51

150 35 1
                                    

Jinhwan pun menghentikan makannya, lalu menatap June.
Pria tinggi itu masih setia berdiri di sampingnya, memandanginya yang sedang makan dengan terus tersenyum.

"Kau sudah selesai membantuku kan, sekarang kau pergilah kembali ke kantor. Kau harus kembali bekerja."

"Tidak apa. Setelah di pikir pikir, aku akan disini saja bersamamu."

"Tidak usah, kau pergilah sekarang."

June mengerutkan keningnya. Apa dia baru saja di usir? Setelah ia susah payah datang hanya untuk mengupas buah apel, apa ini imbalannya?

"Kau... mengusirku? Kau menyuruhku pergi?"

"Tadi kau bilang kau sibuk di kantor, ada rapat. Ya sudah sekarang pergilah, jangan menggangguku sedang makan."

Sabar...  hanya itu lah yang bisa June lakukan sekarang. Seberat inikah menghadapi seorang yang sedang hamil? 

Memang selama kehamilannya, Jinhwan sedikit berubah. Mulai dari suasana hati, sampai hal hal yang ingin ia lakukan. Sama sekali tidak dapat di tebak oleh June.

Belum lagi tentang semua keinginan anehnya. Jinhwan bahkan pernah membuat June tidak masuk kerja, hanya karena ia ingin June mengelus perutnya seharian.
Sungguh membuat pria tinggi itu terkadang menjadi pusing.

"Baiklah aku akan kembali ke kantor."

Jinhwan hanya mengangguk sembari terus memakan apelnya.

"Kau baik baik disini ya. Jika butuh sesuatu katakan saja pada bibi."

"Iyaaa"

Kembali di raihnya wajah imut itu untuk memberikan sedikit kecupan di bibir. Kemudian ia kembali menuju kantornya....



....


Sesampainya di kantor, June di kejutkan dengan kedatang Donghyuk beserta baby lucunya.

Donghyuk juga baru saja datang, dan ingin menemui Yunhyeong.

Melihat mereka berdua, June pun langsung menghampirinya. Segera di ambilnya baby mungil itu dari tangan Donghyuk untuk di gendongnya.

Ia begitu gemas, bahkan tidak bisa berhenti menciumi pipi bayi itu.

"Halo, sudah berapa lama kita tidak bertemu. Kau pasti kesini untuk menemui ayah Yunhyeong mu kan"

Ucap June kepada bayi itu.
Walau nyatanya bayi yang belum genap setahun itu tidak mengerti ucapannya, namun tetap saja June terus bertanya. Membuat Donghyuk tertawa.

"Kau pasti sudah tidak sabar menunggu kelahiran anakmu, benar kan?"
Tanya Donghyuk.

"Tentu saja. Ouh, ayo. Kau mau menemui Yunhyeong kan? Dia pasti masih di ruang rapat"

Mereka pun meninggalkan parkiran dan menuju ruang rapat. Mereka terus mengobrol, dan bayi itu masih dalam gendongan June.

"Sebentar lagi dia akan genap satu tahun bukan?"

"Ya, bulan depan. Bagaimana dengan kondisi Jinhwan? Waktu persalinannya masih lama?"

"Dokter bilang dalam minggu ini, tapi masih belum pasti. Kita tunggu saja."

Akhirnya mereka sampai di ruang rapat. Rapat itu telah selesai, dan terlihat Yunhyeong masih disana sedang memainkan ponselnya.

Pria itu langsung menoleh begitu pintu terbuka, dan menampakan June beserta para kesayangannya ada disana.

"Ouh sayang, ada apa tiba tiba datang?"

Matanya kemudian teralihkan pada bayinya yang sedang di gendong June. Ia pun segera merebutnya gemas.

"Kau juga disini sayang, ayah merindukanmu. Kenapa kau mau di gendong oleh paman bodoh ini hmm?"

"Hei apa katamu. Kau tidak boleh mengajarkannya berkata seperti itu."

"Kenapa? perkataan ku benar."

"Shiho, kau anak yang pintar. Tidak perlu mendengarkan perkataan ayah mu yang satu ini oke."

June dan Yunhyeong terus berdebat. Bahkan mereka ikut mengajak baby itu untuk mengobrol bersama mereka, membuat Donghyuk tidak bisa menahan tawanya.

Ya, bayi laki laki berumur 11 bulan itu adalah anak Yunhyeong dan Donghyuk. Mereka mengadopsi anak itu dari panti asuhan sekitar tiga bulan lalu. Tepatnya waktu bayi itu baru berumur 8 bulan.

Bayi itu kehilangan kedua orang tuanya karena suatu insiden.
Dan begitulah, mereka pun di pertemukan di panti asuhan.
Bayi laki laki berkulit putih, berwajah imut itu di namakan Song Mashiho.

.
.
.











Malam pun tiba.
June akhirnya pulang cukup larut, karena ada begitu banyak berkas yang harus ia tangani.

Ia terus memikirkan Jinhwan.
Pasti pria mungil itu telah menunggunya pulang sejak sore.

Ia memasuki rumah.
Membawa langkah beratnya menuju kamar.  Tidak ada orang di sana, namun terdengar suara keran dari kamar mandi. Mungkin saja Jinhwan sedang mandi.

Ia pun melepaskan pakaian bagian atasnya. Mulai dari dasi, jas, sampai kemerjanya. Dan hanya menyisahkan celana kantornya, yang bahkan sekarang telah ia gulung sampai lutut.

Tidak lama kemudian, Jinhwan keluar dari kamar mandi.
Pria mungil itu tidak mandi, hanya pergi membasuh wajahnya. Ia berjalan ke arah June, sembari terus mengelap wajahnya dengan handuk kecil.

"Kau sudah pulang ternyata. Kenapa begitu larut? Apa kerjaanmu sangat banyak?"

"Hmm begitulah"

Mata elang June langsung yertuju pada sesuat, memandangi tubuh berisi istrinya itu. Walau Jinhwan tidak lagi langsing, tapi tetap saja ia terlihat begitu sexy.

Di tambah lagi, Jinhwan saat itu hanya mengenakan piyama putih  panjang sampai setengah pahanya. Dan tanpa menggunakan celana.

Bahan kain dari piyama yang ia gunakan pun begitu lembut dan tipis, membuat tubuhnya nampak samar samar.

Hal itu sontak mengundang gairah untuk June. Ia terus tersenyum dengan menggigit kecil bibir bawahnya. Suhu tubuhnya seakan memanas, ingin sekali ia menyentuh Jinhwan sekarang.

"Apa yang kau lihat, kenapa tersenyum seperti itu?"

"Kemarilah Jinhwan. Ayo duduk di pangkuanku"

Jinhwan mendekat. Dengan sedikit ragu, ia pun duduk di atas pangkuan si pria tinggi.

"Kau tidak apa? Aku pasti begitu berat sekarang."

"Tidak masalah. Aku juga bisa menggendongmu jika kau mau."

Jinhwan terkekeh.
Perlahan, si pria tinggi mulai mengecup lembut beberapa bagian leher Jinhwan. Tangannya pun bergerak, mengelus kedua paha  mulus itu.

Mata Jinhwan terpejam, tubuhnya mulai terasa geli dan terangsang.
Ia menikmati setiap sentuhan June di tubuhnya. Jika di pikir kembali, sudah cukup lama mereka tidak melakukan itu karena mengingat kehamilan Jinhwan.

"Aku sungguh ingin melakukannya, tapi tidak bisa. Kau sedang hamil."
Bisik June pelan dari belakang telinga si mungil.

"Ya, kau harus menahannya lagi."

"Ini benar benar menyiksaku..."

Jinhwan kembali terkekeh.
Pria tingginya ini begitu ingin melakukan penyatuan. Wajah kecewanya terlihat begitu lucu sekarang.




















June dh pengen bnget anu 👉👈

Hehehe tinggalin votenya jangan lupa🌚

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang