08.45 PM
Malam ini Ava muntah-muntah lagi, kalau di ingat kembali sudah 6 kali Ava muntah sejak tadi subuh. Bermula saat Rion ingin ke toilet pada subuh hari, dia tidak sengaja mendengar suara orang yang sedang muntah-muntah dari dalam kamar adik ketiga nya, Avarie.
Dengan cepat dia membuka pintu kamar itu dan menemukan adiknya yang berada dalam kamar mandi sedang mengeluarkan isi perutnya, lumayan banyak. Ketika di tanya ada apa, dia akan menjawab kalau dia baik-baik saja dan hanya masuk angin.
Dia juga sering sakit kepala secara tiba-tiba dan kadang-kadang mimisan. Tidak hanya itu saja, kadang perubahan mood nya sangat cepat, dia juga 3 hari ini mendapatkan masalah soal penglihatan yang agak kabur katanya. Tentu itu membuat keluarga Bart khawatir Rion ingin membawa Ava ke rumah sakit namun Ava menolak katanya dia baik-baik saja padahal sebenarnya kondisi tubuhnya jauh dari kata baik-baik saja.
Seperti saat ini jam 08.45 malam dia mengulangi hal yang sama yaitu muntah, sakit kepala, perubahan mood, dan juga penglihatannya yang suka kabur. Padahal sebelumnya mata gadis itu baik-baik saja. Karena kondisi Ava keluarga Bart menjadi sibuk melakukan ini itu juga para pembantu.
Bahkan Acedia yang semulanya marah karena konsolnya rusak kini menjadi cemas dan khawatir akan kesehatan adik pertamanya ini belum lagi adik bungsunya yang tak kunjung kembali tambah membuat kepalanya ingin meledak.
Bi Emma selaku kepala pelayan di rumah ini sibuk membuatkan bubur untuk Ava. Rion dan Irra mau membawa Ava ke rumah sakit tapi gadis berambut blonde ini bersikeras mengatakan bahwa dia tidak apa-apa. Seolah tidak mau pergi ke rumah sakit.
"Tapi kau harus ke rumah sakit Ava" bujuk Rion saat mendapati adiknya yang sedang membersihkan mimisan nya di bantu dengan Bi Eva salah satu pembantu di rumah itu.
"Tidak kak. Aku baik-baik saja" Rion dan Gurra yang mendengar itu menghela nafas dan berusaha membujuk gadis bermata emas itu agar mau ke rumah sakit setidaknya untuk di periksa ada apa sebenarnya.
"Kak Ava dengarkan aku. Kakak kau tidak boleh seperti itu, kau sedang sakit dan kondisi tubuhmu sangat jauh dari kata baik-baik saja" kata Gurra seolah menekan di kata baik-baik saja.
Ava hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan membersihkan hidungnya yang di bantu Bi Eva. Ria datang membawa bubur untuk Ava dan berniat menyuapinya namun di tolak oleh sang kakak.
"Tidak perlu Ria, kakak bisa" Ria menaruh mangkuk bubur itu di sebelah Ava dan menatap kakak keempat nya itu dengan rasa prihatin.
"Kak, ayo kita ke rumah sakit. Aku tidak tega melihat kondisi kakak yang seperti ini" Ria mendapat gelengan pelan dari sang kakak.
"Avarie Bart jangan keras kepala" semua orang menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah, Irra putra kedua Tuan Bart. Jika Irra sudah memanggil dengan nama lengkap seperti itu tandanya dia sedang serius.
"Iya kak. Aku mau makan dulu" Ava berdiri sambil membawa mangkuk bubur ke meja makan. Tapi baru beberapa langkah tiba-tiba seluruh orang rumah di kagetkan dengan sebuah suara yang berasal dari arah Ava.
PRANGGG...
"AVARIEEE!"
"KAK AVAAA!!"
***
Malam ini rumah yang sederhana itu di isi lagi dengan keributan dan kebisingan di meja makan. Siapakah pelakunya? siapa lagi kalau bukan Argent, Akram, Kin-Chan, dan Chasty. Sebenarnya Akram tidak mau ikut-ikut karena dia cinta damai tapi, Argent mengikut sertakan dia dalam perang mulut ini walaupun dia tidak minat untuk mengeluarkan suara.
Aleah, Phaysie, Volentia, dan Levi hanya diam dan sibuk dengan makanan masing-masing sesekali tiga bersaudara itu menghentikan perdebatan yang tak kunjung habis itu walaupun ujung-ujungnya masih ngulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Brother, Levi [Desime]
Ficción GeneralStory seorang anak laki-laki yang kehidupannya seolah di permainkan takdir. [Notes : Envy sebagai Levi disini anak terakhir. Gue gamau nurut ama di webtoon yang ngenalin dia sebagai kakak kedua setelah Pride. Intinya Envy or Levi itu anak terakhir a...