Kicen tengah sibuk berkutat dengan berbagai potongan-potongan artikel yang ia unduh dari internet. Deadline yang terus mengejarnya mengharuskan ia memodifikasi kamarnya menjadi sebuah kantor darurat untuknya. Kamarnya ini sekarang bahkan tidak pantas disebut kamar seorang gadis. Lembaran – lembaran kertas berserakan dimana-mana. Plastik bungkus snack, gelas sekali pakai, kotak pizza, tulang ayam tepung goreng dan berbagai sampah-sampah yang lain seakan tak malu berkumpul membentuk onggokan tak tau diri. Parahnya, Kicen sama sekali tak terganggu dan tak menghiraukan tumpukan sampah-sampah itu.
Kicen kini tengah sibuk mencari resep kecantikan memberi warna merah alami pada bibir di berbagai artikel yang telah ia unduh di internet. Sedang tangan kirinya sibuk membuka-buka print out artikel yang sudah ia kumpulkan kemarin, tangan kanannya sedang sibuk mengklik mouse laptopnya sambil sesekali memasukkan kripik singkong pedas yang mendampingi tepat disampingnya. Ia juga sedang mencari trend cat kuku terupdate. Ia membaca satu persatu artikel di layar monitornya. Sampai-sampai sekarang ia harus memakai dua mata tambahan, karena matanya sudah terasa perih bertatapan dengan layar datar bercahaya itu.
Tok..tok. Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Orang itu ternyata ibunya.
"Kicen, kamu enggak tidur dulu. Kamu dari pulang kerja kemarin nggak keluar-keluar sampai sekarang sudah pagi. Kamu masih saja asik dengan komputermu itu. Ini bunda bawain makan," kata ibunya cemas sambil membawa nampan yang berisi sepiring nasi dan lauk lengkap dengan segelas air putih.
"Ya bunda, lagi sebentar kerjaan Kicen beres kok. Makasi ya bunda ," sahutnya sambil tersenyum namun matanya masih tetap fokus di layar monitor.
"Astaga Kicen! Ini kamar atau kandang babi? Berantakkannya minta ampun. Kicen Kamu ini anak gadis lo. Kalau sampai ada yang tau kalau kamarmu seperti ini, bias-bisa kamu enggak bakalan dapat jodoh. Kamu mau nanti jadi perawan tua?" kata ibunya terkejut melihat keadaan kamar putri satu-satunya yang sangat tak menjaga kebersihan.
"Hehehe," Kicen hanya bias terkekeh menerima semburan omelan ibunya.
"Begadang terus... Lihat mata kamu sudah kayak mata panda."
"Nggak kok bunda. Kicen tidur kok malamnya. Tadi subuh Kicen bangun, lanjutin kerjaan yang kemarin. Nanggung lagi sedikit," jawabnya apa adanya berusaha meyakinkan ibunya kalau ia baik-baik saja.
"Ya sudah. Jangan lupa makan ya nak. Terus habis makan istirahat dulu sebentar. Baru habis itu ke kantor. Ini sampahnya bunda saja yang beresin," ujar ibunya sambil memungut sedikit samah-sampah yang berserakan.
"Makasi banyak bunda," jawab Kicen cengengesan.
Kicen memutuskan melanjutkan kesibukannya yang sempat tertunda tadi. Tapi, serasa tulang punggungnya sudah remuk. Ia pun tergoda untuk merebahkan badan di kasur sejenak. Terasa seperti di surga ketika tulang-tulang punggungnya yang hampir hancur menyentuh permukaan kasur yang empuk. Ingin sekali ia berlama-lama meringkuk nyaman di kasur itu, tapi ingatan tentang jarum jam yang terus merangkak maju menyadarkan pikirannya. Ia lalu bangkit, kembali melanjutkan tugas yang dibebankan kantor pada dirinya.
"Semangat Kicen. Sedikit lagi. Fighting!" ujarnya memberi semangat pada diri sendiri.
💉💉💉
Setelah menyelesaikan tugas koasnya, Meiry memutuskan mampir sebentar ke Trisma Cafe sekadar menikmati secagkir capucinno. Ia kini telah duduk di sofa kecil berwarna putih yang dekat dengan diding kaca cafe kecil itu. Tak berselang lama, secangkir capucinno dengan cream yang meleleh telah tersuguh cantik di mejanya. Ia kemudian mengeluarkan ponsel.
"Aku tunggu di tempat biasa" ketiknya di layar ponsel canggih itu.
Alhasil, dua orang di seberang sana menerima pesan di layar ponsel mereka masing-masing. Pesan itu dari Meiry. Tak menunggu lama sesosok gadis muda masuk ke dalam cafe yang identik dengan ikon tiga segitiga saling bersambung. Gadis itu berambut pirang sebahu dengan beberapa bintik anak jerawat di wajahnya. Namun jerawatnya itu tak mengurangi kadar manis senyumnya. Gadis itu langsung duduk bersebelahan dengan Meiry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanggraha [A World Behind The Clouds]
FantasiaMeiry, seorang gadis lulusan kedokteran yang memiliki kecerdasan pas-pasan berjuang menggapai mimpinya menjadi dokter yang kompeten. Ia harus melewati masa koasnya dengan sangat berat. Namun keberadaan Brandi kekasihnya, si dokter cerdas nan tampan...