21

205 40 6
                                    

Jinhwan menuruti, segera di keluarkan junior June dari mulutnya.

Ia tertunduk malu.
Dengan menangkap kedua pundaknya, June mengajak Jinhwan bangkit untuk kembali ke tempat tidur. Mereka berbaring disana, membiarkan lengannya menjadi bantalan kepala untuk Jinhwan.

"Ada apa Jinhwan? Apa yang salah dengan mu hari ini? Kau melakukannya dengan buruk tadi. Kita sudah sering melakukan ini bukan, tapi tadi kau tidak melakukannya dengan benar. Apa yang kau pikirkan? Katakan padaku"

Mereka saling berpelukan erat.
June terus mengelus lembut rambut Jinhwan, ia tau ada sesuatu yang mengganggu pikiran kekasihnya ini.

Sementara Jinhwan tanpa sadar mulai meneteskan air matanya. Nafasnya berderu kencang, bertabrakan dengan dada bidang June.

"Aku kecewa Jun, sangat kecewa. Bukan padamu, tapi pada diriku sendiri. Maafkan aku"

"Kecewa? Tapi kenapa?"

"Walau kita belum pernah melakukan penyatuan, tapi kau selalu bisa memuaskan ku, bahkan membuat ku mencapai klimaks. Tapi aku.. membuatmu puas saja sangat sulit"

Air mata Jinhwan semakin mengalir deras, tentu saja selain kecewa ia juga merasa takut. Jika terus seperti ini, mungkin saja akan June meninggalkannya. 

"Tidak masalah sayang, aku mengerti. Kita bermain main seperti ini saja aku sudah senang. Kau juga mudah lelah, hanya dengan mengulum punyaku sebentar, tentu saja tidak akan membuatku cum."

"........."

"Tidak perlu kecewa begitu. Nanti juga aku pasti akan cum, saat punyaku berada di dalammu."

Jinhwan mendongak, menatap June dengan wajah basahnya.
"Kalau begitu lakukanlah Jun, gagahi aku sekarang. Walau nanti pasti akan sangat sakit, tapi aku rela. Tidak apa apa selama itu kamu"

June terkejut, ia terdiam beberapa detik. Sampai sesaat kemudian ia tersenyum. Menggerakan tangannya untuk menghapus air mata yang memenuhi wajah kekasih mungilnya itu.

"Kalau begitu menikahlah denganku Jinhwan, habiskan sisa hidupmu bersamaku. Hanya setelah itu, dan aku berani untuk memasukimu"

"Aku.... "

"Kau tau? Betapa besar dan sulitnya aku menahan hasrat ku untuk tidak memasuki mu, setiap kali kita  bermain main seperti ini. Menikahlah dengan ku, jadilah milikku seutuhnya"

Jinhwna semakin mengeratkan pelukannya, berusaha menyembunyikan wajah meronanya di dada June. Siapa yang tidak akan malu saat baru saja di lamar.

"Ya Jun. Tentu saja aku mau"

Si pria tinggi tersenyum dengan mata terpejam
"Baiklah aku akan segera mengurusnya, sekarang tidurlah. Aku mencintaimu.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.

June, Bobby, Yunhyeong dan Chanu sedang menikmati waktu luang mereka dengan bermain golf di lapangan golf luas, milik keluarga Chanu.

Ketiganya bermain dengan serius, berusaha ingin menang.
Lain halnya dengan pria berahang tegas, yang hanya duduk di tepi lapangan. Menatap kosong kesegala arah, tanpa melakukan apa apa.

"Wuhuu aku menang lagi. Kalian berdua kalah, harus mentraktir aku makan"
Ucap Chanu dengan begitu senangnya.

"Sudahlah aku tidak ingin bermain lagi. Dari tadi kau terus yang menang, kau pasti menyabotase permainannya"
Balas Bobby sembari melempar begitu saja tongkat baseballnya.

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang