21. Pamit

25 4 4
                                    

HAPPY READING♥️

Tak usah risau, hatinya sudah milikmu seutuhnya.

•••

Ajay : Gue sama Adit yang bakalan jemput lo, Bell. Sekolah lagi agak bebas kok.

Pagi ini Bella hampir saja lupa akan meminta ijin Ayah nya untuk pergi ke Bandung. Akan tetapi untungnya Ajay mengirim ia pesan dan membuat ia ingat akan hal itu.

Bella sudah siap dengan seragamnya kemudian menenteng tas biru mudanya dan turun menuju meja makan yang sudah ada Farah, Andy dan juga Aza.

"Pagi."

Bella menyapa mereka semua dengan senyuman dan di balas sapaan hangat.

"Pagi, Teh."

"Pagi sayang."

"Aza beda sendiri jawab nya. Kok gitu ya Momm? Aza suka aneh sendiri," ucap Aza dengan kedua tangan yang sudah sibuk memegang sendok dan juga garfu.

"Aza kan harus sopan sama Teteh ya. Kan Teteh lebih gede dari Aza, jadi panggilnya Teteh ya."

"Siap mommy."

"Dadd, Momm."

Bella gugup, sungguh.

"Kenapa Teh?" tanya Farah.

"Aku ijin ke Bandung boleh?"

Saat ini Bella menunduk ia tak berani menatap kedua orang tuanya, bagiamana pun Andy masih belum begitu setuju jika Bella kembali ke Bandung dan entah apa alasannya Bella belum tahu itu.

"Mau apa?" tanya Andy dingin.

"Tante Erna sakit, katanya pengen Bella jenguk Dadd."

Farah menatap wajah sang suami yang tidak dapat diartikan antara meng-iyakan atau tidak.

"Sama siapa?"

"Ajay yang jemput."

"Jam berapa?"

"Pulang sekolah."

"Temui Daddy sebelum kalian berangkat dan soal menginap Daddy akan hubungi Nenek kamu."

"Makasih Dadd."

Senyum Bella merekah ketika mendengar jawaban dari Andy yang sepertinya akan mengijinkan.

"Sama-sama. Kita lanjut sarapan sudah siang."

Sebenarnya Andy tidak ingin Bella pergi, tetapi ia tidak ingin terus-terusan mengekang Bella.

•••

Bel istirahat SMA Garuda telah menggema lima menit lalu dan kini Rezal dan Bella hanya berdua di dalam kelas XI IPS 3.

"Kak."

"Kenapa Bell? Kayak yang gelisah gitu."

"Aku ijin ke Bandung."

"Mau apa?"

"Jenguk Tante Erna."

"Kenapa ijin sama Kakak? Kan itu Tante kamu Bell, Kakak ijinin."

"Tante Erna itu Mamah Adit."

Rezal tak langsung menjawab ia hanya diam sedangkan Bella menunduk fokus pada kotak bekalnya.

"Tante Erna pengen ketemu aku, Kak. Beliau udah aku anggap Mamah sendiri, aku gak bisa nolak. Maaf ya," lanjut Bella tak lupa kini tangannya menggenggam tangan Rezal yang lebih besar dari tangannya.

"Kamu yakin kan cuman ketemu sama Mamah nya bukan anaknya?" tanya Rezal bahkan ia kini dengan tangan yang satu lagi tangannya menggenggam erat tangan Bella yang menggenggamnya, sungguh rasa takut kehilangan Bella singgah begitu saja terlebih saat sore kemarin.

BEL - ZAL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang