Haloo:))
Lagu utk menemani,
SHINee_am encoreHappy Reading~~
***
Silau. Kedua mata cowok itu mengerjap-ngerjap dengan cepat. Berusaha menyamankan pandangannya dari silau sinar matahari yang menembus jendela.
"Lo udah sadar?" Samar-samar terdengar suara pekikan seseorang.
Sepasang mata tajam itu pun sepenuhnya terbuka, "Arga? Bawel banget lo.. heran..." sahutnya serak.
"Akhirnya lo sadar juga Di, astagaa lo tau gak gimana kita cemasnya ama keadaan lo?! Lagian lo biasanya juga kuat kok, tumben banget ampe bisa tumbang kek gini"
"Bisa diem gak? Kepala gue sakit nih" sahut Radi ketus. Ia memijit-mijit kepalanya yang memang berdenyut nyeri.
Arga mengambil posisi untuk duduk disisi ranjang, "ya masalahnya lo gak sadarkan diri udah 2 hari tau gak, katanya kalau lo gak sadar-sadar juga, kita harus bersiap dengan kemungkinan terburuk, kata dokter ada kemungkinan lo bakal jatuh koma" sahut Arga menjelaskan. Cowok itu tersenyum samar, "bentar..biar gue panggil dokter dulu ya"
Seorang dokter ditemani dua orang perawat memasuki ruang rawat, setelah memeriksa keadaan Radi dengan seksama, "keadaan pasien sudah jauh lebih stabil, kita akan tetap observasi kedepannya, jika sudah lebih membaik, baru kami ijinkan pasien untuk pulang, baik kalau begitu saya permisi"
Saat ini bukan hanya Arga, tapi ada Devon dan juga Farel didalam ruangan itu, "Mario ama Rion udah balik?" Itu Devon yang bertanya. Rasanya aneh saja ketika tak mendapati dua orang itu disini.
"Katanya mereka pulang bentar, mandi, ganti baju terus balik sini sekalian tadi gue nitip martabak" sahut Farel dengan polosnya. Devon mengangguk mengerti lalu berjalan kearah ranjang Radi.
"Gimana keadaan lo? Ada yang sakit? Udah baikan lo?"
Radi mengangguk pelan mendengar ocehan sahabatnya itu, "gue udah lebih baik kok..."
Dor! dor! Tunggu, tembakan itu... tiba-tiba saja ingatan Radi kembali berputar pada kejadiaan malan itu.
"Metta dimana? Hah? Metta mana?!" Radi mulai panik. Ia baru sadar, bahwa tunangannya itu tak datang sekalipun sejak ia sadarkan diri.
Semuanya jelas kaget dengan reaksi Radi yang menurut mereka terkesan berlebihan, "lo kenapa sih? Tenang bro...nanti juga dia.."
"Bohong! Gue tau..gue tau semuanya...gue masih sadar...tembakan...tembakan waktu itu..Metta pasti...Metta---" bahkan Radi tak bisa menyelesaikan ucapannya sendiri, "plis bawa gue ke Metta, gue mau liat dia.. kalian gak perlu bohong, gue udah tau semuanya, gue tau Metta kan yang jadi korban penembakan malam itu?"
"Hah?" Farel maju beberapa langkah, agak kaget dengan pendengarannya sendiri.
Arga menyeruak maju lebih dulu, membuat Farel terhuyung hingga mundur beberapa langkah kebelakang, "jadi lo udah tau semuanya Di? Lo sadar kalau Metta tertembak malam itu?"
Radi merasa tubuhnya lemas. Mengetahui dari mulut sahabatnya sendiri bahwa Metta benar-benar korban penembakan malam itu benar-benar melemahkan dirinya. Hatinya bergetar hebat, berusaha menahan isakan yang berlomba-lomba akan menyeruak keluar, "gimana keadaannya?"
"Lo harus kuat...kayaknya lo gak akan bisa ketemu dia untuk beberapa waktu ini" sahut Arga dengan tampang sedih. Sementara Devon memilih menjadi pendengar biasa.
Radi tersenyum miris, "kenapa? Apa keadaannya seburuk itu? Gue gak mau kehilangan di Ga,, gue sayang sama dia" dan cowok itu menunduk, membiarkan air matanya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Say I Love You [END]
RomanceMetta Anastasya yang notabenenya cewek populer dikalangan anak-anak SMA Tunas Bangsa suatu hari kedatangan tetangga baru. Metta pikir tetangga nya itu adalah sosok yang baik hati seperti apa yang orang-orang katakan, tapi saat bertemu dengannya Mett...