Part 21

21 6 0
                                    

Dara POV

Terkadang aku merasa lain hati ketika hendak melakukan apa yang direncanakan oleh Varel .

Aku rasa masalah ini tidak akan selesai dan akan terus begini tanpa adanya Kharan digenggaman ku.

Dan terkadang aku berusaha untuk menerima kenyataan kalau Kharan hanya mencintai Raya,bukan lah aku.

Tapi di satu waktu sifat ke egoisan mengendalikan diriku dan membuatku marah saat mereka bersamaan. Sehingga merelakan apapun untuk merebut Kharan

"Kita ketemuan jam 13:00 WIB di tempat biasa ok"
Ucap Varel dengan memberikan pesan

Entahlah lagi lagi aku merasa hal ini akan menjadi sia sia. Dan anehnya aku terus terusan menuruti perkataan Varel yang kadang melebihi batas seperti yang kalian tau,perusahaan itu telah mengalami penurunan saham.

Semua itu adalah ide liciknya Varel yang menyuruhku memberitahu berita yang tidak tidak melalui perantara karyawan di tempat kerjaku juga,tentu saja sebelum itu telah di sogok dengan beberapa nominal oleh Varel.
.
.
.
Aku pun telah sampai ditempat itu,dan telah kudapatkan juga Varel yang tengah fokus pada ponselnya.

"Hai" singkatku duduk didepannya ia pun tersenyum

"Bagaimana? Ah tidak,lebih baik pesanlah sesuatu terlebih dahulu" ucapnya membuatku sedikit sungkan,padahal ini bukanlah pertama kalinya kami bertemu

"Kau yakin akan melanjutkannya?" Tanya ku

"Ayolah,fokus pada tujuan utama mu,bukankah Kharan yang kau inginkan?" Ucap Varel

"Tentu,tapi apa ini tidak berlebihan?" Tanya ku dan kemana sifat ke egoisan ku itu?

"Hey selama ini kau selalu setuju tapi kenapa kali ini aku sedikit melihat keraguan dimatamu?" Ucapnya menatap intens diriku. Tatapan apa itu.

"Bahkan tidak sedikit,aku rasa aku mulai nyerah" keluh ku yang memang kenyataannya seperti itu.

Author POV

Varel menatap heran ada apa dengan dara yang seolah melupakan tujuan utamanya.

"Kau yakin?" Tanya Varel
Dara pun mengangguk

"Memangnya hal apa yang membuatmu sampai tidak percaya diri seperti ini?" Ucap Varel

Flashback

Semua orang tengah mengerjakan tugasnya masing masing tak lupa dengan Raya yang selalu fokus didepan komputer nya bahkan Kharan yang didepannya saja ia tak menyadari.

"Bagaimana apa kau bisa melakukannya?" Ucap Kharan beralih ke arah Dara yang sedari tadi menatap mereka.

"Ah iya sedang kuusahakan" angguk dara

"Baiklah,jangan terpengaruh dengan karyawan yang mengundurkan diri,aku yakin tak lama lagi semuanya kembali normal" ucap Kharan tersenyum dengan segelas coffe nya.

Bagaimana bisa seorang Dara merelakan manusia di hadapannya dimiliki sahabatnya sendiri,begitu juga dengan Raya .

Melihatnya tersenyum saja membuat wanita manapun jatuh hati padanya.

"Ray?" Kharan kembali menghampiri Raya

"Eh iya maaf aku terlalu fokus hehe" ucap Raya

"Tak masalah,kerja bagus dan semangat aku akan selalu mendukung mu" ucap Kharan mengelus pucuk rambut Raya.

Dara yang menatap kejadian itu pun seakan kembali lagi keegoisannya.

"Dara kalau lelah kamu boleh makan dengan saya,nanti saya tunggu di rumah makan seberang ok" ucap Kharan bak petir di siang bolong oleh raya . Apa apaan kenapa tiba tiba Kharan mengajak dara makan bersama?

KHARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang