X

36 4 1
                                    

🐯🐯🐯

"Paru-paru ibu kamu mengalami kerusakan dan memerlukan donor" ucap dokter menjelaskan kondisi ibu Yeri yang kini memang di rawat di rumah sakit yang sama.

"Biar saya saja dok! " seru Yeri cepat.

"Tapi resikonya sangat tinggi karena ini adalah organ penting dalam tubuh, bisa saja pendonor tidak selamat" ucap dokter.

"Saya akan menerima semua risikonya" ucap Yeri yakin.

"Tapi kamu harus mengikuti tes untuk kecocokan organ terlebih dahulu"

"Lakukan saja dok"

"Tidak sekarang, kamu bisa pulang dulu istirahat. Tinggalkan saja nomor kamu nanti saya akan menghubungimu"

Yeri mengangguk patuh kemudian menuliskan nomor ponselnya di kertas yang di berikan oleh dokter itu.

"Untuk obat kamu jangan lupa di tebus dulu di apotik sebelum kamu pulang ya"

"Iya dok, terimakasih. Saya permisi" pamit Yeri kemudian berdiri dari duduknya dan segera keluar.

Yeri keluar dari ruangan dokter dan menemukan tujuh laki-laki yang sedari tadi menunggunya di luar. Sekarang ini mereka jadi lebih overprotektif terhadapnya karena tidak ingin Yeri terus-terus an terluka karena kelalaian mereka dalam menjaga gadis itu.

"Sekarang pulang ya? Obatnya udah di tebus Renjun kok tadi" ucap Mark memasangkan jaket ke bahu Yeri lalu merangkulnya.

Yeri mengangguk pelan kemudian berjalan dengan Mark yang setia berada di sampingnya.

Yeri pulang ke rumah waum. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya di sofa kemudian kepalanya mendongak ke atas sambil matanya yang terpejam.

"Jangan gitu, nanti pusing" tegur Mark mengangkat kepala Yeri agar gadis itu tidak lagi mendongak.

Yeri menatap Mark dengan matanya yang masih berkaca-kaca. Mark yang melihatnya pun tidak tega lalu mengangkat tubuh Yeri dan duduk di sofa memangku kepala gadisnya.

Mengusap kepala Yeri sayang kemudian turun mengusap pipi Yeri. Membuat gadis itu memejamkan matanya menikmati elusan lembut itu.

"Kata dokter tadi paru-paru mama rusak, jadi butuh pendonor" ucap Yeri masih memejamkan matanya.

Enam laki-laki lainnya diam menyimak cerita Yeri. Gadis itu membuka matanya perlahan lalu manik matanya bertemu dengan manik mata Mark di atasnya yang memang juga menatapnya.

"Aku mau jadi pendonor itu" lirih Yeri.

🐯🐯🐯

Saat ini Yeri sedang berbaring di ranjang rumah sakit setelah tadi di periksa oleh dokter. Gadis itu baru saja melakukan pencocokan paru-paru yang akan ia donorkan untuk ibunya.

"Paru-paru kamu aman dan tentunya bersih. Paru-paru kamu juga memiliki kecocokan yang sangat mirip, mungkin memang karena faktor keturunan. Kondisi kamu juga sehat tapi belum sepenuhnya karena kepala kamu masih di perban, jadi tunggu beberapa hari dulu hingga kamu benar-benar pulih"

"Tapi apakah tidak papa jika operasi pendonorannya tidak langsung? " tanya Yeri bangun dari tidurnya di ranjang rumah sakit.

[NCT DREAM] Seven Boys In My Life || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang