Extra Part 1

42 9 0
                                    

🐯🐯🐯

"J-jadi Y-Yeri? "

Setelahnya kepala Mark terasa berputar-putar. Pandangan cowok itu mulai memburam dan tubuhnya mulai sempoyongan membuat orang-orang panik. Suara-suara panggilan dari orang-orang itu perlahan mengecil dan menghilang sampai akhirnya semuanya gelap.

Haechan yang berada di belakang Mark untuk berjaga-jaga sejak tadi sudah menangkap tubuh itu. Yang lain pun segera membantu dan mendudukkan Mark di kursi.

"Kenapa bisa?! Bukannya kalian sudah mempersiapkan semuanya dengan benar?! Bukannya pihak rumah sakit sudah memprediksi apa yang terjadi jika operasi ini dilakukan?! " tanya Renjun mendorong bahu dokter perempuan itu.

Renjun memang tidak pernah pandang bulu, jika ada orang yang membuatnya marah maka siapapun entah itu laki-laki atau perempuan maka Renjun tidak peduli.

"Tentu, tentu kami sudah mempersiapkan semuanya dengan baik dan benar. Saya juga sudah mengatakan bahwa risikonya sangat besar, saat pemeriksaan terakhir Yeri sudah sangat siap. Namun saat operasi berlangsung dan transplantasi berhasil di lakukan tiba-tiba tubuh Yeri melemah. Kondisinya turun drastis secara tiba-tiba hingga kami tidak sempat menyelamatkan nyawanya"

Hampir saja Renjun kehilangan kendalinya akan melayangkan pukulannya jika saja Jeno tidak datang menahannya.

"Tenangin diri lo. Gue tau lo juga gak nyangka, gue juga. Kalau di tanya gak ikhlas pun pasti gue masih belum bisa ikhlas in Yeri pergi" ucap Jeno pada Renjun lalu mengalihkan pandangannya pada dokter.

"Terimakasih dok, mohon bantuannya untuk mengurus pemakaman Yeri" ucap Jeno.

"Pihak rumah sakit sekali lagi sangat meminta maaf karena tidak dapat menyelamatkan nyawa pasien. Saya akan segera mengurus jenazah, permisi" pamit dokter tersebut lalu segera pergi dari hadapan keduanya.

"Sekarang lo harus tenang, coba lo lihat. Kita semua juga ngerasa kehilangan Yeri, bahkan gue baru lihat Haechan yang biasanya ceria jadi nangis dan terpuruk kaya gitu" ucap Jeno menatap teman-temannya yang terduduk lemah di kursi tunggu rumah sakit.

"Untuk sekarang emang kita pasti belum bisa relain Yeri pergi. Tapi perlahan pasti kita bisa"

ucap Jeno menepuk bahu Renjun dua kali.

"Baru kali ini juga gue lihat emosional lo lagi setelah sekian lama lo sembunyiin dengan sikap bijak dan dewasa lo. Gak papa kok"

🐯🐯🐯

Gadis cantik yang matanya terpejam itu kini tidak lagi menghembuskan nafasnya, tidak lagi membuat ulah, tidak lagi menunjukkan tawa renyahnya, tidak lagi dapat menghangatkan suasana.

Namun, gadis itu meninggalkan semuanya dengan senyuman yang terukir di bibirnya membuat yang melihatnya tidak tega dan akan menangis.

Mark mendekati peti berisi tubuh kekasihnya itu kemudian tersenyum getir. Cowok itu masih belum bisa menerima kenyataan bahwa gadis kesayangannya sudah tiada.

Bahkan cowok itu kembali menangis sekarang. Mengusap pipi Yeri dengan ibu jarinya perlahan kemudian memejamkan matanya sejenak menahan dadanya yang amat menyesakkan.

Jaemin datang mendekati Mark. Ikut menatap Yeri yang sudah tertidur tenang dan tidak akan bangun lagi. Cowok itu sama terpuruknya dengan Mark.

[NCT DREAM] Seven Boys In My Life || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang