Bagian 17 (Jenbin)

2.6K 259 14
                                        

"Kadang, bercerita itu bukan ingin mendapatkan solusi. Ada kalanya kita hanya ingin didengarkan"
-Hanbin, 2020-














Hanbin :
Jeni?
Jen?
Jenn?
Nini?

Jeni :
What? Nini?

Hanbin :
Kamu cocok dipanggil Nini

Jeni :
'Kamu'?

Hanbin :
Kan kita lagi pedekatean, masak lo gue sih?😁

Jeni :
Kita? Sejak kapan gue setuju?

Hanbin :
Kamu kan, diem
Diem artinya setuju😁




Dia Rayhan Bintoro, atau yang biasa dipanggil Hanbin. Sudah sekitar dua mingguan semenjak pertemuan mereka di Cafe kala itu, laki-laki itu tiap hatinya mengganggu Jeni. Mengiriminya pesan tiap hari, menghampirinya ketika di kantin, atau menyapanya ketika di sekolah.

Laki-laki itu selalu mengiriminya pesan berkali-kali jika Jeni tak membalasnya. Banyaknya pesan membuat ia malas membuka chat-chat yang masuk. Jeni ini salah satu primadona sekolah yang masih jomblo. Beda dengan Irene, Jesi, Wendy yang sudah memiliki pasangan. Banyak laki-laki yang berusaha mendekatinya, namun tak satupun yang Jeni gubris.

Walaupun Hanbin tiap hari menggangu, entah mengapa Jeni seperti biasa akan hal itu. Padahal, jika perempuan itu mau, ia bisa saja memblock kontak Hanbin karena selalu mengganggunya.

Seperti saat ini contohnya, saat Jeni baru sampai di kelasnya. Ia mendapatkan sekotak susu dan juga roti tawar dengan selai blueberry di dalam tupperware berwarna biru. Tak lupa ada sticky notes yang menempel pada tupperware, begini isinya 'Jgn lupa dimakan, dan jangan diet ya! -Han'.

Jeni menyunggikan senyumnya. Ck, apakah semua laki-laki akan bersikap manis pada semua wanita?

Jeni menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh baper secepat ini. Memangnya Jeni yakin jika laki-laki itu tulus dengannya? Lagipula ini terlalu cepat untuknya menaruh perasaan.

















___

wanita mahal (3)

Jeni :
Jadi nggak ada yg mau nemenin gue nyari buku nih?

Jesi :
Duh sorry, gue ada janji nih, Jen.

Joy :
Apalagi gue, jadwal gue tuh padet ya

Jesi :
Apaan sih lo, Joy. Ikut2 ae. Sono temenin Jeni

Joy :
Heeee gue lagi sibuk ya maemunah

Jeni :
Oke cukup segini aja lah pertemanan kita.
Bilang aja mau ngebucin.
Males gue sama cewek bucin kek kalyan :)
Gaada tas channel

Jesi :
Yahhhhhhhhhh

Joy :
Jen, gue otw yaaaa:((





Jeni memasukkan gawai keluaran terbarunya itu ke saku jaketnya. Jeni berdecak, tentu tak serius dengan ucapannya di grupchat tadi. Ia sedikit menyesali kenapa ia tak memiliki pasangan seperti teman-temannya yang lain. Kan untung juga punya pacar, bisa disuruh-suruh gitu nantinya. Mau menyuruh kakaknya pun, pasti laki-laki itu sedang bucin sama Irene.

Jeni memasuki area toko buku yang dipenuhi dengan pembeli itu. Ia menghela nafasnya, tak terbiasa pergi ke toko buku. Ini semua gara gara Mommynya yang marah melihat nilai ulangan Jeni yang anjlok. Awalnya Mommy menyuruh Jeni untuk bimbel, namun ia malas jika harus mendaftarkan diri. Sebagai gantinya, kemarin ia merengek-rengek kepada Daddynya agar mengijinkannya untuk belajar sendiri di rumah. Alhasil, ia sekarang akan membeli buku pelajaran untuk dipakai belajar. Ini demi blackcard miliknya yang terancam disita oleh Mommynya.

BlackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang