"Sampai kapanpun, mungkin kita tak lebih dari teman"
-Mingyu, 2020-Yerim merasa ada yang aneh dengan Lisa. Perempuan berponi itu hanya diam dan melamun sejak jam pertama tadi. Entah mengapa, Yerim merasa curiga kalau Lisa sedang ada masalah. Yerim yakin, pasalnya Lisa itu tipe orang yang ceria dan nggak bisa diam. Namun, melihat Lisa yang sedari tadi diam dan melamun, membuat Yerim sedikit takut juga.
Yerim tak henti-hentinya mengajak Lisa berbicara meskipun ia tau jika hanya akan dibalas dengan gelengan atau anggukan, pun hanya dengan deheman. Maka dari itu, Yerim ingin mencari tau apa yang terjadi dengan sahabat sekaligus teman sebangkunya ini.
Disinilah mereka bertiga. Yerim, Lisa dan Rose berada di kantin kelas sepuluh. Yerim dan Rose duduk berjajar, sedangkan Lisa berada di hadapan mereka berdua. Posisi mereka mirip seperti Lisa yang akan disidang.
Yerim merasa jengah akan sikap Lisa yang terus-terusan diam. "Lo kenapa sih, Lis?" Lisa tetap diam, terlalu malu untuk mengatakan. Sedangkan Rose menelan ludahnya dengan kasar, ia memang sudah mengetahui tentang masalah apa yang sedang Lisa alami. Yerim menoleh ke arah Rose. "Lo tau nggak sih, Ros?"
"Hmm.." Rose berdehem, menatap Lisa yang ternyata juga menatapnya. Lisa mengangguk, sepertinya ia mengkode bahwa Rose boleh menceritakan semuanya pada Yerim.
Rose akhirnya mulai menceritakan semua yang ia ketahui kepada Yerim. Tanpa ada satupun hal yang perempuan itu tutupi. Yerim melongo, ia menatap Lisa dengan tajam. Mengapa ia yang sering bersama Lisa malah tak mengetahui semua ini?
"Lo berdua konspirasi ya? Nutupin semuanya dari gue" Yerim kesal pada dua orang di dekatnya ini, apa cuma Yerim yang menganggap mereka itu dekat dan nyaris tak ada hal yang ditutupi?
Lisa menatap Yerim. "Gue itu bukannya nggak mau cerita. Tapi lo tau kan, gue sama dia itu cuma sebatas deket. Takutnya nggak jadi, tapi bener kan akhirnya nggak jadi?" Lisa menjelaskan pada Yerim, ia berkata yang sebenarnya.
Yerim berdecak, "Rose, lo juga. Kenapa nggak bilang ke gue? Lo nggak percaya ya sama gue?" Tanya Yerim.
Rose langsung memeluk Yerim dari samping, "nggak, Yer. Aku cuma nurut apa kata Lisa kok. Aku minta maaf ya ke kamu, nggak niat nyembunyiin dari kamu kok. Maafin ya?" Yerim nggak bisa marah sama Rose, soalnya Rose lagi aegyo saat ini. Wajahnya benar-benar mirip chipmunk. Yerim kemudian mengangguk, membuat Rose menghela nafasnya lega.
Yerim beralih pada Lisa, "Jadi, lo sekarang lagi galauin Kak.. siapa sih?" Tanya Yerim pada Rose.
Sebelum Rose menjawab, Lisa sudah mendahului. "Jackson. Nggak lah, ngapain gue galauin cowok kayak dia. Bukan gue banget" Nada bicara Lisa seperti sedang jijik dengan sesuatu.
Yerim memicingkan matanya, "Terus yang bikin lo galau apa? Jangan sok kuat deh, lo"
Lisa memutar bola matanya. "Gue itu cuma jijik aja sama diri gue sendiri. Secara nggak langsung, gue udah jadi perusak hubungan orang lain"
Rose menggelengkan kepalanya. "Nggak, Lis. Kamu kan nggak tau"
"Ya tetep aja sih. Gue yang ceroboh, nggak cari tau dulu orang itu kayak gimana, main deket-deket aja" Lisa menjeda ucapannya, "but...gue paling takut kalau ceweknya ngelabrak dan ngejambak rambut gue. Nggak mau ah jadi Jedun 2.0"
"Nggak usah khawatir. Dari yang lo ceritain, gue nangkep kalo yang salah itu cowoknya. Lo kan nggak tau, cowok itu brengsek ngebuat lo seakan-akan jadi pelakor" Tutur Yerim menenangkan ketakutan sahabatnya ini.
____
Mingyu sedikit tak fokus dengan permainan futsalnya saat ini. Padahal ia sedang bertanding dengan kelas 11 IPA 5. Lantaran informasi yang ia dapatkan dari Yerim lah yang membuat fokusnya buyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet
SaggisticaA story nine girls with her boyfriends Start : 26 Maret 2020 End : -