7

223 48 6
                                    

Entah kenapa tapi hari ini Jinhwan tidak bangun tepat waktu seperti biasanya, membuatnya hampir saja terlambat ke sekolah. Untung saja jalanan masih sepi, sehingga ia bisa mempercepat laju motornya dengan leluasa.

Masih ada beberapa menit sebelum kelas di mulai, dengan memeluk beberapa buku di dadanya ia mulai berlari menuju kelas.

Mungkin karena terlalu panik dan sesekali ia melihat jam di ponselnya, Jinhwan sampai tidak memperhatikan seseorang di depannya. Orang itu pun sibuk dengan ponselnya, tidak memperhatikan Jinhwan yang datang dari arah depan.
Dan...

Bruuukkk....

Mereka bertabrakan. Ponsel orang itu terjatuh, begitu pula dengan buku buku yang di bawa Jinhwan.

"Hei bodoh, lihat jalannya dengan benar."
Spontan orang yang ia tabrak itu langsung memarahinya.

"Iya maaf aku tidak sengaja, maaf"

Pria tinggi yang ia tabrak itu bernama Oh Sehun. Ia juga termasuk berandalan sekolah, tapi tentu bukan sekelas June dan kawan kawan.
Sehun terus memperhatikan wajahnya. Ia melihati Jinhwan sama seperti June waktu itu, dari ujung kaki hingga kepala.

"Kau siapa? Aku belum pernah melihatmu, anak baru?"

Jinhwan mengangguk

"Hmm, di kelas mana?"

Pertanyaan dari Sehun sama sekali tidak penting sekarang, ia harus segera sampai di kelas sebelum pelajaran di mulai.
"Maaf aku harus pergi, aku sedang terburu buru. Sekali lagi maaf"

Jinhwan bersiap pergi, tapi sesuatu menghalanginya.
Ya, pria tinggi itu sengaja menyandung kaki Jinhwan dan membuat Jinhwan terjatuh.
Lengannya terbentur begitu kuat, menghasilkan rasa nyeri di sana.

"Apa yang kau lakukan. Aku kan sudah meminta maaf, kenapa kau menyandungku"
Ucap Jinhwan dengan sedikit berteriak.

"Kau baru saja mengabaikan ku tadi, sayangnya aku paling tidak suka di abaikan."

Kemudian mata Sehun menangkap gelang besi yang di pakai Jinhwan, baiklah ia tau sekarang. Gelang besi itu, hanya di gunakan anak anak dari kelas VIP sebagai tanda pengenal.
Masing masing dari mereka mempunyai satu, dan terukir nama mereka di sana.

"Ouhh, anak VIP ternyata. Apa kau orang kaya baru?"

Jinhwan diam.
Ia belum bergerak dari posisi dimana ia jatuh tadi, ia masih duduk melantai sambil memegangi pergelangan tangannya yang terluka.

"Kenapa diam? Apa aku salah? Ouh atau jangan jangan kau anak beasiswa? Hmm?"

Jinhwan masih diam

"Sudah ku duga, melihat tampangmu saja aku bingung bagaimana kau bisa masuk kelas itu. Ternyata anak besiswa, sampah sekolah"
Sehun tertawa licil kemudian berjalan pergi meninggalkn pria mungil itu. Ia bahkan menendang beberapa buku Jinhwan yang masih berhamburan, agar tidak menghalangi jalannya lewat.

Hatinya benar benar sakit mendengar semua kalimat kalimat pedas dari Sehun, tapi kali ini ia mencoba untuk tidak menangis. Lagi pula kenapa ia harus menangis, sudah biasa kan ia menerima cacian semacam itu.

Ia hanya berpikir, apa ia bisa tahan berada disana sampai lulus nanti. Sudah cukup June dan teman temannya yang selalu menista dirinya, dan sekarang bertambah satu orang lagi yaitu pria tinggi tadi, Sehun.

Baiklah lupakan saja tentang orang orang tidak berakhlak itu.
Jinhwan memperhatikan jam di ponselnya, sayangnya waktu telah menunjukan pukul 8 lewat. Sudah sangat terlambat baginya untuk masuk kelas.
Akhirnya mau tidak mau ia harus bolos di jam pelajaran pertama, dan akan masuk kelas lagi nanti saat pergantian jam.

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang