12:00
KR EntertainmentSaatnya jam istirahat,Kharan lebih memilih menghafal PR nya untuk disetor nanti malam.
Dengan susah payah ia menghabiskan waktu istirahat nya untuk itu. Ada sedikit kemajuan saat ia menghafal kosa kata. Namun cara pengucapannya masih kurang dan itu hal biasa jika masih belajar.
Kharan tak tenang jika duduk terus menerus di kursinya,Kharan pun mondar mandir di ruangannya sambil menatap kearah luar jendela.
Tok tok tok
Konsentrasi Kharan seakan hilang karena ketukan tersebut.
"Ada apa" ucap Kharan sebelum membukakan pintu
"Ini ada beberapa berkas yang perlu ditangani pak" ucap Dara disebalik pintu.
Sekali lagi Dara diperbolehkan masuk kedalam ruangan Kharan.
Entah karena suatu alasan atau apa belakangan ini Dara sering mondar mandir di depan ruangan Kharan. Sehingga para karyawan lain merasa risih dengan tingkah Dara."Mau saya letak dimana?" Tanya Dara
"Letakkan saja dimeja,nanti saya baca" Kharan masih sibuk dengan bukunya. Sedangkan Dara masih berdiam diri memerhatikan Kharan.
"Kenapa? Udah siap kan? Kalau gitu kamu boleh keluar sekarang" Kharan memang tidak suka diganggu saat ia sedang berkonsentrasi. Sebenarnya dia tidak marah,hanya merasa terganggu jadi kesannya seperti memarahi.
Dara tak bergeming,justru ia berjalan ke arah Kharan
"Bapak tidak lapar? Memangnya apa sih yang bapak hafal?" Dengan rasa penasaran Dara mengintip buku milik Kharan,dan itu terkesan tidak sopan bagi Kharan. Dan Kharan tidak suka itu.
"Apa harus saya katakan?" Ucap Kharan kesal karena Dara mengganggunya.
Entah apa masalahnya,Dara tetap bersikeras berbicara dengan Kharan,tak peduli apa yang terjadi.
Krukkk
Bunyi perut Kharan yang ternyata sudah ber Dj didalam sana. Kharan menganggapnya masa bodoh,namun Dara mendengarnya.
"Pak,nggak kasihan sama perutnya? Gimana kalau kita makan? Kebetulan saya juga mau ke kantin ini" Ucap Dara
Sebenarnya Kharan tidak suka diganggu,tapi yang namanya manusia,Kharan juga tidak bisa menghindari dari kata 'Lapar'
Akhirnya Kharan mengiyakan ucapan Dara ,mereka pun pergi ke kantin. Otomatis semua pandangan tertuju ke arah mereka berdua. Karena selama ini yang namanya Kharan itu sangat jauh dari kata berduaan,apalagi dengan lawan jenisnya.
"Hey,kalian jadian?" Bisik salah satu teman kantor Dara
"Haha enggak lah, kebetulan aja searah" ucap Dara
"Kamu pesan sendiri aja ya,takut terjadi kesalahpahaman" Kharan sedikit memberi jarak
Kharan juga memerhatikan disekitarnya,dengan begitu orang tidak akan mengira yang tidak tidak.
19:30
Apartemen~Kharan sudah siap dengan hafalannya di ruang tengah. Namun sampai saat ini Varel masih belum datang, padahal seharusnya jam sembilan udah datang. Raut wajah Kharan perlahan melemas tak semangat.
Tiba tiba ada notice di ponsel Kharan
Ternyata Varel.
Ran,untuk malam ini aku tidak bisa datang
Kenapa?
Keluarga ku sedang berduka cita
Ehm kalau begitu aku turut berdukacita juga
Iya makasih ran
Untuk malam ini belajar sendiri gapapa yaIya tenang aja,aku bakal lebih giat hafalin kosakatanya
Ok,thanks bro
Begitu lah kira kira percakapan mereka.
Setelah mengakhiri pesan tersebut,Kharan bingung apa yang harus dia lakukan dengan hafalannya.
Kharan juga termasuk tipe yang tidak suka menyia nyiakan usahanya.Sudah susah payah ia menghafal namun tidak ia utarakan. Hal itu sangat menggangu pikirannya,ia takut hafalan itu akan hilang disaat ia sibuk.
Akhirnya ia memilih keluar sebentar dari apartemen.
Tanpa tujuan,Kharan menaiki mobilnya pelan. Dengan diiringi lagu bernuansa roman
Membuat malam itu terasa indah baginya.Dengan memutari kota ini saja sudah cukup bagi Kharan untuk menghilangkan pikiran nya.
"Duh,udah garis merah aja"
Kharan memilih ke Pertamina sebentar. Kebetulan bensin nya sudah hampir habis.
Yang namanya kota pasti selalu ramai,buktinya aja saat ini ramai yang mengantri,padahal ini sudah malam.
Apakah manusia tidak pernah berhenti beraktivitas? Hal itu terfikir dibenak Kharan.
Setelah menunggu antrian yang begitu panjang,kini giliranmya dia.
"Pertalite nya full ya mbak" ujar Kharan. Untuk kali ini ia menggunakan bahasa Indonesia yang sudah dihafalnya. Sesuai permintaan Raya dan juga Varel.
"Baik"
Suara itu seakan akan pernah didengar oleh Kharan.
"Dimulai dari nol ya"
Kharan kembali menoleh ke arah pemilik suara itu. Tekad nya semakin kuat saat ia keluar dari mobilnya menuju tangki mobilKharan sedikit menunduk agar wajah Raya terlihat. Ya, pemilik suara itu adalah Raya. Malam ini ia bekerja paruh waktu di pertamina.
Sedari awal sebenarnya Raya sudah mengenal kalau itu Kharan.
Sebelum Kharan melihatnya,dengan cepat Raya menyelesaikan pekerjaan nya."250 ribu pak"
(Betul gak sih harganya segitu?:v)Ucap Raya sedikit terbata karena takut ketahuan
Kharan pun segera kembali ke mobilnya untuk mengambil uang kemudian memberikan nya kepada Raya.
"Terimakasih"
Sejenak ia kembali mengingat suara itu dan mengingat porsi tubuh Raya.
"Kamu!?" Kharan hendak mengajak Raya bicara tapi antrian dibelakang sudah mengklakson nya.
"Maaf,silahkan jalan pak"
Apa boleh buat,Kharan hanya bisa mengiyakan Raya.Dan rasa penasarannya semakin kuat.
"Aku sangat yakin kalau itu orang yang sama" Kharan melajukan mobilnya menuju apartemen
🌟🌟🌟
💬💬💬
😊😊😊KHARAN
_Aricen04_
KAMU SEDANG MEMBACA
KHARAN
Teen FictionKHARAN. Setelah berkelana di negri orang sedari dalam kandungan, pada akhirnya jodoh tetaplah di negri sendiri. Tanpa disangka sangka, pertemuan konyol itu membuat KHARAN menemukan sosok yang menarik baginya dan selalu membuatnya penasaran. Namun se...