Pertunangan?!

79 14 4
                                    

Haloo semuaa.. baca smpe author note dibwh ya.. oh ya vote dulu yukk ...

Lagu utk menemani,
SHINee_aside

Happy Reading^^

***

Radi memandang gadis yang tengah duduk dihadapannya ini. Gadis itu terus menunduk memainkan ujung jarinya merasa gugup. "Ta...??" Tanya Radi pelan.

"Iya?" Metta mengangkat kepalanya sejenak. Gadis itu melihat tampilan dirinya. Gaun sampai dibawah lutut berwarna hitam ini benar-benar tampak sederhana jika dibandingkan dengan penampilan Radi yang super tampan ini.

"Kamu gugup hmm?" Metta menggeleng mendengar pertanyaan Radi.

"Kenapa?"

"Rasanya aku tidak melakukan yang terbaik .." sahut Metta, ia menghela napas lelah, "maksudku...kamu sudah memesan restaurant ini hanya untuk kita berdua, menyiapkan segala kejutan, hiasan, makan malam, sampai ada lilin aroma terapi segala..."

"Jadi?" Radi bertanya dengan alis yang terangkat.

"Jadi...maksudku semuanya terlalu sempurna.. dan aku malah tampil sesederhana ini...aku...."

"Sejak kapan Metta mempedulikan penampilan seperti ini hmm? Kau datang dengan kaos dan celana jeans belel favoritmu itu saja sudah cukup bagiku... dan apa maksudmu? kau tampak cantik dengan gaun yang kau kenakan sekarang.. intinya bagiku kehadiranmulah yang terpenting..." astaga, Metta bersumpah, ia tak menyangka Radi bisa bicara semanis ini. Membuat hatinya bertalu-talu tak karuan.

"Baiklah..." Radi mengelap sudut bibirnya dengan serbet, lalu bangkit berdiri, ia merogoh saku celananya dengan cepat, lalu  mengeluarkan kotak persegi berwarna beludru dari sana, ia bersimpuh dengan satu kaki dan membuka kotak tersebut tepat dihadapan Metta.

Metta tersenyum, "kamu bisa mengatakannya dengan santai...."

"Nggak Ta.. gak bisa...saat ini aku serius dan aku harap kamu bisa melihat keseriusanku"

Metta terpaku. Ia benar-benar tak bisa berkata-kata saat melihat isi kotak beludru itu ternyata ada dua cincin, "aku tidak akan memintamu untuk jadi pacarku lagi...kita akan melewatkan fase pacaran..." sahut Radi pelan.

"Apa?"

"entah bagaimana menurutmu...tapi bagiku kita sudah pacaran sejak aku mengutarakan perasaanku didepan orang tuamu...gak akan jadi kejutan kalau aku nembak kamu lagi malam ini kan? jadi....maksudku maukah kamu bertunangan denganku?"

"Apa? Radi...apa yang kamu..."

"Kenapa? Terkejut? Bersiaplah...kalau kamu bilang iya, hidupmu akan jadi penuh kejutan...kamu akan bahagia setiap hari, aku akan mengantarmu kemanapun kamu ingin pergi, aku akan menemanimu saat kamu takut tidur sendirian, aku juga akan membawamu makan malam tiap kamu mau.. aku akan melindungi kamu karena aku yakin kamu tau bela diriku sudah cukup tinggi...aku juga akan memasakkanmu dan kamu tidak perlu repot-repot belajar memasak, aku akan membawamu berkeliling, mengajakmu jalan-jalan tiap hari, aku juga akan mmmpppphhh----" ucapan Radi terhenti saat Metta menyambar bibir cowok itu menariknya dan menciumnya.

Dengan pelan Metta melepaskan ciuman mereka, "diamlah....kenapa kamu jadi cerewet sekali?"

Radi tersenyum samar, "jadi...bagaimana jawabanmu? Aku tidak akan bergeser dari posisi ini sampai kamu menjawabnya"

Metta memainkan ujung jari tangannya lagi, menunduk dan mengalihkan pandangan, pertanda sesuatu mengganggu pikirannya. Radi baru saja hendak bertanya saat gadis itu buka suara, menjawab rasa penasarannya, "Radi...apa kamu yakin? Maksudku...kesehatan mentalku tidak stabil...ingatan-ingatan akan masa lalu yang buruk itu masih sering menghantuiku.. dan aku juga harus mengikuti konseling dengan psikiater.. semua itu akan melelahkan dan terkadang aku bisa jadi sangat menyebalkan...maksudku aku gak mau kamu menyesalinya nanti"

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang