3

300 48 6
                                    

June menuju ruang ganti dengan kekesalan yang masih meledak ledak. Sepanjang jalan ia terus mengutuk orang tadi, yang telah mengotori seragamnya.


.....


Sesampainya di sana, ia langsung melepas seragam kotornya itu dan menyimpannya dalam loker.
Sialnya ia tidak membawa seragam cadangan, begitu pula ke tiga teman soplaknya. Ia membuka satu persatu pintu loker, memeriksa semuanya termasuk punya siswa siswa dari kelas lain.
Masa bodoh dengan pemiliknya, ia butuh seragam sekarang.

"Sial! yang benar saja. Apa tidak ada satupun yang membawa seragam cadangan?"
June menggerutu, hampir semua loker telah ia periksa tapi belum juga di temukan yang ia cari.

Tiba tiba si mungil datang untuk mengambil dasinya, ia baru sadar ternyata ia lupa memakai dasi.
Ia sedikit terkejut melihat ada June di sana, apalagi pria tinggi itu belum memakai baju sehingga menampakan seluruh abs nya.
( roti sobek guys :v )

"Ekhhem..~"
Jinhwan sedikit mendehem, tapi sama sekali tidak di hiraukan June.

Jinhwan peka, ia menyadari apa yang sedang di cari June.
Ia pun mengeluarkan seragam cadangan miliknya, dan bersiap memberikannya pada June. Tapi mengingat sikap June di kantin tadi, ia ragu sekaligus takut. June mungkin masih emosi dan ia akan di marahi, tapi ya mari di coba.

Ia menghadap June yang berdiri membelakanginya.
"Permisi, kau mencari seragam? Aku punya satu.."

Belum ada respon apa apa dari June, ia masih diam membelakangi Jinhwan

"Hei, kau. Aku punya seragam cadangan, kau..."
Kalimat Jinhwan terhenti saat June berbalik dan menatapnya.
Entah kenapa, tapi seketika jantungnya berdegup kencang begitu menatap intens mata elang itu.

"Kau bicara padaku?"
Tanya June

"Hmm, aku cuman mau bilang aku punya seragam satu lagi. Kau bisa memakainya"

Jinhwan sedikit tersenyum, sementara si pria tinggi masih diam. Ia menatap Jinhwan dari ujung kaki sampai rambut, ia juga memperhatikan seragam di tangan jinhwan.

"Siapa kau? Aku baru melihatmu"

"Aku Kim Jinhwan. Ya, aku siswa baru disini"

"Bagaimana kau bisa masuk disini? Apa orang tua mu penyumbang saham baru?"

Jinhwan tersenyum canggung
"Bukan, orang tuaku sudah meninggal. Aku mendapat beasiswa karena..."

"Ahh ya, beasiswa gratis. Satu lagi sampah masyarakat sudah masuk."

Jinhwan tersentak kaget, bagaimana bisa June berkata seperti itu padanya. Tak bisakah June menyaring sedikit kata katanya lebih dulu, sebelum mengucapkannya.

"Apa..? Kenapa kau bicara seperti itu"

"Kenapa? Kau tersinggung? Apa ada yang salah dari kalimatku barusan?"

Jinhwan terdiam, matanya mulai panas dan memerah. Sesuatu berusaha ia tahan, agar tidak sampai mengalir dari mata sipitnya.

"Kau seharusnya tidak berkata seperti itu, kenapa kau tidak memikirkan perasaan orang lain."

June sedikit tertawa dengan perkataan Jinhwan.
"Goblok. Kau masuk sekolah ini hanya karena beasiswa dari ayahku kan? Kau sama sekali tidak membayar, atau pun mengeluarkan biaya apapun kan? Bahkan kau langsung masuk kelas ku, kelas VIP. Apalagi namanya kalau bukan sampah sekolah ini."

June berbalik mengambil mantel di loker bobby dan memakainya, ia merasa tidak sudi memakai seragam dari pria mungil di hadapannya itu.
"Simpan saja seragammu itu, aku tidak butuh. Lagi pula lihatlah perbedaan kau dan aku, apa seragam mungil mu itu bisa muat untukku?"

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang