Q

42 10 0
                                    

🐯🐯🐯

Yeri sungguh bersyukur saat itu tetangga samping rumahnya mengetahui bahwa orangtuanya baru saja keluar rumah bersama. Kemudian cowok itu curiga sehingga menghampirinya dan langsung menolongnya. Untung saja luka tusuknya tidak terlalu dalam jadi dirinya tidak perlu lama-lama berada di rumah sakit untuk kedua kalinya.

"Makasih kak! Aku bener-bener berterimakasih kak Jaehyun mau nolongin aku bahkan bayar administrasi rumah sakit aku"

"Iya sama-sama, udah gak papa kok santai aja" balasnya mengacak pelan rambut Yeri.

"Em aku harus pergi sekarang, sekali lagi makasih banget kak" ucap Yeri.

"Sama-sama, hati-hati ya" pesannya tersenyum tipis.

"Oh iya kak, maaf aku mau minta tolong lagi nanti kalau temen-temen aku tanyain aku kemana atau ada kejadian apa kak Jaehyun jangan bilang apa-apa ya? "

"Temen-temen yang tujuh cowok itu? " tanyanya memastikan.

"Iya kak, aku minta tolong ya? " pinta Yeri.

"Iya, gak akan kakak bilangin kok" balas Jaehyun tersenyum hingga memperlihatkan dua lesung pipinya.

"Makasih kak! " seru Yeri ikut tersenyum girang.

"Yaudah Yeri duluan ya kak, sekali lagi makasih. Permisi" ucap Yeri sedikit membungkukkan tubuhnya lalu segera pergi.

Yeri berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Gadis itu sedang berfikir kemana dirinya harus pergi sekarang. Kembali ke rumah waum bukanlah ide yang tepat menurutnya. Terlebih ancaman-ancaman yang di berikan kedua orangtuanya membuatnya benar-benar takut.

Namun kemudian terbesit fikiran jika dirinya menentang ancaman itu dan tetap bersama teman-temannya maka dirinya akan terus di siksa dan akan mati. Bukankah memang itu tujuannya sejak lama? Tetapi mati dalam penyiksaan dan penganiayaan seperti itu bukanlah impiannya. Dirinya ingin mati dengan cepat tanpa tersiksa terlalu lama.

Yeri keluar dari rumah sakit kemudian mencari taxi. Setelah menemukannya, Yeri naik dan memberikan tujuannya pada sopir taxi tersebut.

🐯🐯🐯

Saat ini Yeri telah kembali ke rumah ayahnya, melihat betapa berantakannya tempat ini. Yeri buru-buru naik ke atas menuju kamarnya lalu mengambil koper besar yang ada di atas lemarinya.


Mengelap koper berdebu itu dengan beberapa tisu basah lalu segera membukanya dan mengisinya dengan barang-barangnya.

Setelah selesai, Yeri segera keluar dari rumah. Gadis itu takut ada seseorang yang memergokinya. Contohnya kedua orangtuanya, bisa-bisa dirinya malah di siksa lagi. Atau teman-temannya, yang ada dirinya akan tersiksa lagi.

Gadis itu memasukkan koper dan tas yang di bawanya ke bagasi taxi yang tadi di tumpanginya. Memang dirinya meminta pada sopir itu untuk menunggunya sebentar. Setelah di bantu sopir menata barangnya, Yeri masuk ke kursi penumpang di belakang di ikuti sopir yang masuk dan duduk di kursi pengemudi.

"Ke luar kota bisa ya pak? " tanya Yeri sedikit memajukan tubuhnya.

"Bisa non, mau kemana dulu? " tanya sopir tersebut.

"Kesini, berapapun ongkosnya pasti akan saya bayar" ucap Yeri menunjukkan alamat di kertas yang di bawanya.

"Iya bisa, kita beli bensin dulu ya"

"Iya pak"

🐯🐯🐯

"Ini kembaliannya non" ucap sopir taxi itu memberikan uang kembalian pada Yeri.

[NCT DREAM] Seven Boys In My Life || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang