TSA_13

85 8 0
                                    

Suatu hubungan yang terjalin bukan berlandaskan cinta, akan tetap bertahan apabila didalamnya terdapat kepercayaan satu sama lain. Itulah hubungan yang sedang kujalani saat ini, meskipun tidak berlandaskan cinta. Tapi, aku tetap menyayanginya.

"Kak, kalau udah pulang. Boleh dong, Fatiah latihan lagi," ujarnya.

"Enggak boleh, kamu belum sembuh total. Lagian atasanmu sudah tau hal itu, jadi dia sudah mengizinkanmu untuk tidak masuk beberapa pekan kedepan. Nah, selama itu kamu belum bisa main nembak-nembak ataupun karate dan sejenisnya. Okay?"

"Tapi, Kak. Bosen tau, bela diri sama nembak itukan kegiatan rutinitasku. Jadi, kakak harus ngerti."

"Dek, kakak ini suami kamu. Jadi harus nurut, emang mau dikutuk jadi ulat bulu?"

"Hehe, iya Kak. Fatiah enggak mau kok, dikutuk jadi ulat bulu. Geli," ucapnya bergedik ngeri.

"Iya, kalau gitu kamu istirahat."

Ia hanya mengangguk, lalu merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Sedangkan aku berada disofa yang berada di ruangan itu.

"Kakak enggak pulang?" tanyanya.

Aku yang sudah memejamkan mata itu, langsung membukanya lagi.

"Enggak dek, lagian kalau kakak pulang kamu sendirian. Nanti penunggu nih rumah sakit datangin kamu lagi," ucapku menakut-nakuti.

"Fatiah bukan bocah, gitu aja mau takut. Jangankan penunggu rumah sakit, mafia terkejam aja Fatiah enggak takut, tuh."

"Betul apa bener?"

"Dua-duanya," jawabnya, lalu memejamkan mata.

"Oiya, Dek. Kok, kamu bisa punya pistol? Dapat dari mana?" tanyaku, kali ini aku benar-benar bingung dengannya.

"Kak, aku itu seorang Agent. Meski dalam keadaan apapun, aku pasti dilengkapi dengan senjata. Karena tugasku sangat berat, dan nyawalah taruhannya. Kakak tau, orang yang menembak kakak tempo itu adalah anak buahnya Baron. Seorang penjahat yang terkenal kejam dikalangannya, dan akulah yang ditugaskan untuk menyelidiki hal tersebut." Jelasnya panjang lebar.

"Tapi, Dek. Kenapa dia mengincarmu?"

"Itu karena, saat menjalankan misi sebelum kita menikah setahun yang lalu. Aku berhasil menangkap salah satu tangan kanan Baron, karena dia berusaha melarikan diri. Maka aku menembaknya tepat dibagian dada sebanyak tiga kali. Itu merupakan cara cepat melumpuhkan lawan, sesuai dengan yang diajarkan di dunia kemiliteran. 'Kan ayah seorang anggota militer, jadi beliau sering mengajarkanku. Aku harap kakak bisa mengerti," jawabnya serius.

"Lalu bagaimana, Dek?"

"Apanya yang bagaimana, kak?"

"Apakah orang itu masih mengejarmu?"

"Kalau soal itu Fatiah juga kurang tau, Kak. Bisa saja dia masih mengincarku apabila ia tau kalau aku masih hidup, atau sebaliknya. Yang jelas, dia tidak akan melepaskan siapapun yang membahayakan bisnisnya. Tidak pandang bulu, perempuan lelaki. Semuanya sama saja dimatanya," jawabnya.

Mendengar penjelasannya itu, ada rasa khawatir yang teramat dalam untuknya. Apakah hidup istriku se-ekstrem ini?

"Kakak tidak perlu khawatir padaku, insya Allah semua ini bisa diatasi," ujarnya seolah tau apa yang ada didalam pikiranku.

"Tapi dek--," ucapanku terpotong.

"Tidak ada tapi, Kak. Allah sudah memilihku untuk tugas ini, jadi kakak tidak perlu khawatir seperti itu."

"Kau tau Kak, awalnya Fatiah juga takut pada pekerjaan ini. Tapi entah kenapa, kayak ada yang menangguhkan hati Fatiah. Selama ini, aku hanya yakin bahwa semua orang yang baik akan selalu menang. Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an, surah Al-Fath yang berarti kemenangan untuk orang-orang beriman. Itulah komitmen dalam pekerjaanku," jelasnya lagi.

"Sebenarnya umur kamu berapa sih, dek?"

"Umurku sekarang 19 tahun, kak. Kalau kakak sendiri?"

"20 tahun, dek. Hanya beda satu," jawabku tersenyum.

"Ya udah Kak, besok kita lanjut cerita. Entar Fatiah ceritanya semua yang kakak ingin tau tentangku, selamat malam."

"Malam Dek, semoga mimpi indah."

Kami mulai memejamkan mata, masuk ke alam mimpi masing-masing.

***

Tidak ada sesuatu yang bisa terjadi tanpa kehendak-Nya. Semua di dunia, sudah diatur sesuai dengan porsinya masing-masing. Tidak ada yang lebih, dan tidak ada yang kurang.

Ingatlah selalu perkataan seseorang, "Hembusan angin didatangkan pada pohon bukan untuk menguji betapa kuatnya pohon itu, tapi ia didatangkan untuk menguji sampai dimana kekuatan akarnya."

Maka ingat juga, jika seseorang tidak akan diberikan ujian diluar batas kemampuannya.


To be continued

Jangan lupa Follow @AlMumtaz07....

The Secret Agent (On-Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang