27

193 40 9
                                    

Jinhwan segera turun dari tempat tidur itu, dan berusaha menarik selimut untuk menutupi tubuh toplesnya.

"Kemarilah sayang, ayo lanjutkan permainan kita. Mendekatlah."

"Tidak! tidak akan. Kau bukan June ku, aku hanya akan melakukan ini dengan kekasihku June. Siapa kau sebenarnya, nyalakan lampunya!! "

"Jangan bodoh Jinhwan!! Aku adalah kekasihmu yang sebenarnya, dia yang telah merebutmu dariku."

Orang itu berbicara dengan nada tinggi, bahkan berteriak.
Membuat Jinhwan bisa mendengar suaranya dengan jelas, dan ia pun mengenali suara itu.
Apa mungkin...

"Kau... Hanbin. Hanbin kau kah itu?"

Setelah perkataan Jinhwan itu, lampu pun di nyalakan. Menampakan jelas seorang Hanbin yang berdiri dengan senyuman monster di hadapannya.

Jinhwan terpaku, mulutnya mengangak membentuk huruf  O.
Ia benar benar tidak percaya ini, apa yang Hanbin berusaha lakukan padanya.

"Hanbin, kenapa? Aku tidak percaya ini, kenapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku padamu?"

Mata Jinhwan sudah berkaca kaca, bahkan beberapa tetes air mata mulai mengalir membasahi wajahnya.

"Kenapa? Kau bertanya kenapa? Tidakkah kau tau aku begitu sakit mendengar kau ingin menikah dengan sialan itu!! Kau pikir aku akan merelakan dia mengambilmu dariku!!"

"Apa yang kau bicarakan hah!! Aku bukan kekasihmu atau siapa siapamu, kita selama ini dekat hanya sebagai teman."

Emosi Hanbin bergejolak mendengar perkataan Jinhwan. Kali ini ia tidak lagi memandang Jinhwan sebagai orang yang ia cintai, melainkan bahan balas dendamnya kepada June.

Bagaimana pun caranya, ia harus melancarkan aksinya untuk menggagahi Jinhwan sekarang juga.

Ia yakin, jika ia melakukan hal itu pada Jinhwan dan June mengetahuinya, June pasti akan membatalkan pernikahan mereka. Kemudian June akan stres dan menjadi tidak waras.
Baru setelah itu lah ia akan merasa puas.

.
.
.
.
.
.
.
.

Di sisi lain, akhirnya si pria bergigi kelinci bangun dari tidur panjangnya.

Ia meneguk segelas air putih di meja di samping tempat tidurnya. Mengantongi ponselnya, kemudian turun ke ruang tamu.

Tidak terlihat keberadaan Jinhwan di sana, hanya ada beberapa asisten rumah tangga yang sedang mengerjakan tugas mereka masing masing.

"Bi, Jinhwan di mana? Ada yang melihat dia?"
Tanya nya, namun para asisten sama sekali tidak melihat Jinhwan.

Di mana dia, atau pun kemana ia pergi mereka pun tidak mengetahuinya.

Bobby pergi keluar rumah untuk mengecek, dan ternyata motor Jinhwan masih di ada di parkiran.
Bobby mengacak ngacak rambutnya frustasi.

Sesuai firasat, Jinhwan pasti tidak akan mendengarkan perkataannya.
Kenapa Jinhwan begitu keras kepala, membuatnya pusing sekarang.

Bobby pun mengeluarkan ponselnya, untuk mengecek lokasi Jinhwan dari maps mereka yang sudah di hubungkan.

"Hah?, kenapa dia ada di hotel xx? Sekarang sudah jam 8 malam, ada urusan apa dia disana?"

Secepatnya, ia pun langsung menyusul Jinhwan ke hotel itu.
Tak lupa ia juga membawa pengawal handal keluarganya, jaga jaga jika di sana terjadi sesuatu.

.
.
.
.
.
.

"Jinhwan, kemarilah sayang. Aku akan melakukannya dengan lembut, jangan takut."

"Tidak mau!!"

"AKU BILANG KEMARI!!"

Hanbin menarik paksa Jinhwan ke dalam dekapannya, mengunci erat kedua tangan Jinhwan dengan satu tangannya. Jinhwan menjadi sangat sulit bergerak, Hanbin sungguh kuat.

Di lucutinya kembali selimut yang membungkus tubuh Jinhwan, dan membuang selimut itu jauh dari tempat mereka berdiri.

Ini pertama kalinya ia menatap Jinhwan dengan begitu dekat, bahkan tanpa busana.
Jinhwan sungguh cantik dan sexy. Matanya tidak dapat lepas memperhatikan seluruh tubuh mulus itu, dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Berhenti menatapku sialan! Aku jijik denganmu"

Hanbin tersenyum
"Kau cantik sayang, tubuhmu begitu indah. Bagaimana bisa aku tidak melihat mu. Di sudut mana June suka menyentuhmu? Katakan padaku."

Jinhwan muak. Ia membuang pandangannya dari Hanbin dan sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaaan tak bergunannya itu.

"Kenapa diam? Aku jadi penasaran, seberapa sering kalian melakukan penyatuan? Apa permainan June begitu panas, sampai sampai kau hanya ingin melakukan itu dengannya?"

"Diam bodoh!! June bukan orang bejat seperti mu, June bukan orang yang tidak tau diri seperti mu. Kami belum pernah melakukan apa yang kau katakan itu, jadi tutup mulut kotor mu itu!!"

Mendengar semua pengakuan Jinhwan, membuat Hanbin sedikit tertawa. Apa benar June belum pernah menyentuh Jinhwan seutuhnya, mereka bahkan telah berpacaran cukup lama.

Tapi jika benar, hal itu bahkan lebih menguntungkan baginya.
Ia akan menjadi orang pertama yang akan melakukan hal itu pada Jinhwan, dan ia akan benar benar menikmatinya.

June bodoh. Bagaimana bisa dia menyianyiakan hal seperti ini.
"Batin Hanbin"

"Baiklah kalau begitu bagus. Jika June tidak ingin melakukannya, aku dengan senang hati akan mengganti posisinya."

"Sialan kau. Seharusnya aku mendengarkan June dari dulu untuk menjauhimu. Kau sungguh bejat!
Akhh... "

Hanbin menggigit pundak pria mungil itu dengan cukup kuat, menggunakan giginya yang sedikit bertaring.
Alhasil pundak Jinhwan terluka dan berdarah, meninggalkan tanda gigitan yang tergambar jelas di sana.

"Dengar Jinhwan, kau tidak bisa apa apa sekarang. Aku tau June sedang berada di China, jadi dia tidak akan datang. Ayolah, kita akan berpesta malam ini dan aku janji tidak akan memberitahukan apapun pada si tinggi itu. Oke?"

"Aku tidak mau!! Hiks.. kau sungguh gila, aku membencimu hiks... "

"Aku tidak gila, aku mencintaimu.."

Suara Jinhwan benar benar bergetar, ia menangis hebat sejak tadi.
Ia sungguh ketakutan, tidak terbayangkan apa yang akan terjadi padanya sekarang.

June... June cepatlah kembali dan selamatkan aku. Aku benar benar takut, June... hiks
"Batin Jinhwan."






















Semoga June dan Jinhwan cepet pulih dan kembali beraktifitas lagi kek biasa.
Aku khawatir banget denger kabar yang kemaren itu.

Tapi di satu sisi, dapet berita baik juga dari Hanbin. Hanbin orang baik♡

Klik bintangnya 👉⭐

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang