49

148 33 0
                                    

Bobby berjalan mendekat, lebih tepatnya ke arah Jinhwan.
Ia menampakan senyum lebarnya begitu menatap wajah pria mungil itu.

"Aku senang, sekarang kau tampak lebih sehat dari sebelumnya. Matamu bahkan berbinar. June pasti mengirusmu dengan sangat baik."

"Ya, tentu saja."

Mereka saling melempar senyuman. Sementara pria tinggi di samping mereka hanya diam. Sebenarnya ia kurang menyukai situasi seperti ini, tapi ia berusaha tetap tenang.

"Ini mungkin permintaan terakhirku untukmu, jadi tolong kabulkanlah."

"Permintaan terakhir? Apa..?"

"Bisahkah aku memelukmu lagi?"

Ucap Bobby dengan mengecilkan volume suaranya, saat mengucapkan kata lagi. Ia tidak mau June mendengarnya, dan tau jika ia pernah memeluk Jinhwan sebelumnya.

Jinhwan terkejut, terlebih June.
Pria tinggi itu langsung menolehkan mata elangnya ke arah Bobby.
Bobby pun membalas tatapan itu.

"Bagaimana Jun? Bisahkah aku memeluk Jinhwanmu? Sebentar saja."

"Kau ingin ku pukul?"

Karena mendapatkan penolakan, Akhirnya Bobby pun menjelaskan terlebih dahulu maksud kedatangnya. Yang mana ia memutuskan untuk tinggal sementara di Amerika, di rumah nenek dan kakeknya.

Kesehatan neneknya sedang menurun, dan itu menjadi salah satu alasannya kesana. Ia akan berangkat saat itu juga. Dan sebelum ia benar benar pergi meninggalkan Korea, ia ingin melihat Jinhwan terlebih dahulu.

"Jadi, kau akan pergi? Kapan kau akan kembali?"

"Aku juga tidak tau Jinhwan. Mungkin aku akan lama di sana"

"Apa kau... tidak akan kembali?"

Bobby sedikit tersenyum
"Tentu saja aku akan kembali. Aku masih ingin bertemu kalian semua, terutama kamu."

Bobby memperhatikan jam tangannya, lalu kembali menatap June.
"Aku harus segera berangkat. Tolonglah berikan ijinmu, aku hanya ingin memeluknya sebentar. Tidak akan membawanya bersamaku."

Akhirnya June pun mengiyakan.
Berusaha menahan rasa kesalnya. Karena sekarang ia yakin, pria bergigi kelinci itu sedang menaruh hati pada istrinya.

Ia tidak berkata apa apa, melainkan hanya sedikit menganggukan kepalanya.

Tanpa menunggu lagi, Bobby langsung mendekat dan memeluk erat tubuh mungil Jinhwan.
Memejamkan matanya, sembari mengelus pelan rambut Jinhwan.

Setelah ini, ia tidak bisa melihat Jinhwan lagi. Sejujurnya begitu berat, namun ini salah satu upayahnya untuk berusaha melupakan perasaanya terhadap Jinhwan.

Ia pasti akan kembali lagi, namun kapan saatnya ia pun belum tau. Setidaknya ia telah melakukan hal terbaik untuk Jinhwan. Dan sekarang, Jinhwan akan baik baik saja karena telah ada June di sampingnya.

Ia pun melepaskan pelukan itu.
"Makanlah yang banyak dan sehatlah selalu."

Jinhwan mengangguk.
Kemudian Bobby berpindah dan langsung memeluk June. Yang di peluk pun sedikit terkejut.

"Aku akan merindukanmu bro. Jagalah Jinhwan dengan baik, dan hiduplah bahagia."

Walau tidak tersenyum, tapi June tetap membalas pelukan teman sekaligus saudaranya itu.

Seketika rasa kesalnya seakan lenyap. Walau bagaimana pun ia harus berterima kasih. Karena selama ia tidak ada, Bobby lah yang menjaga Jinhwan.

"Terima kasih sudah menjaga Jinhwan, dan banyak membantuku. Berapa lama pun kau disana, tapi... cepatlah kembali. Kau harus bertemu anakku."

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang