Happy reading
Tak tunggu lama,Kharan segera mencari les privat bahasa Indonesia disekitar apartemen. Sebenarnya ia ingin yang akan mengajarnya itu perempuan.
Bukannya apa,karena ia bisa saja memarahi orang disekitarnya jika ia sangat frustasi,mungkin karena sifatnya yang selalu memipin. Dan ia berfikir jika dengan wanita ia tidak akan sekasar itu.
Hanya saja mungkin pandangan orang berbeda beda,so Kharan cari aman dan memutuskan pria yang mengajarnya.
~~~~~
Sesuai jadwal,hari ini Kharan akan melewati kelas pertamanya,sesaat ia teringat masa masa sekolah.
"Kenapa gurunya lama sekali,padahal aku sudah tidak sabar" desis Kharan yang tengah duduk rapi, persis seperti anak kelas 1 SD yang baru masuk sekolah karena saking semangatnya.
Ya iyalah kan disuruh Raya:vTing..tong..
Kharan bergegas membuka pintu lalu menyambut pria itu dengan pelukan hangat ala pria.
"Haha langsung saja kita mulai ya" ucap pria itu
Kharan pun dengan semangat mengiyakan
"Jadi,kita mulai dari abjad bahasa Indonesia terlebih dahulu agar memudahkan langkah selanjutnya" untuk arahan pertama masih bisa diterima oleh Kharan.
Setelah menuju kosa kata,Kharan mulai emosi karena sulit menghafalkan nya. Dan seperti yang dibilang,ia pun membentak guru yang tak bersalah itu.
"Yhaaa..jangan laju laju! I don't understand (Aku tidak bisa memahaminya!) Aishhh" Kharan merobek kertas buku yang ada didekatnya
Namun pria itu tetap tenang,malah tertawa melihat kelakuan orang stres dihadapannya
"Kau menertawakan aku!?" kesal Kharan
"Ya namanya juga belajar pasti ada susah senang nya,tak apa untuk sekarang kau belum menghafalnya. Tapi untuk pertemuan selanjutnya tolong dihafalkan dan setor padaku oke" ucap pria itu yang bernama Varel
Bagaimana bisa Varel menjadi gurunya Kharan? Bagaimana kalau suatu saat Raya bertemu dengan Varel?
~Sementara itu di kost tiga serangkai~
"Aku pulang" Raya membuka pintu yang sama sekali tak ada orang didalamnya
Itulah yang dilakukan Raya selama ini,jika jam kerjanya sedang tidak ada,dia akan terus menerus begini tanpa ada kemajuan. Sekeras apapun ia berusaha ,hanya satu penyebabnya. Varel...iya Varel...
"Huaaa kenapa dia tidak bisa hilang dikepalaku hah!??" Raya mengacak rambutnya
"Lupakan dia Ray lupakan! Peduli apa kau sehingga masih mengingatnya!?" Raya mulai berkata kata sendiri dengan pantulan dirinya di cermin
"Lah masih belum move on ternyata?" Tiba tiba Aca sudah berada dibelakang Raya yang tengah mengomel.
"Astaghfirullah ca,bikin kaget aja,aku kira kamu apaan tadi"
"Apa? Setan? Enak aja" Aca melempar bantal ke arah Raya. Yang dilempar malah cengingiran
"Sejak kapan kamu pulang?"
Ucap Raya duduk diranjangnya"Barusan sih, soalnya tugasku tidak banyak hari ini" balas Aca seraya mengganti bajunya
"O iya aku pinjam bajumu ya" tanpa persetujuan dari Raya,Aca sudah mengambilnya. Raya hanya menggeleng,karena itu sudah menjadi hal lumrah.
"Gimana?" Ucap Aca
"Apanya yang bagaimana?"
"Nih ambil dulu biar ceritanya seru"
Aca tak mau basa basi lagi karena dia tau sebenarnya Raya itu tau apa yang dimaksudnya.Akhirnya mau tak mau Raya menceritakan tentang dirinya belakangan ini. Karena untuk masalah rahasia,saat ini hanya Aca yang tau. Bagaimana pun juga Aca lebih dulu ada daripada Dara. Sehingga Raya lebih nyaman dengan Aca untuk masalah seperti ini.
"Jadi,belum ada sama sekali tentang Varel?" Aca memulai pembicaraan
Raya seperti nya sedang tidak mood untuk membicarakan Varel."Entahlah,mengapa sesulit ini untuk melupakan nya? Sedangkan dia begitu mudahnya pergi tanpa pamit" Raya menenggelamkan wajahnya dengan bantal ditangannya
Dengan melihat raut wajah Raya,Aca sudah tau,jadi ia berusaha mengalihkan pembicaraan
"Oke, daripada membicarakan dia yang tidak penting,lebih baik kamu cerita akhir akhir ini apa yang terjadi?" Aca mencoba menegakkan kembali kepala Raya, Raya pun tersenyum dengan Aca yang sudah mengerti dirinya. Begitu juga Aca
"Ada sih..."
Baru dua kata saja Aca sudah kegirangan,karena dia memang suka jika ada rahasia rahasiaan. Tapi jangan salah,dia bukan tipe yang membuka rahasia seseorang apalagi Raya. Itulah sebenarnya Raya mempercayai Aca.
"Cerita gak nih?"
"Ya iyalah"
"Aku belum ngomong aja kamu udah kayak gini" ucap Raya
Sedangkan Aca nyengir"Belakangan ini kayak nya aku sering jumpa sama orang asing deh ca"
Aca mengerutkan keningnya"Orang asing?" Tanya Aca
Raya mengangguk"Yakin bukan Varel?" Aca menggoda Raya
"Ishh ya bukanlah" Raya mencubit pelan lengan Aca
"Memangnya udah berapa kali ketemu?"
"Ehm dua sih hehe" ucap Raya
Aca menepuk jidatnya,yang katanya sering ketemu kenyataan nya baru dua kali,hadehh.
"Itu namanya bukan sering-_-"
"Iya tapi kan jumpa untuk kedua kalinya,dan parahnya lagi nggak tau kenapa setiap aku ingin menatap pria itu,aku serasa mendadak seperti petung miniatur" kali ini Raya bicara lumayan panjang,dan Aca paling suka kalau sudah begini
"Upss,apa juga ada getaran disini?" Aca menggoda lagi dengan meletakkan tangannya di dada Raya.
"Ih apaan sih" Raya tersenyum malu
"Tapi jangan salah,bagaimana pun dia masih belum tau nama ku,jadi jangan berfikir kalau aku sudah memperkenalkan diri karena situasi seperti itu" Raya mencoba menekankan Aca ,padahal Aca sama sekali tak berfikir seperti itu. Hanya saja Raya yang sangat berlebihan
"Yang berfikir seperti itu siapa juga Ray Ray.." Aca terbahak melihat raut wajah Raya yang malu karenanya
"Eh tapi kamu pasti penasaran juga kan dengan nama pria itu?" Aca kembali menggoda Raya,yang digoda pun semakin malu campur kesal.
Dan terjadilah peperangan bantal
Semakin lama aku memikirkannya,semakin penasaran diriku tentang nya~~
🌟🌟🌟
💬💬💬
😊😊😊Terimakasih 🔥😅
_Aricen04_

KAMU SEDANG MEMBACA
KHARAN
Teen FictionKHARAN. Setelah berkelana di negri orang sedari dalam kandungan, pada akhirnya jodoh tetaplah di negri sendiri. Tanpa disangka sangka, pertemuan konyol itu membuat KHARAN menemukan sosok yang menarik baginya dan selalu membuatnya penasaran. Namun se...