Bagian 19 (Wenyeol)

2.9K 262 33
                                        

"Kalau udah nggak saling percaya lagi, buat apa dilanjutin?"
-Wendy, 2020-














Kira-kira sudah sekitar delapan hari Chandra sama Wendy nggak saling teguran. Di hari-hari awal sejak pertengkaran mereka tempo hari, Wendy berusaha buat ngejelasin semuanya ke Chandra. Saat itu Chandra masih bebal, belum mau mendengarkan penjelasan Wendy. Setelah hari keempat usai pertengkaran itu, Wendy mulai memberi jarak karena laki-laki itu tak kunjung memberi respon. Namun, justru Chandra lah yang dibuat kelimpungan dan kebingungan saat Wendy mulai nggak ngejar dia lagi.

Hal itu pula yang mengantarkan seorang Chandra Elvano meminta tolong pada seorang Mino Aditya Punjabi. Iya, Chandra ingin curhat pada laki-laki itu. Mino kan bucin banget sama Irene, jadi ia pasti mengerti tentang masalah seperti ini.

Kemudian Chandra mengambil gawainya, terlihat mengetikkan sesuatu pada benda berbentuk persegi panjang tersebut.


Chandra :
Oi sini lo
Gue mau ngomong

Mino :
Knp ?
Gue lagi sama Irene, ada Wendy juga
Napa emang?

Chandra :
Wendy ngapain sm lo berdua?

Mino :
Nebeng lah.
Ya lo pikir aja, pas lo marahan sm Wendy, siapa yang nebengin antar jemput cewek lo ini tiap hari? Gue lah.

Chandra :
Ck, gue kira sama Minhyun

Mino :
Gausah kek anak kecil deh lo
Gue anterin ciwi2 ini pulang dulu
Habis ini gue samperin lo

Chandra :
Ok



Setelah sekitar lebih dari setengah jam, akhirnya Mino datang juga ditempat janjiannya sama Chandra. Tentunya setelah mengantar Irene dan Wendy pulang dengan selamat.

Mereka berdua sekarang berada di warung Mbok Wati, tempatnya nggak terlalu jauh dari sekolah mereka. Tempat ini biasanya juga ramai anak JHS, karena nasi pecelnya yang terkenal enak. Tempat makannya pun bersih, pengolahannya juga higienis, jadi nggak perlu khawatir bakalan sakit perut.

Mino sebel banget sama laki-laki yang ada di sampingnya ini. Katanya ingin cerita, tapi sejak kedatangan Mino sepuluh menit yang lalu, laki-laki berperawakan tinggi itu tak membuka suara sama sekali. Mengganggu aktivitas perbucinannya sama Irene. Ingin sekali ia menggetok kepala laki-laki yang sedang asyik merokok ini. Gimana kalau ketahuan Wendy, entah kayak apa dramanya nanti. "Anjirrr asap rokok lo nih" Mino menggerutu sebal. "Kalo lo nyuruh gue kesini cuma buat lihat lo ngerokok, mending gue pacaran sama Irene aja, enak" Mino hendak beranjak pergi.

Chandra membuang puntung rokok, kemudian menginjaknya agar apinya padam. "Anjir gue pusing banget" Mendengar Chandra yang membuka bersuara, Mino akhirnya kembali duduk. "Wendy sama sekali nggak coba nemuin gue" Chandra mengawali sesi curhat kali ini, ia memang membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah.

"Kayak anak perawan aja sih lo, minta dikejar" Cibir Mino, terkadang sahabatnya ini masih bersikap layaknya anak kecil. "Lagian lo sih, Wendy udah ngejelasin lo ngehindar, giliran Wendy nya ngasih jarak lo yang kebingungan. Kayak cewek lo"

Laki-laki bertubuh tinggi itu sepertinya sedikit tersinggung. "Gue emosi kemarin" Kilas balik pertengkarannya dengan Wendy masih terekam jelas dalam memorinya. "Gue cemburu banget ngeliat Wendy dianter pulang sama cowok lain. Gue benci banget liatnya"

BlackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang