25

181 36 3
                                    

"Jangan menangis Jinhwan, tolong dengarkan penjelasanku dulu."

June menakup wajah yang sudah basah itu, dan mulai menghapus air matanya. Kemudian tangannya berpindah kembali menggenggam kedua tangan Jinhwan, mengecupnya berkali kali.

"Jinhwan, aku tidak akan lama di sana. Dan kami pun akan pulang pergi menggunakan penerbangan cepat, jadi aku akan tiba lagi disini sehari sebelum pernikahan kita. Jangan khawatir oke, aku janji akan kembali secepatnya."

Jinhwan masih diam. Walau bagaimana pun ia tetap tidak mau June menjadi sibuk dalam situasi seperti ini, apalagi sampai harus berpergian.

"Tapi aku tetap tidak mau kau pergi.."
Ucap Jinhwan dengan nada manjanya.

"Sayang, jangan begitu. Ayo kesini"
June membawa pria mungilnya itu kedalam pelukannya. Tak henti hentinya ia terus mengecup pucuk kelapa Jinhwan, berusaha menenangkannya.

"Dengar, aku janji akan kembali secepatnya dan melaksanakan pernikahan kita. Kau jangan menangis seperti ini, aku jadi tidak tenang nanti."
Sambungnya.


"June ayok, jemputan kita sudah tiba."
Teriak ayahnya dari ruang tamu.

"Kau sudah akan pergi? Biarkan aku mengantarmu ke bandara"

"Tidak perlu Jinhwan, kami akan pergi bersama orang kantor. Kau doakan saja, semoga perjalanan kami lancar dan semua urusan cepat selesai."

"Ya. Cepatlah kembali. Aku tidak akan memaafkan mu, jika kau melewatkan hari pernikahan kita."

June tersenyum sembari mengangguk. Di kecupnya bibir Jinhwan lembut, memberikan sedikit hisapan disana. Walau nyatanya perjalanan mereka hanya sebentar, tetap saja ia akan sangat merindukan kekasih mungilnya ini.


Mereka berdua pun turun kebawah bersama.
Air mata Jinhwan masih jatuh perlahan, tentu saja ia sangat sedih. June akan pergi tiba tiba, dan ia pun tidak bisa mengantarnya ke bandara.

Terlihat sudah ada mobil putih terparkir di depan rumah mereka. Ayah June, beserta para pemegang saham yang akan menghadiri pertemuan itu pun telah berada disana.

Sekali lagi June berbalik dan memeluk erat Jinhwan, benar benar erat. Kenapa perjalan singkat ini terasa begitu berat. Terasa sangat sulit untuk June meninggalkan Jinhwan sekarang, hatinya benar benar tidak tenang.

"Aktifkan selalu ponselmu ya, aku akan sering menghubungimu. Jaga baik baik dirimu selama aku tidak ada, jangan lakukan hal hal yang akan membuatku merasa cemas."

"Ya, aku janji. Kau juga, baik baik disana dan segera pulang. Aku mencintaimu June."

"Aku sangat mencintaimu Jinhwan"

Pelukan mereka selesai.
Dengan membawa kopernya, June segera masuk kedalam mobil bersama yang lainnya.

"Kau baik baik disini ya. Jangan khawatir, kami akan segera kembali."
Ucap ayah June dari dalam mobil.

Jinhwan mengangguk dengan sedikit tersenyum. Ia melambaikan tanganya begitu mobil itu pergi meninggalkan kediaman mereka.

Dengan menghapus air matanya, ia pun kembali masuk dan mengunci pintu. Sebaiknya ia tidak harus begitu sedih dan cemas, June hanya beberapa hari disana dan akan segera kembali. Ya, ia yakin June akan segera pulang.

.
.
.
.
.
.
.
.

Sepanjang hari Jinhwan hanya duduk di kamarnya.
Walau ada beberapa asisten rumah tangga, Jinhwan tetap merasa tidak nyaman jika June tidak bersamanya. Apa ia harus kembali ke rumahnya saja? rumah June itu benar benar terasa sepi baginya.

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang