17. Cemas

38 2 0
                                    

HAPPY READING♥️

Cemas ku saat kau tak ada kata yang biasa ku sebut dengan kabar

•••

Farah terbingung dengan Bella, biasanya sang putri jam 06.00 sudah stay di meja makan.

"Aza tolong panggilin teteh!"

Aza turun dari kursinya kemudian menuju kamar Bella yang berada di samping kamarnya.

"Teh Bella belum bangun," ucap Aza sambil menaiki kasur empuk Bella.

"Engh..."

"Ya ampun Teh Bella sakit," pekik Aza saat merasakan panas di dahi Bella.

Aza bergegas pergi menuju meja makan dimana sang Mommy dan Daddy berada.

"Mommy, Daddy, Teh Bella panas," adu Aza membuat Farah langsung bergegas menuju kamar sang putri.

"Aza ikut Daddy, ayo kita ke kamar Teh Bella!"

Farah menghampiri Bella kemudian ia memeriksa suhu tubuh sang anak dan benar sekali suhu tubuh Bella meningkat drastis.

"Bella." Farah menggerakkan tangan Bella.

"Mommy.." ucap Bella lemah.

"Teteh gak usah sekolah ya, Daddy kirim surat ke sekolah Teteh. Teteh boong kan kalau Teteh kemarin udah makan, kotak bekal Teteh masih utuh."

Bella belum memakan apapun sejak kemarin, nafsu makannya hilang, pikirannya kacau.

"Maafin Bella," cicit Bella.

"Putri Daddy kenapa?" Andy duduk di samping Bella yang masih terbaring.

"Cuman pusing, terus kayaknya maag Teteh kambuh," jawab Bella.

"Daddy bilang jangan banyak pikiran sayang, kita ke rumah sakit ya?"

"Engga," jawab Bella.

Bella benci bau khas rumah sakit, ia benci bau obat, ia benci semua orang menatapnya khawatir.

"Mommy telpon dokter Deni aja."

Akhirnya Bella pasrah. Ini semua salah dirinya. Tak seharusnya ia menyiksa dirinya sendiri.

•••

Helza harap-harap cemas. Bella belum datang, biasanya sebelum ia datang Bella sudah stay di bangkunya, tapi sekarang tas nya saja tidak ada.

Helza sudah bertanya soal Bella pada Rezal, justru saat ia bertanya pada  Rezal ikut cemas pasalnya dari kemarin ponsel Bella tidak bisa di hubungi. Rezal pikir Bella masih butuh waktu mengenai masalahnya dengan Zaldan.

"Ya ampun Bella, gue cemas setengah mati sumpah."

Terus saja Helza menghubungi ponsel Bella, tapi selalu saja operator yang menjawab.

Sampai akhirnya guru yang mengajar di jam pertama datang, sampai saat itu juga Bella belum datang.

"Alexa."

Hadir Bu.

"Bella."

Tidak ada suara yang menjawab membuat Bu Endah menelusuri semua penjuru kelas dan tak menemukan Bella.

Tok... Tok... Tok...

"Assalammualaikum."

Seorang pria paruh baya memasuki kelas XI IPS 3. Semua murid XI IPS 3 sudah mengenal pria itu, ya itu Andy, Daddy Bella.

BEL - ZAL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang