E

67 11 0
                                    

🐯🐯🐯

"Gomawo¹" ucap Yeri menyerahkan helm nya pada Mark.

"Nee²" balas Mark tersenyum tipis.

"Yaudah pulang gih" suruh Yeri.

"Ih ngusir" dengus Mark.

"Nanti kalau papa tau lo disini, lo bakal di bunuh" balas Yeri terkikik geli.

"Haha! Ada-ada aja lo! Yaudah gue pulang dulu ya! See you! " ucap Mark memakai helm nya lalu menyalakan motornya dan segera pergi dari hadapan Yeri.

Yeri berbalik dan mendapati ibunya yang berdiri di ambang pintu sedang menatapnya dengan tajam. Yeri tidak mempedulikannya dan memilih masuk ke rumah.

"Gak sopan sekali kamu?! Sini kamu! " ucap Park Myung Eun menarik tangan Yeri yang akan menaiki tangga.

"Apa sih ma? " tanya Yeri merasa jengah.

Plak

"Apa-apa! Kamu yang apa?! Siapa laki-laki tadi?! " tanya Park Myung Eun mengeratkan pegangannya pada pergelangan tangan Yeri.

"Awh! Sakit ma" ringis Yeri memegang lengan ibunya yang masih mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat.

Bukannya mengendurkan atau melepaskan cengkeramannya, Park Myung Eun malah semakin mencengkeram pergelangan tangan Yeri membuat gadis itu memejamkan matanya menahan sakit.

"Jawab mama! Dia siapa?! "

"C-cuma temen ma"

Plak

Satu lagi tamparan mendarat di pipi Yeri membuat gadis itu semakin memejamkan matanya menahan panas di kedua pipinya.

"Temen?! Jangan sampai nasib kamu seperti mama! Jauhi semua anak laki-laki! "

"Mama apa-apaan sih? " geram Yeri menatap mata ibunya intens.

Plak

"Kamu mau ngelawan mama?! Belajar yang bener! Gak usah mikir laki-laki! Atau mama akan masukin kamu ke asrama! "

"Mama berlebihan! " teriak Yeri menyentak tangannya hingga cekalan ibunya terlepas.

Gadis itu segera berlari ke lantai dua menuju kamarnya dan langsung masuk dan membanting pintu dengan keras.

Park Myung Eun menatap tajam pintu kamar Yeri lalu segera pergi karena memang dirinya pulang hanya untuk mengambil barangnya yang tertinggal.

Yeri terduduk menyandar di pintu kamarnya. Menatap langit-langit kamarnya kemudian mulai menitikkan air matanya. Gadis itu menekuk kedua lututnya dan menenggelamkan kepalanya di sela-sela lututnya dan mulai terisak.

Yeri berfikir apakah dirinya tidak bisa memiliki keluarga bahagia yang di impikannya sejak dulu. Keluarga harmonis seperti keluarga pada umumnya, seperti keluarga teman-temannya yang lain.

Yeri merasa dirinya kurang beruntung karena terlahir di keluarga yang membuatnya tertekan seperti ini. Keinginannya untuk mengakhiri hidup selalu terlintas di benaknya. Namun hatinya berkata lain membuat Yeri sangat bimbang.

[NCT DREAM] Seven Boys In My Life || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang