Levi berdiri di depan rumah yang sangat sederhana namun indah. Sangat jauh berbeda dari rumah nya yang besar, luas, dan mewah.
"Ayo masuk. Tunggu-"
Levi berhenti lalu menatap pria itu sambil mengangkat sebelah alis nya seolah bertanya.
"Ada apa?"
Pria itu melihat Levi "Siapa namamu dik?"
Levi adalah anak yang mudah marah selain Irra tapi tidak separah kakak cabe merahnya itu. "Levi. Panggil saja begitu"
"Nama belakangmu ada?"
Levi tidak menjawab. Kalau dia menjawab maka keluarga ini akan tau kalau dia berasal dari keluarga yang sangat terpandang.
"Tidak ada. Tuan ayo masuk" ajak nya. Pria yang Levi panggil Tuan itu tertawa.
"Jangan panggil Tuan, panggil saja kak Akram" kata nya dengan ramah seraya mengizinkan Levi untuk masuk.
[Oke disini aku masukin Kebajikan juga tapi bakal fokusin ke Dosa nya bukan Kebajikan nya. Disini aku ingetin lagi, mereka ini manusia bukan Roh namun mereka ini mewataki sifat masing-masing Roh Dosa dan Kebajikan]
"Hai semua! aku pulang" biasa nya yang suka seperti ini kak Gurra dan kak Ria. Tiba-tiba dia merindukan dua kakak nya itu.
"Akram kau sudah pu-" kata-kata pemuda bersurai oranye itu terpotong ketika melihat Levi.
"Itu siapa yang di sebelahmu?" orang ini tidak selembut Akram, pikir Levi.
Akram berjalan mendekati pemuda bersurai oranye itu lalu berbisik sesuatu yang tidak di mengerti oleh Levi jadi dia memilih diam saja.
Pria itu mengangguk dan dalam hitungan detik raut wajah pemuda bersurai oranye itu langsung berubah ramah.
"Ada apa dengan orang ini?" batin Levi.
"Namamu Levi kan? nama yang bagus sekali!" orang ini suka memuji rupanya, Levi kembali berfikir tentang pemuda yang berdiri di hadapannya saat ini.
"Kenalkan, namaku Argent. Panggil saja kak Gent" Argent berkata sambil mengulurkan tangannya, bermaksud berjabat tangan.
Levi membalas tangan Argent yang sedang tersenyum. Dari ujung rumah terdengar suara seorang gadis yang berteriak ketakutan dan ada juga yang berteriak marah.
"OH MY GOOD! ADA TIKUS KYAAAA!! AKU TIDAK SUKA HEWAN MENJIJIKAN! PERGI KAU! MENJAUH DARI KU YANG SUCI INI!" Levi bergidik mendengar penuturan gadis itu. Lebay dan terlalu percaya diri.
"YAK! CHASTY! KAU TIDAK USAH BERTERIAK BEGITU JUGA! BIKIN KAKAK TERBANGUN DARI MIMPI INDAHKU!"
"SEPENTING ITU KAH MIMPIMU KAK KIN-CHAN? SUNGGUH AKU TIDAK SUKA DI KEJAR TIKUS BEGINI!"
terdengar lagi suara dari arah kamar, membalas perkataan gadis bernama Chasty yang sok suci itu.
"YA! AKU BARU BERMIMPI MENYELESAIKAN ANIME YANG KE 158 KALI! ITU HAL YANG LANGKAH BUATKU! DAN KAU MALAH MEMBANGUNKAN KU DENGAN TERIAKAN TARZANMU ITU!"
Baiklah. kalau di samakan gadis yang bernama Chasty itu akan sangat cocok dengan kak Ria, sama-sama lebay. Sedangkan gadis di kamar yang bernama Kin-Chan, tunggu...apakah dia dari Jepang? ah, Levi tidak peduli. Gadis bernama Kin-Chan itu lebih mirip kak Gurra yang sama-sama menyukai Anime. setidaknya begitu pikit Levi.
"Ya ampun mereka berkelahi lagi! CHASTY! KIN-CHAN! INI SUDAH MALAM JANGAN BERTERIAK!"
"KAU PUN BERTERIAK JUGA KAK GENT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Brother, Levi [Desime]
General FictionStory seorang anak laki-laki yang kehidupannya seolah di permainkan takdir. [Notes : Envy sebagai Levi disini anak terakhir. Gue gamau nurut ama di webtoon yang ngenalin dia sebagai kakak kedua setelah Pride. Intinya Envy or Levi itu anak terakhir a...