Revenge

52 12 6
                                    

Halo semuaaa..

Akhirnya ak up lagii, baca smpe author note dbwh ya:))

Lagu utk menemani,
SHINee_aside

Happy Reading~~

***

"Itu sama aja kamu mikir aku udah selingkuh dari kamu..." sebuah suara menyahut. Semua kepala diruangan itu menoleh. Mereka kaget mendapati Angel berdiri disana tidak sendirian. Disebelahnya ada Metta yang berdiri kaku menatap Radi tak percaya.

Sial! Radi yakin kata-katanya telah berhasil menyakiti gadis itu lagi.

"Bukannya git----Taaaa tunggu" ucapan Radi yang ingin memberi penjelasan pada Metta terputus setelah gadis itu memilih berlari pergi.

Dengan segera Radi memilih mengejar langkah cepat gadis itu. Meski langsung disesali oleh Radi karena tubuhnya sedikit oleng, kepalanya sakit, mungkin akibat vodka yang tadi ditenggaknya bersama Devon.

Radi memilih menahan pusing dikepalanya. Syukurnya ia baru meminum beberapa gelas saja, jadi ia belum terlalu mabuk.

"Ta please dengerin penjelasanku dulu..." Radi menarik lengan Metta cukup kencang, membuat gadis itu tertarik dan langsung berbalik kearahnya.

"Kamu kenapa lari dari ak---kuuu"

Teriakan Radi memelan saat ia melihat Metta menangis sesegukan. Dibawah cahaya lampu terang parkiran club Al, masih bisa Radi lihat bagaimana wajah dan mata gadis itu yang memerah.

"Lo jahat" satu kalimat yang gadis itu ucapkan dengan nada bergetar. Ia menyeka air matanya lagi, lalu menatap kearah Radi dengan nyalang.

Melihat air mata gadis itu, pertahanan Radi pun ikut runtuh juga.

"Ta maaf..." cowok itu mengusap wajahnya dengan kasar, "kamu boleh marahin aku tapi jangan nangis karena aku.... karena aku gak akan bisa terima...aku cuma nerima tangis kebahagiaan dimata kamu, paham?"

"Kamu liat aku sama Gio tadi siang? Trus gara-gara itu kamu marah? Kamu cemburu? Yang harusnya berhak marah itu harusnya aku Di! Bukan kamu..."

"Oke aku minta maaf aku gak bermaksud buat nuduh kamu yang engga-engga..."

"Tadi aku sakit..aku gak tau, tapi kayaknya maag ku kambuh lagi, kepalaku pusing, perutku juga kerasa gak enak, bahkan buat berdiri aja aku udah gak kuat... dan tentang Gio, dia cuma datang----aku gak tau harus menyebutnya di waktu yang tepat atau waktu yang salah----aku berusaha menolak bantuan dia, tapi badanku udah gak kuat lagi, jadi aku harus gimana?"

Radi terdiam. Ia benar-benar tidak tau bahwa tunangannya itu sakit. Tunangan macam apa dirinya ini?!

"Maafin aku Ta...iya aku yang salah..maaf udah salah paham sama kamu..."

"Aku sakit hati,, kamu gak ada hubungin aku seharian..kupikir aku punya kesalahan fatal ke kamu, tapi aku baru sadar, yang harusnya marah itu aku, yang harusnya gak peduli itu aku, buat apa peduli? Toh kamu juga udah ada yang baru"

"Aku bisa jela---hah? Apa?! Maksud kamu... aku punya yang baru? Kamu gak nuduh aku selingkuh kan?"

"Ya memang kenyataannya begitu kan" sahut Metta sarkas. Ia baru saja hendak pergi sebelum lengannya kembali ditangkap lalu ditarik Radi.

Cowok itu menatap tajam kedalam mata Metta, "jangan berusaha kabur lagi disaat kamu salah paham sama aku"

"Salah paham? Trus kamu boleh menghindar dari aku waktu kamu salah paham tadi? Ada kamu ngehubungin aku seharian ini? Ada kamu peduli? Enggak kan!"

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang