Apakah cinta harus dipaksakan?
Apakah hati tidak bisa merelakan?
Apakah rasa ingin memiliki tidak bisa dihilangkan?Kepada siapa sebenarnya hati ini melangkah? Siapa sebenarnya pemilik cinta ini?
Detik berganti detik
Menit berganti menit
Jam berganti jam
Hari berganti hari
Minggu berganti Minggu
Bulan berganti bulan
Tahun berganti *eh ga sampe:vBukannya bangkrut justru sebaliknya,perusahaan itu kembali pada kejayaan nya lagi.
Pelaku pun telah menyerahkan diri sebab merasa bersalah,namun dengan demikian Kharan masih bisa memaafkan wanita itu.
Namun sayang jika sampai saat Kharan belum mengetahui biang kerok nya ialah Varel dan dara.
Dara POV
Aku sudah tidak tahan,sekeras apapun aku ingin merebut Kharan tetap saja tidak bisa kulakukan.
Karena memang pada dasarnya hati ini tidak berpihak padanya,tapi kenapa aku selalu merasa jika dia adalah milikku!?.
Berkali kali sudah kucoba merelakan kembali,tapi kalian tahu jika keegoisanku tidak bisa menghilang begitu saja
Disuatu saat keegoisan ku memuncak dan di sisi lain aku merasakan ketenangan,aku merasa tidak ada gunanya menghancurkan kedekatan mereka. Aku,aku merasa akan tidak perduli sama sekali dengan urusan mereka,dan itu kurasakan bersamamu,Varel.
"Hey,kenapa bengong?"
Ya,manusia itu tengah dihadapanku saat ini untuk kesekian kalinya.
"Aku punya rencana baru" ucapnya
Ah aku merasa bosan dengan topik ini,sekali lagi aku merasa masa bodoh dengan hal itu. Aku,aku ingin hal yang baru."Kita akhiri saja" ucapku
Ya,aku sudah lelah. Aku merasa seperti seorang pemburu yang selalu gagal menangkap mangsanya setelah menggunakan banyak umpan dan senjata. Ya seperti itulah."Apa alasanmu"
"Bosan"
Ya memang benar
Dia terdiam sejenak"Kalau begitu biarkan saja aku sendiri yang berusaha" ucapnya
"Oh ayolah,kau sendiri lihat bagaimana rencana kita selama ini. Apa ada hasilnya? Bahkan ini semua hanya membuang waktu ku"
Apa aku salah?
"Kau benar,aku sudah cukup lelah" ucapnya dengan senyum tipis
"Tembok mereka sangatlah kokoh"
Dia pun mengangguk"Biarkan mereka bahagia,sudahi sekarang dan mulailah hidup yang baru dengan orang yang benar benar menerima dan mencintaimu" ucap ku
"Apa ada yang bisa menerima seorang penjahat? Jika ada sisakan satu untukku" kekeh nya
Bodoh,aku lah orangnya.
"Kenapa menatapku seperti itu?" Ucapnya
Dengan cepat akupun menggelengKenapa aku selalu menyukai orang yang sama dengan sahabatku sendiri? Huhu~
Kharan POV
Terimakasih, sekali lagi terimakasih telah mendukungku hingga keadaan menjadi normal seperti semula.
Namun satu hal yang masih belum terungkapkan,siapa sebenarnya dalang disebalik ini?
Apa mereka dekat dengan ku? Apa itu Varel? Atau jangan jangan Dara? Hahaha bicara apa aku.
Untuk apa mereka melakukan itu?Bicara tentang Dara,dia juga menjadi peran mengapa saham menjadi naik kembali.
Tanpanya juga perusahaan sulit menemukan jalan keluarnya,aku harus berterimakasih padanya.
Baiklah nanti akan ku ajak setelah pulang kerja,tak masalah bukan?
Hanya ucapan terimakasih tak lebih:)Author POV
"Terimakasih" ucap Kharan Tersenyum dihadapan komputer Raya.
"Hey sudah yang keberapa kalinya kamu ngucapin itu?" Kekeh Raya karena memang setiap saat Kharan selalu berterimakasih padanya
"Hmm seratus? Atau mungkin keseribu ya hehe" ucap Kharan menghitung dengan jarinya
Kharan pun terus menatap wanitanya yang tengah fokus,namun apaboleh buat raya telah kehilangan fokusnya.
Tak heran satu kantor mengetahui hal itu,karena memang Kharan selalu menghampiri raya dibandingkan lainnya.
Dara yang menatap pun hanya bisa tersenyum,untuk kali ini ia tersenyum ikhlas tanpa paksaan.
.
.
."Terimakasih" ucap Kharan menyentuh pundak dara dari belakang.
"Kaget,untuk apa?"
"Kerja keras mu" ucap Kharan tersenyum lebar namun dara membuang cepat pandangannya,jika tidak maka keegoisan nya akan kembali muncul.
"So aku akan menraktirmu makan, bagaimana?" Tawar Kharan sedikit tertunduk
"Duh bagaimana ya-"
"Udah,anggap aja ucapan terimakasih ku" kekeh Kharan lalu berjalan menuju mobil dan diikuti dara dengan mobilnya juga.
Kebetulan untuk hari ini Raya tengah ada janji dengan temannya yang lain,jadi raya tidak tau jika mereka makan bersama.
"Kenapa? Lagi lagi kauu ah sudahlah" grutu dara dengan stir nya
Tak butuh waktu yang lama sebab rumah makan tersebut berada di seberang KR Entertainment.
Mereka pun telah sampai dan segera memasuki tempat tersebut dan memesan
"Biasa aja" ucap Kharan menatap dara yang terlihat canggung
"Ah iya" ucap dara menunduk
Setelah pesanan tiba mereka pun menyantapnya dalam keheningan.
"Ehm aku ke toilet sebentar ya" ucap dara dengan meninggalkan ponselnya di atas meja tanpa sadar
Tanpa disengaja ponselnya berdering saat dara telah pergi
Kharan pun melirik ponsel milik dara dan karena telah berdering sebanyak tiga kali maka Kharan memutuskan mengangkat nya"Varel?" Kharan melekatkan ponsel dara ditelinga nya
"Dengar,kali ini aku memiliki rencana yang lebih mudah"
"Dengan tidak menghancurkan Kharan" ucap Varel tanpa diketahuinya bahwa ia telah berbicara dengan Kharan .
Kharan terkejut saat Varel menyebut namanya namun ia memilih untuk diam.
"Halo? Dara,bagaimana?"
...
...
...
"Kau mendengarkan ku?""Iya aku mendengarkan mu" ucap Kharan lalu mematikan ponsel saat dilihatnya dara mendekati meja
Sedangkan Varel disana menjadi keringat dingin walaupun Kharan masih belum tau pasti kejadiannya
"Apa ada masalah?" Tanya Dara menatap raut wajah Kharan yang amat dingin dan berubah dari sebelumnya
"Tidak,ayo pulang" Kharan berlalu begitu saja dihadapan Dara.
Dara pun mengerutkan keningnya"Ah ponselku"
Dara menutup mulutnya setelah mengatahui Varel tiga kali menghubunginya dan salah satu telah diangkat oleh Kharan."Apa dia? Aishh" dara segera keluar dari tempat itu
Kharan pergi terlebih dahulu dengan mobilnya dan meninggalkan dara.
"Ah pasti dia mengetahuinya,habis lah aku"
"Tak masalah,jikalau dia tahu,aku akan lebih tenang dan bebas dari beban ini walaupun sepertinya dia akan sangat membenciku dan aku tak dapat lagi menemuinya" ucap dara tertunduk di atas kemudinya.
🌟🌟🌟
💬💬💬
😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
KHARAN
Novela JuvenilKHARAN. Setelah berkelana di negri orang sedari dalam kandungan, pada akhirnya jodoh tetaplah di negri sendiri. Tanpa disangka sangka, pertemuan konyol itu membuat KHARAN menemukan sosok yang menarik baginya dan selalu membuatnya penasaran. Namun se...