Part 2

57 18 11
                                    

Kringg(lonceng pintu)
pertanda ada yang datang

Kharan segera memilih roti yang akan ia beli

"Mau makan disini atau bawa pulang mas?"
Lagi lagi Kharan hanya bisa terdiam dengan pertanyaan itu.

Merasa kalau pria didepannya itu kebingungan,wanita itu segera mengubah bahasanya agar Kharan bisa memahami apa yang diucapkannya.

"Ah makan disini aja deh kayaknya" ucap Kharan seraya tersenyum. Yang dusenyumin malah jadi salting

"Baik silahkan ditunggu ya"

Kharan memilih tempat duduk ditepi jendela sambil menatap keramaian Jakarta

Bahkan keramaian nya itu berbeda sekali dengan Korea.. suasana yang sangat riuh, sedangkan di Korea semua orang hanya mementingkan kerja hingga tak peduli dengan keadaan sekitar, kalaupun iya paling hanya sebentar. Ya begitulah hidup.


Kringg

Sepertinya ada yang datang lagi.

Kharan sontak melirik kearah pintu dan dilihatnya seorang wanita tengah bergegas memesan sesuatu lalu duduk begitu saja dihadapannya tanpa berfikir ada orang atau tidak.

"Annyeong"

Kharan sedikit tersenyum menyapa wanita dihadapannya yang sibuk dengan ponsel.

"Oh hai" singkat sesingkat-singkatnya wanita itu membalas sapaan Kharan.

RAYA, wanita itu namanya Raya.

Sama seperti Kharan,Raya ingin memulai hidupnya sendiri dengan merantau ke kota ini,tanpa bantuan orang tua.

Ia ingin menunjukkan kalau dia itu bungsu yang kuad. Orangtuanya hanya bisa menyetujui,dan itu membuatnya semakin bersemangat untuk berkarir di kota besar.

Tak heran setiap hari ia mencari lowongan kerja di ponselnya hingga saat ini. Walau terkadang hanya menjadi pekerja paruh waktu,hal itu sudah membuat ia bangga pada dirinya sendiri.

Hanya saja sifatnya yang sangat dingin membuat Raya tak banyak berinteraksi,dan untuk masalah teman ia sangat berhati hati dalam memilihnya.

"Ini pesanannya,silahkan di nikmati"

Keduanya pun segera mengambil pesanan masing masing tanpa melirik.

Tapi sepertinya dua manusia itu tak menyadari kalau pesanan mereka tertukar.

"Kenapa rotinya semakin enak,perasaan setiap hari rasanya biasa biasa saja" ucap Raya

karena sudah sering makan di tempat ini,tentu dia tau rasa roti yang murah dibanding yang mahal. Ada sebab apa hingga roti ini jadi enak?

Kharan terheran melihat Raya yang mengoceh sendiri terus terusan dihadapannya,ditambah Kharan sama sekali tidak mengerti.

"Ada apa? What's wrong?(apa yang salah?)" Kharan berusaha agar bisa menjadi teman bicara Raya saat ini.

Tanpa menjawab pertanyaan Kharan,Raya langsung fokus pada roti yang dimakan Kharan.

"Lah itu kan roti punya ku,coba kulihat" seketika Raya merebut roti ditangan Kharan tanpa rasa bersalah dan, ia sadar kalau pesanan mereka tertukar.

"Duh gimana ya,ini punya mu" Raya mengarahkan rotinya ke Kharan.

Sekali lagi Kharan tak mengerti. Raya sempat kebingungan mengapa Kharan tak memberi respon.

Seolah paham kalau Kharan itu orang asing,Raya pun segera menggunakan google translate.

"Tak masalah,makan saja aku bisa pesan lagi" ucap Kharan tersenyum.
Lagi lagi yang disenyum ikut senyum

KHARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang