telepon dan pria itu sudah mengiriminya pesan tadi pagi. Tapi sayangnya cowok itu agak sedikit lupa akan rumahnya sehingga mau tak mau Metta menunggu didepan rumah.

Tak lupa Metta juga sudah memberitahukan semuanya pada Bang Ardan dan Bang Kenzo, membuat kedua cowok itu secara ajaib sudah ada dirumah sejak pagi.

Metta menatap rumah besar dihadapannya. Masih segar dalam ingatannya bagaimana kemarin ia berlari pergi karena kesal dengan tingkah Radi. Meski kesal, perasaan kecewa jauh lebih menguasai hatinya, membuat mata Metta agak bengkak sekarang karena menangis semalaman. Jujur saja Metta sendiri juga tidak mengerti bagaimana perasaannya sendiri. Kenapa juga ia harus marah? Bukankah Radi memang sudah menyebalkan sejak awal?

Sebuah mobil tesla berhenti didepannya. Sang pemilik yang Metta kenali sebagai Sean langsung keluar dan berjalan mendekat, "ciee nungguin"

Metta memutar bola matanya malas, "apaan sih Sean, tau gitu biarin aja lo tersesat tadi"

Sean mengusap rambut Metta. Ia melirik rumah yang ada disebrang, "ngapain lo liatin rumah tetangga lo sampai ga kedip kayak gitu hah?"

"Nggak kok ngapain juga gue liatin rumah Radi, bikin males aja, gak penting" Metta merengut kesal.

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang