Bagian 5 (Minrene)

3.7K 293 31
                                    

"Aku tanpamu bagaikan ambulans tanpa 'wiuw wiuw wiuw' "
-Mino, 2020-




"Maaf Rene, aku tadi kesiangan gara-gara Mami agak siangan kalo bangunin" Mino terus membujuk pacarnya, Irene Zamora yang sedang marah. Sekarang mereka posisinya ada di dalam mobil Mino, dengan Irene yang terus menatap ke luar jendela dengan tatapannya yang jutek. Lagian Mino sih, udah tau ini tanggalnya Irene lagi datang bulan malah nyari gara-gara. Ya walaupun Mino hanya telat lima menit dari jam jemput biasanya, Irene hari ini kan lagi sensi.


"Reneee.." Mino lebih milih Irene ngomel-ngomel aja ketimbang Irene cuma diam gini, serem soalnya.

Mino mencolek tangan Irene, "Rene, sayangkuu. Jawab dong jangan diem gini" Ucapnya dengan sangat lembut.

Irene tetap tak bergeming, "Rene sayang" Mino menyetir mobilnya dengan satu tangan yang memegang tangan Irene.

Irene menghempas tangan Mino, berarti Irene memang benar-benar sedang marah. Irene tetap pada pandangannya yang menatap luar jendela mobil.

Sesampainya di sekolah pun, Irene langsung membuka pintu mobil, kemudian menutupnya dengan sangat keras. Ia keluar dari mobil Mino tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

'Yaampun Rene, ini tuh mobil mahal. Main nutupnya keras-keras banget' Mino hanya membatinnya, mana mungkin sih Mino berani ngomong gitu ke Irene?

Mino pun langsung membuka mobil dan mengambil langkah cepat untuk mengejar Irene.

Mino mencekal tangan Irene, "Yang, jangan gitu dong, kan aku udah minta maaf ke kamu" Ucapnya selembut mungkin.

Irene menatapnya dengan sangat tajam, "Lepasin gak?" Cekalan tangan Mino pun lepas. Ia agak takut dengan tatapan Irene. "Gak usah ikutin aku!" Kemudian Irene beranjak pergi. Nyai kalo marah nyeremin banget sih.



——-

Mino sekarang sedang pelajaran Ekonomi, pak Dadang yang ngajar. Gurunya itu terkenal sabar, daritadi Mino main hp dibalik buku Ekonominya itu nggak ditegur sama sekali.

Mino nyoba chat Irene, tapi sama sekali nggak di bales. Dibaca pun nggak. Mino jadi mikir, apa Irene masih marah soal tadi pagi ya?

Sampai ia mendapat notif whatsapp.

Wenda :
No
Irene di UKS
Sakit perut dia
Lo sini deh
Soalnya kelas gue ada praktek habis ini

Mino mengernyitkan keningnya, ia hampir lupa jika hari ini Irene sedang bulanan. Tak berfikir panjang ia mengetikkan balasan

Mino :
Otw

Wenda :
No, lo beliin Irene pembalut sekalian
Yg ada sayapnya
Sama kiranti sekalian deh

Mino :
Ok

Mino berdiri dan melangkah maju. "Pak izin ke toilet ya" Setelah pak Dadang mengangguk, ia pun keluar dari kelas.

Dengan berbagai alasan yang dibuat , akhirnya Mino bisa keluar dari sekolah. Untuk membelikan titipan Wenda tadi. Mino juga nggak malu beli itu di supermarket, soalnya ia udah terbiasa disuruh Irene tiap bulannya, emang segitu nurutnya Mino tuh kalo menyangkut tentang Irene. Udah cinta mati soalnya. Apalagi Irene lagi sakit kayak gini, bucin siaga satu lah pokoknya.



———

Mino berjalan sambil menenteng titipan untuk Irene. Ia memasuki UKS dan melihat Irene meringkuk kesakitan, ditemani Wenda sahabat dari Irene. Mino nggak tega ngelihat nyai yang kesakitan.

BlackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang