4. Orang Baru

45 3 0
                                    

Cinta bukan perihal seberapa
lama kita mengenalnya
Namun cinta itu tentang hati
Hati yang merasa nyaman
ketika di dekat nya
Dan tak ingin kehilangan
akan dirinya

■■■

"WHAT?!"

"Helza kebiasaan deh. Kuping gue sakit," keluh Bella seraya mengelus telinganya.

"Hellow... lo ga  paham apa yang gue rasain. Lo dengan entengnya nyeritain kalau bang Rezal bilang suka ke lo. Terus lo cuman diem dan minta pulang. Ini tuh terlalu cepat," ucap Helza.

Bella memang menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi kemarin.

"Nah binggo. Terlalu cepat," ucap Bella.

"Tapi bisa jadi iya. Lo aja pacaran sama mantan lo saat lo kenal baru sebulan," jelas Helza.

"Dih bawa-bawa dia."

"Biar keinget. Gak gue becanda."

"Jadi gimana?"

"Calm. Bang Rezal cuman bilang suka ga minta lo buat jadi pacarnya kan? Yaudah berarti cuman mengungkapkan tanpa meminta lebih," ucap Helza enteng seraya menyedot pop ice coklatnya.

"Lo enteng ngomong gitu. Perasaan gue bimbang nih," ucap Bella seraya menekuk wajahnya.

"Jangan bilang lo suka juga sama Bang Rezal?"

"Gak."

"Saran gue lo jangan terlalu dipikirin Bell. Kalau emang nanti Bang Rezal nembak lo, lo jawab sesuai isi hati lo. Yaudah kelas cuy udah mau masuk."

"Lo tobat Hel?"

•••

Kelas XI IPS 3 kali ini sangat tentram. Tak ada celotehan, tak ada tawa canda. Mereka fokus pada tugas segunung yang gurunya berikan. Sedangkan gurunya? Duduk manis mengawasi mereka.

"Bell pegel tangan gue," keluh Helza.

"Sabar gue juga sama."

"Caelah jahat bener Pak Maman."

"BELLA HELZA."

Sontak suara menggelegar Pak Maman membuat seisi kelas XI IPS3 melirik kearah Bella dan Helza termasuk Zaldan.

"Saya tidak suka ada yang mengobrol ketika kelas saya."

"Iya Pak saya minta maaf," ucap Bella sopan.

"Saya juga Pak," ucap Helza.

"Yasudah lanjutkan tugasnya."

Jika kelas XI IPS 3 tentram maka XII IPA 2 amatlah kacau. Kali ini jamkos. Meskipun mereka anak IPA yang terkenal serius, ambisius akan prestasi dan calm-calm, tapi ada kalanya mereka khilaf. Ya seperti sekarang ini.

Banyak laki-laki yang mabar di pojokan sana, cewek-cewek berselfi ria dengan bermodalkan tembusan cahaya matahari yang sering di juluki "cahaya ilahi", ada pun yang tertidur.

"Ngelamun mulu lo Zal," ucap Bima teman bangku Rezal.

"Banyak pikiran gue."

"Kenapa? Lo punya utang? Caelah lo itu pindahan Singapur pasti lo kaya."

"Bukan lah."

"Terus apa? Cinta?"

"Iya."

"Lo baru aja mau dua hari pindah disini, tapi lo udah nemu yang cocok gitu?"

"Waktu bukan patokan buat kita jatuh cinta Bim. Banyak orang yang ga percaya dengan cinta pandangan pertama, katanya itu klise. Akan tetapi gue saat ini ngerasain itu bro. Gue paling ga bisa mendem masalah sendiri. Sorry gue jadi cerita sama lo."

BEL - ZAL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang