42. Family Ebel

17 2 0
                                    


HAPPY READING♥️

Kau wanita paling berharga
setelah ibuku.

•••

20.00

Kediaman Asyafaris, Singapura.

Dua jam yang lalu Rezal tiba di kediaman nya karena memang saat ia baru sampai rumah sang Tante alias rumah Zaldan, Rezal diharuskan segera berangkat ke Singapura karena sang mommy sudah memesan tiket.

Bahkan Rezal tak bisa berpamitan dengan Bella karena ponsel Bella yang tidak bisa di hubungi.

Rezal hanya mengirim pesan pada kekasihnya itu. Mengatakan bahwa ia sudah berangkat dan meminta maaf karena sangat mendadak.

"Sebentar lagi makan malam. Jangan lupa turun ya, Zal. Kakek nunggu kamu setelah makan malam di ruang kerja," ucap Tari -Mommy Rezal- yang menghampiri Rezal yang sedang bersantai di balkon kamarnya.

"Iya, momm."

"Ya sudah, mommy tinggal ya."

"Iya."

•••

"Bella ada Helza di depan."

Bella terpaksa harus menutup laptopnya dan berdiri menghampiri sang Kakak, ia menatap sang Kakak curiga untuk apa Helza datang malam-malam.

"Gak percaya?" Bella mengangguk, "yaudah, kakak berniat baik, tapi ya udah biarin aja si Helza nunggu sampe besok," lanjut sang Kakak kemudian bergegas pergi menuju kamarnya yang tepat di samping kamarnya.

Oke, jika seperti ini cerita Bella percaya dengan sang Kakak.

Bella memilih untuk turun menuju ruang tamu dan benar saja ia melihat Helza dan juga Zaldan sedang duduk berbincang bersama Aza.

"Za, Dan."

Helza dan Zaldan yang semula sibuk dengan Aza terpaksa menghentikan kegiatannya kemudian menatap Bella yang malam ini menggunakan piyama doraemon yang Helza ingat itu adalah piyama buruan Bella bahkan Bella rela muter-muter mall hanya untuk piyama si kucing ajaib itu.

"Duduk sini kita mau ngomong."

Helza menepuk sampingnya yang memang kosong karena Zaldan berada di depan nya.

Bella menuruti saja keinginan Helza.

"Aza boleh tidur ke kamar? Abang sama Kak Helza mau bicara sama Teh Bella?" tanya Zaldan membuat bocah itu mengangguk dan berdiri kemudian bergegas menuju kamarnya.

"Lo udah sembuh, Dan?" tanya Bella.

"Udah, gue bahkan udah bisa lari meski ya agak ngilu dikit."

"Syukur deh."

Hening sesaat, hingga akhirnya Helza yang angkat bicara, "Ponsel lo mati?" tanyanya.

"Iya, gue charger tadi."

"Lo gak buka hp sama sekali sore ini?"

Bella menggeleng kemudian tangannya memangku kripik singkong balado kesukaannya.

"Abang di Singapura."

Bella menghentikan kegiatannya yang menyuapkan keripik singkong dan beralih menatap Helza.

"Lo boong kan?"

"Gue gak bohong gue serius," jawab Helza meyakinkan dan menegaskan.

"Dia di pepet sama nyokapnya, dia titip pesan sama kita buat lo."

BEL - ZAL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang