Bagian 25 (Sungjoy)

2.1K 218 48
                                    

Joy sengaja ke ruang OSIS saat guru Sejarahnya izin tak masuk untuk hari ini, dan secara tak sengaja Sungjae juga tengah berada disini. Walaupun ia hanya akan memperhatikan pacarnya yang sibuk sendiri dengan kegiatannya itu, Joy sudah cukup merasa senang. Melihat wajah tampan Sungjae yang sedang serius dengan jarak sedekat ini sudah membuat hatinya senang. Jika Selgi tau pasti ia akan dikatai 'Bucin' habis-habisan.

"Ke kantin dulu yuk?" Ajak Joy yang mendapatkan gelengan langsung dari Sungjae. Joy mencebikkan bibirnya kesal, susah sekali untuk mengajak pacarnya ini. "Kamu nggak laper emang yang?" Sungjae menggeleng sekali lagi. Joy mendengus, memegangi perutnya yang tengah keroncongan.

Di dalam ruang OSIS terdapat beberapa orang yang sedang sibuk mempersiapkan proposal event untuk ulang tahun Jakarta Internasional School yang akan di selenggarakan kurang lebih dua bulan lagi. Maka dari itu sebagai ketua OSIS Sungjae menjadi makin sibuk.

Salah satu orang yang baru masuk berjalan mendekati Sungjae. "Kak Sean katanya mau bantuin kita bilang ke sponsor-sponsor acara tahun lalu. Lo tenang aja" Sungjae mengangguk lega. Kemudian laki-laki itu berjalan ke sisi kiri tempat dimana beberapa orang sedang duduk. "Di lapangan lagi rame, Sana katanya pingsan tadi"

Ucapan laki-laki itu sontak membuat Sungjae menoleh. "Sana dimana?" Raut wajah laki-laki itu terlihat seperti sedang khawatir.

"Di UKS sekarang" Jawab laki-laki itu.

Sungjae sontak langsung berdiri, namun lengannya segera ditahan oleh Joy yang masih berada di sampingnya. "Kamu mau kemana?"

"Ke UKS" Jawab Sungjae singkat.

"Kenapa kesana?" Tanya Joy, sebenarnya ia sudah mengetahui alasannya. Namun ia ingin laki-laki itu mengakuinya sendiri. "Nemuin Sana, kan?" Joy sangat berharap Sungjae akan mengatakan tidak, meskipun itu sangat tidak mungkin.

Sungjae berdehem. "Iya."

Joy menghela nafasnya. "Kalo aku nggak ngijinin kamu kesana, gimana?" Joy sangat berharap laki-laki itu mau mengikuti keinginannya, paling tidak ada saja satu alasan untuk mempertahankan hubungannya.

Laki-laki itu mengangkat satu alisnya. "Kenapa?"

Joy berdehem. "Hmm.. aku cemburu, Sungjae" Ia menjeda kalimatnya sejenak. "Dulu aku pernah sakit di UKS, tapi... kamu nggak nemuin aku sama sekali" Joy mengumpulkan keberanian untuk berbicara. "Sana cuma temen kamu, tapi kamu selalu ngasih dia perlakuan istimewa. Yang bahkan nggak kamu kasih ke aku, pacar kamu sendiri"

"Sana sahabat aku." Ucapnya sebagai pembelaan. Sungjae kemudian melepas tangan Joy yang tengah menahan lengannya.

"Kalo kamu pergi kita putus!" Teriak Joy yang membuat seluruh orang disana menatap kearah mereka berdua.

"Joy.. maaf sebelumnya. Tapi kayaknya aku perlu ngomong ini sama kamu" Sungjae diam sejenak, kemudian menghela nafasnya dalam. "Aku dulu nerima kamu karena...waktu itu Sana lagi deket sama seorang cowok, aku cemburu. Dan karena kecemburuanku waktu itu, dengan bodohnya aku manfaatin kamu buat manas-manasin Sana" Joy merasa hatinya seperti diremas dengan sangat keras. "Aku tau kamu pasti mau bilang aku kekanak-kanakan. Iya emang gitu Joy, maafin aku."

Joy tertawa miris. "Dan sekarang Sana udah putus sama cowok itu, itu hal yang ngebuat kamu bingung karena pada saat ini kamu masih terikat sama aku?"

"A-Aku cuma pengen selalu ngelindungin dia. Sana sahabat aku dari kecil" Sungjae merasa bersalah pada Joy. "Aku salah, aku minta maaf karena udah ngelibatin kamu kedalam hubunganku dengan Sana"

Joy menahan sesak di dalam dadanya, bulir air matanya ia tahan mati-matian agar tak tumpah. Ia harus kuat. "Oh gitu..kamu boleh kok nemuin Sana" Sungjae menatap Joy, menunggu apa yang akan dikatakan oleh perempuan itu. "Karena mulai detik ini, kita putus." Joy melangkah keluar ruangan yang paling dibencinya mulai hari ini. Namun saat sudah sampai ambang pintu. Joy kemudian berbalik, "Perlu kamu ingat. Aku yang ninggalin kamu, bukan kamu yang ninggalin aku. Goodbye" Joy berjalan dengan sangat tenang.

BlackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang