19

218 42 4
                                    

Seperti biasa, June datang menjemput Jinhwan. Ia sudah ada di sana sejak pukul 7 pagi. Lagi pula ia harus meminta maaf karena telah meneriaki Jinhwan memarin.

"Pagi sayang"
Sapaan si pria tinggi begitu melihat Jinhwan keluar dari rumahnya.

"June, sejak kapan datang. Sudah lama?"

"Belum lama, ayok berangkat"

Baru saja Jinhwan akan memasuki mobil June, tiba tiba Hanbin datang dengan mobilnya. Melihat mereka yang akan segera pergi, ia pun bergegas turun dan mengahampiri mereka.

"Selamat pagi Jinhwan"

"Hanbin, kenapa pagi pagi kesini?"

"Mau mengantar mu kesekolah, apa lagi"

"Mau mati kau...!!"
Jinhwan langsung menarik lengan kekar June, yang terlihat sudah ingin memukul Hanbin.

"Tenang June, jangan emosi"

"Kenapa kau begitu kesal Jun? Aku kesini untuk mengantar Jinhwan, dia temanku. Kenapa kau harus semarah itu, apa hakmu?"
Hanbin tersenyum miring

June diam. Ia tidak bisa memberitahukan hubungannya dengan Jinhwan, terlebih pada keparat yang satu ini.

"Jinhwan ayok, pergi denganku"

Hanbin langsung menggandeng lengan Jinhwan untuk mengajaknya pergi, tentu saja ia sengaja untuk memancing kemarahan si pria tinggi.

Tidak tahan lagi, June pun kembali menarik Jinhwan dan langsung melayangkan satu pukulan telak di wajah Hanbin.

Hidung Hanbin seketika mengeluarkan darah, dan tentu saja itu membuat Jinhwan begitu terkejut.

"June! Apa yang kau lakukan"

"Dia sudah keterlaluan. Aku tidak suka ya siapapun menyentuh mu, apalagi orang ini. Biar ku habisi dia"

"June stop, kau yang terlalu berlebihan!"

Jinhwan menjadi marah.
Kini ia yang meneriaki June, bahkan meminta kekasih tingginya itu untuk pergi.

Dengan emosi yang menggebu gebu, June pun pergi meninggalkan mereka berdua di sana.

"Kau tidak apa apa Hanbin? Hidungmu berdarah"
Jinhwan terlihat panik, membuat Hanbin bersorak ria dalam hatinya.

"Tidak masalah Jinhwan, aku tidak apa apa. Sudah biasa aku menghadapi June yang seperti itu, dia tidak pernah berubah sejak dulu"

"Maafkan dia ya"

Hanbin tersenyum
"Ya, tentu. Sekarang ayok, kau aku antar"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

June melempar begitu saja tasnya ke atas meja, ia benar benar emosi.
Bobby, Yunhyeong dan Chanu bisa melihat jelas kobaran api dari mata tajam itu, apa yang terjadi??

"Ada apa Jun? Ini masih pagi, apa yang membuatmu begitu marah"
Tanya temannya yang bertubuh besar di samping Yunhyeong.

"Tidak apa apa Chan"

Si gigi kelici tidak percaya. June terlihat seakan ingin memukul orang, mustahil bahwa ia tidak apa apa.
"Kau kenapa tuan muda Koo June? Masalah lagi dengan ayahmu? Atau apa?"

"Diam bangsat! Aku bilang tidak apa apa, tidak usah bertanya lagi"

Mereka bertiga terkejut bersamaan mendengar reaksi June, pasti ada masalah besar.

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang