I

46 9 0
                                    

🐯🐯🐯

Yeri meneteskan obat merah ke lengannya membuatnya memejamkan mata menahan rasa perih yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Yeri menggigit bibir bawahnya kemudian mulai menutup lukanya dengan perban.

Drtt drtt

Yeri menoleh ke sampingnya di mana ponselnya tergeletak di sana. Melirik nama penelepon membuatnya tidak mempedulikannya dan melanjutkan aktivitasnya menutup lukanya.

"Kenapa dia harus pakai pisau jenis itu ya? Lukanya dalem banget gila! " gumam Yeri merapikan kotak p3k nya dan mengembalikannya di laci meja.

Yeri duduk di kursi meja belajarnya lalu mengeluarkan buku-bukunya dari dalam tasnya dan mulai mengerjakan tugas.

"Awh! " ringis Yeri saat merasakan perih karena tangannya yang terluka tertekan saat dirinya menulis.

Dengan perlahan, Yeri mencoba kembali menulis dengan hati-hati. Gadis itu berulang kali memejamkan matanya menahan perih dan sakit.

Brak

"Sekarang apa lagi? " ~batin Yeri merasa lelah.

Sebuah amplop coklat terjatuh di atas buku Yeri membuat gadis itu mengernyit bingung. Yeri mendongak menatap pelaku yang melempar amplop itu di atas bukunya.

"Besok sidang perceraian papa sama mama" singkat Namjoon kemudian pergi keluar dari kamar Yeri.

Yeri memejamkan matanya sejenak. Kini keluarganya sudah benar-benar hancur. Gadis itu kembali membuka matanya merasa lapar. Yeri sudah biasa merasa kelaparan seperti ini karena tidak pernah makan dengan teratur.

Hingga kebiasaannya itu menjadikan timbulnya penyakit maag. Yeri juga tidak tahu dan tidak peduli separah apa penyakitnya sekarang. Yang Yeri pikirkan adalah bagaimana cara dirinya mengakhiri hidupnya.

Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!

Tujuh notifikasi sekaligus masuk ke ponsel Yeri membuat gadis itu menoleh menatapnya sekilas. Setelah melihat siapa pengirim pesan itu, Yeri membuang ponselnya ke kasur dan kembali mengerjakan tugasnya.

🐯🐯🐯

Pagi ini Yeri berangkat ke sekolah sendirian. Tidak seperti kemarin-kemarin saat dirinya di jemput salah satu dari tujuh laki-laki yang dekat dengannya.

Yeri berjalan di koridor sendirian. Sekolah masih sepi karena jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Hari ini Yeri memakai jaketnya untuk menutupi luka yang di perban yang ada di lengannya.

"Pagi cantik" sapa seseorang menghampiri gadis itu dengan senyum mengembang.

Yeri hanya menaikkan satu alisnya menunggu ucapan selanjutnya dari cowok di depannya ini.

"Gue Lucas" ucapnya mengulurkan tangan pada Yeri.

Yeri tidak peduli dan memilih berjalan lalu memasuki kelasnya yang hanya terdapat beberapa siswa dan siswi rajin yang sedang belajar serta siswa dan siswi yang memang memiliki jadwal piket hari ini. Yeri berjalan ke mejanya kemudian duduk di bangkunya dengan nyaman.

[NCT DREAM] Seven Boys In My Life || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang