Part 24

22 8 0
                                    

Kharan menelusuri setiap sudut ruangan upaya mencari keberadaan Raya.
Dengan risau ia berusaha menghubungi raya namun tak satupun diangkatnya.

"Ah dimana kamu Raya" lirih Kharan menatap ponselnya.

Kharan pun terus mencari keberadaan Raya,dengan feeling nya yang kuat dan yakin jika raya ada di tempat roti itu,Kharan pun membawa mobilnya menuju tempat tersebut.

"Lihatlah peduli pun tidak ia padaku" keluh dara yang menatap kepergian Kharan

"Hey aku mencarimu" Varel menyentuh pundak dara

Degh!

Dara segera mendekap kan dirinya diperlukan Varel dengan linangan air matanya.

"Kau menangis?" Varel sedikit memundurkan tubuhnya dan menatap wajah dara

"Dia membenciku Varel hiks" dara kembali mendekap kan dirinya

"Ah tenanglah aku ada disini,menangis lah sepuasnya" dengan tangan gemetaran varel mengelus pucuk rambut dara

"Lagi,disaat bersamamu aku merasakan ketenangan" gumam dara dan tanpa disadari tangisannya perlahan menghilang
.
.
.

"Disini kau rupanya" Kharan berlari memasuki toko roti itu dan mensejajarkan dirinya pada raya yang terduduk lesu

"Aku menghawatirkan mu"

"Aku takut kau akan berbuat sesuatu pada dirimu"

"Dan aku takut kehilangan dirimu Raya" ujar Kharan menggenggam erat kepalan Raya

"Menangis lah" Kharan segera memeluk raya dan sontak air mata tersebut keluar dari tempatnya

"Hiks hiks kenapa mereka tega melakukan hal ini hiks hiks" Isak raya dipelukan Kharan

"Aku lelah" ucap Raya pelan di pelukan Kharan

"Jika mau aku akan mengantarmu pulang" ucap Kharan melepaskan pelukannya
Raya pun menggeleng

"Kau ini memang tidak peka atau bagaimana? Maksudku lelah sebab kau tidak memberikanku kepastian hiks" ketus Raya dalam hatinya

"Apa aku harus menelpon Aca agar dia menjemputmu?" Ucap Kharan

"Tidak usah,aku masih bisa bekerja hari ini" ucap raya

"Kalau begitu senyumlah untukku" ucap Kharan

"Kau ini"  raya menetips air matanya lalu tersenyum merkah dan menular pada Kharan

Mereka pun kembali ke perusahaan setelah dirasa tenang.
Semua mata tertuju pada mereka saat memasuki bangun tersebut.

Dara melirik penuh harapan pada Kharan yang lewat dihadapannya bersama raya yang digandengnya.
Bagaimana tidak sakit melihat pemandangan itu.

"Kharan,sekali saja tataplah aku"
Gumam Dara

Kharan sama sekali tak melirik ke arah Dara ataupun Varel .

"Aku mau pulang" lirih Dara pada Varel
Varel pun antusias mengantarkan dara kembali ke kost tiga serangkai

"Tenangkan dirimu" ucap Varel dengan kemudinya

"Fokus saja pada kemudi mu" ucap dara tersenyum

"Ah ok ok asalkan kau bisa tenang" balas Varel dengan senyum
Dara pun menyandarkan kepalanya dan menutup kedua matanya

"Maafkan aku,karena diriku kau terluka seperti ini" lirih Varel
.
.
Varel segera memarkirkan mobilnya

"Baiklah kita sudah sampai"
Tak ada balasan dari dara

KHARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang