34

184 35 1
                                    

Mereka pun langsung menuju ruang makan. Jinhwan mempersilahkan June untuk duduk manis saja, dan membiarkan ia yang menghidangkan makanannya.

Setelah semuanya tersaji di atas meja, ia juga membuka sesuatu yang di bawa June tadi.
Matanya langsung berbinar, begitu mengetahui isi di dalamnya. Ternyata kue coklat dengan taburan keju parut yang begitu lembut, kesukaannya.

"Huaaa Jun, ini kesukaanku bagaimana kau tau."

"Aku pernah lihat kau memakan itu bersama Donghyuk, dan kau begitu menyukainya. Jadi aku pikir mungkin aku akan membelikan itu padamu."

"Tentu saja aku suka, sangat suka. Terima kasih sayang"

June tersenyum lega, ternyata ia tidak salah pilih. Jinhwan sangat menyukai kue itu.

Mereka pun makan bersama.
June makan masakan yang di hidangkan Jinhwan, dan Jinhwan memakan kue yang di berikan June tadi.

June sesekali terkekeh kecil, melihat tingkah lucu Jinhwan yang begitu menikmati kuenya. Melihat Jinhwan yang bahagia seperti ini, itu sudah cukup untuknya. Ia tidak menginginkan hal lain lagi.

.
.

Setelah selesai makan, mereka langsung naik ke lantai dua, menuju kamar mereka. Sekarang waktu yang tepat untuk saling membagi kehangatan satu sama lain.

June terlebih dahulu membersihkan tubuhnya, sebelum ikut bergabung dengan Jinhwan di tempat tidur.
Tidak lama, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit.

Jinhwan yang sudah lebih dulu merebahkan dirinya di tempat tidur, sedikit cemberut melihat June yang datang menghampirinya.

"Jun, sekali kali kau harus tidur menggunakan piyama. Apa kau tidak merasa dingin sama sekali?"

June tetaplah June, pria yang keras kepala. Bukannya mendengarkan perkataan Jinhwan, pria tinggi itu malah menarik Jinhwan ke dalam pelukannya.

Mengapit tubuh Jinhwan dengan kedua kakinya, seakan sedang memeluk sebuah guling.

"Juneeee.."

"Kenapa? Kau takut aku sakit, karena tidur hanya menggunakan boxer seperti ini?"

"Tentu saja. Kita tidur dengan menyalakan ac, apa kau tidak kedinginan?"

June menggeleng
"Aku tidak akan kedinginan, karena sekarang ada kamu di sampingku. Aku akan memelukmu sepanjang malam, dan aku akan merasa hangat."

Mendengar itu, membuat si mungil tersenyum malu. Bukan hanya pipinya, telinganya bahkan ikut memerah.

"Terus saja menggodaku."

"Aku serius."

"Baiklah baiklah. Bagaimana rasa masakan yang kau makan tadi?"

"Enak, kenapa?"

"Benarkah? Aku yang memasak semua itu, khusus untukmu"

Seketika mata June melebar, ia terkejut.
"Hah? Kenapa kau yang melakukan itu? Tadi kau menyiram halaman, sekarang kau memasak. Lalu apa yang asisten asiten lakukan, mereka ingin makan gaji buta?"

Melihat reaksi berlebihan dari June, Jinhwan pun semakin mempererat pelukannya. Berusaha menjelaskan, agar suaminya ini tidak salah paham.

"Bukan begitu Jun, dengarkan aku. Aku sekarang adalah istrimu, aku ingin melayanimu. Membuatkan makanan untukmu, menyiapkan bajumu, dan lain hal. Jangan marah, itu semua atas keinginanku sendiri."

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang