take a break?!

59 15 2
                                    

HALOO ad yg nungguin ga sii?

LAGU UTK MENEMANI,
WAYV_turn back time

Happy reading^^ ingat vote dulu...

***

"Jangan berani sentuh, dia punya gue..."

Metta menatap tajam perempuan dihadapannya ini. Meskipun dibawah cahaya lampu yang berpendar, disertai musik yang menghentak-hentak, Metta tidak peduli. Segala rasa ketidaknyamanan yang ia rasakan saat masuk kedalam club ini tak lagi menjadi masalah baginya. Yang terpenting gadis didepannya ini enyah sejauh mungkin.

Gadis itu, yang menurut Ferry bernama Mira, menatap balik Metta tidak kalah tajam. Ia berdecih sinis sambil memperhatikan Metta dari bawah sampai keatas begitu seterusnya, "Siapa sih lo? Ganggu orang mau seneng-seneng aja..."

Mendengar ucapan gadis didepannya ini sukses membuat Metta kehilangan kata-katanya sejenak. Bersenang-senang katanya?

Mira maju selangkah mendekat, mengabaikan tatapan geram Ferry disebelahnya, "dengar ya.... urusin aja urusan lo sendiri... gak perlu ikut campur urusan gue bisa kan?" Dengan barbar Mira mendorong bahu Metta membuat pijakan gadis itu agak oleng hingga mundur beberapa langkah kebelakang.

Wahh.. ini jelas gak bisa dibiarkan! Dengan sama barbarnya Metta mendorong bahu Mira lalu dengan cepat menambahkan, "punya urusan sama dia..." Metta menunjuk Radi yang tidur telungkup dimeja menggunakan dagunya sebelum kembali menatap Mira, ".....sama aja lo punya urusan sama gue..."

"Emang lo siapa?!"

"Gue tunangannya dia!" Teriak Metta, napas gadis itu memburu karena kesal.

"Dengar ya...pergi sekarang atau gue bakal bikin perhitungan sama lo, paham?"

Lagi-lagi aura menakutkan disekitar Metta berhasil membuat Ferry menganga kaget. Yang ia tau dari bosnya dan juga cerita Radi dan kawan-kawannya, Metta yang merupakan tunangan Radi itu adalah orang yang lembut, tapi nyatanya gadis itu bisa jadi semenakutkan ini. wow~~

Ferry menggeram berusaha serius dalam menanggapi situasi sekarang.

Mira bahkan sampai melirik kearah Ferry yang memang sudah siap pasang badan, gadis itu pikir jika Ferry sudah ikut campur, entah apa yang bisa terjadi padanya nanti, yang pasti sesuatu yang buruk, "terserah bitch" sahutnya singkat lalu berlalu pergi, dengan sengaja menabrakkan bahunya pada Metta.

Metta berusaha menarik napas, ia melirik Radi dan dengan cepat menghampiri cowok itu, mengangkat dan menangkup wajahnya, memanggil sendu, "Radi...."

"Maafin aku Ta....aku salah..." meskipun hanya mengigau, suara Radi benar-benar sarat akan keputusasaan dan penyesalan. Metta ingin menangis saja, kenapa mereka harus seperti ini? Radi ini cowok yang baik, Metta nya saja yang kekanakan dan menyebalkan, dan disini Radi tidak bersalah sama sekali.

"Kita pulang ya..." persetan dengan yang lainnya, Metta hanya ingin berduaan dengan Radi, membisikkan betapa ia sangat mencintai cowok itu dan betapa lelaki itu selalu menjaganya dan tidak ada satu hal pun yang perlu cowok itu pikirkan apalagi sampai memiliki perasaan bersalah dalam hatinya karena cowok itu benar-benar tidak ada salah apa-apa.

"Biar gue bantu ya.. lo bawa mobil?" Selama sekejap Metta sampai melupakan keberadaan Ferry disana. Gadis itu menggeleng, "gue kesini naik taksi..."

"Kalau git---"

"Metta!!" Keduanya menoleh secara bersamaan dan mendapati Arga yang tengah berusaha melewati dance floor yang dipenuhi oleh orang-orang yang sibuk menari kesana kemari.

"Biar gue anter...naik ke mobil gue aja...Fer bantu gue angkat Radi..." sahut Arga cepat begitu cowok itu sampai didekat meja mereka.

Ferry mengangguk. Metta dengan cepat berdiri, menyingkir dan memberi akses bagi kedua cowok itu memapah Radi yang masih belum sadarkan diri.

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang